Para Capres Independen Menantang Duopoli Demokrat-Republik di Pilpres AS
Politisi Partai Hijau, pengacara lingkungan, dan ahli filsafat tampil di barisan calon independen, melawan Trump-Biden.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Dua partai besar di Amerika Serikat, Partai Republik dan Partai Demokrat, hampir selesai menetapkan nama bakal calon presiden yang akan berlaga pada pemilihan umum, 5 November 2024. Namun, di luar duopoli itu muncul nama-nama penantang yang ingin menguji keberuntungan dalam pemilihan kepala negara adidaya itu.
Calon yang baru mengumumkan diri pada Minggu (18/2/2024) waktu setempat atau Senin (19/2/2024) waktu Indonesia adalah Jill Stein (73) dari Partai Hijau. Di laman resminya, Stein mengatakan, ia ingin mengedepankan hak-hak kelompok pekerja, melakukan mitigasi krisis iklim, dan menerapkan kebijakan politik luar negeri antiperang.
”Sudah cukup AS berjibaku dengan dua kandidat zombi dari dua partai zombi. Harus ada perubahan yang nyata dan mendasar di dalam cara negara ini berjalan,” kata Stein ketika diwawancara oleh televisi NewsNation pada Januari 2024.
Dua zombi yang ia maksud adalah Joe Biden (81) dan Donald Trump (77). Adapun partai zombi merujuk kepada Partai Demokrat dan Partai Republik.
Stein berpendapat, duopoli partai itu sudah terbukti berdampak buruk bagi keberlangsungan AS. Negara itu memerlukan pandangan dan pendekatan baru mengenai caranya mengatur diri sendiri serta membangun relasi internasional.
Stein bukan wajah baru dalam pertarungan pilpres AS. Ia pernah berlaga pada tahun 2016 melawan Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Dalam pilpres 2016, Stein mengumpulkan 1 persen suara. Meskipun begitu, di negara-negara bagian yang suaranya mengambang, dukungan terhadap Stein lebih tinggi dibandingkan margin kemenangan Trump atas Clinton.
Kuda hitam kedua adalah Robert F Kennedy Jr. Ia seorang pengacara lingkungan. Ia maju di bursa capres AS sebagai calon independen.
Sesuai dengan marganya, Kennedy berasal dari wangsa politik elite di AS. Pamannya adalah John F Kennedy, Presiden AS 1961-1963. Sosok Kennedy kontroversial di masyarakat AS. Ketika pandemi Covid-19 melanda, ia termasuk orang yang menentang pemberian vaksin dengan menggunakan berbagai teori konspirasi sebagai alasan.
Namun, ia juga memiliki sejumlah sisi positif. Kennedy dikenal sebagai praktisi hukum yang berpihak kepada kelompok-kelompok minoritas. Ia pernah mewakili sejumlah suku masyarakat adat di Amerika Latin menggugat pemenuhan hak atas lahan ulayat.
Sesuai dengan marganya, Kennedy berasal dari wangsa politik elite di AS. Pamannya adalah John F Kennedy, Presiden AS 1961-1963.
Di Kanada dan Chile, Kennedy memperjuangkan keterlibatan masyarakat adat dalam bernegosiasi dan menetapkan pengelolaan berbagai tambang agar kerusakan alamnya terkendali dan penduduk lokal turut menikmati pemberdayaan. Ia juga sangat militan dalam menyerukan peralihan energi fosil ke energi terbarukan.
”Dari segi idealisme, Kennedy paling nyambung dengan angkatan milenial dan generasi Z. Hanya dia yang membicarakan mengenai transparansi tata kelola pemerintahan, tanggung jawab fiskal, dan pengembangan perekonomian yang berbasis ekonomi hijau,” kata Charlie Kolean, ahli strategi dari firma konsultasi politik RED PAC.
Calon independen ketiga adalah Cornel West, ahli filsafat yang pernah mengajar di Universitas Yale, Harvard, dan Princeton. Meskipun seorang Afro-Amerika, West sangat kritis terhadap Presiden Barack Obama selama dua masa jabatannya.
West juga seorang pegiat hak asasi manusia. Ia menilai pemerintahan Obama tetap sangat condong pada kepentingan kelas elite ekonomi dan ras kulit putih.
Calon independen ketiga adalah Cornel West, ahli filsafat yang pernah mengajar di Universitas Yale, Harvard, dan Princeton.
West menganggap dirinya sebagai seorang sosialis non-Marxis. Ia juga keras mengkritik keputusan Akademi Swedia memberi anugerah Nobel Perdamaian kepada Obama yang jelas-jelas mengamini perang di Timur Tengah dan Afghanistan.
”Perilaku kapitalis rasialis ini mengancam keberlanjutan umat manusia dari semua jenis ras. Harus ada rekonstruksi ekonomi yang melibatkan semua aspek masyarakat, terlepas dari latar belakang etnis dan ekonomi agar tercipta struktur ekonomi yang bisa menyejahterakan semua yang bersifat terbarukan dan bukan ekstraktif,” tutur West ketika diwawancara oleh NJ.com, 5 Februari 2024.
Terlepas dari relevansi visi dan misi mereka bagi para pemilih muda AS yang majemuk dan dinamis, para pengamat politik mengingatkan bahwa keberlangsungan kesempatan para kandidat independen ini untuk berlaga tergantung kepada kekuatan donasi para pendukung. Akan ada kampanye yang memerlukan sokongan dana besar.
Dalam sejarah AS, Presiden Theodore Roosevelt memutuskan keluar dari Partai Republik pada tahun 1912 dan berlaga sebagai calon presiden independen. Ia kalah oleh Woodrow Wilson dari Partai Demokrat.
Kevin Wagner, ahli hukum tata negara Universitas Florida Atlantic, menjelaskan dalam surat kabar Palm Beach Post, 16 November 2023, bahwa politikus berpengalaman sekalipun tidak pernah menang jika maju sebagai calon independen. Bagaimanapun, negara-negara bagian di AS telah dikuasai oleh duopoli Republik dan Demokrat. Mayoritas memilih sesuai partai, terlepas orang yang menjadi calonnya.
”Meskipun begitu, keberadaan calon independen penting karena menjaga keseimbangan demokrasi dan menunjukkan fakta bahwa kebutuhan dan keinginan masyarakat AS jauh melebihi yang ditawarkan calon dari Republik dan Demokrat,” ujar Wagner. (AFP)