Demi Gaet Para Pemilih Muda, Biden Pun Tergoda Main Tiktok
Demi menggaet pemilih muda, Presiden AS Joe Biden mulai berkampanye dengan Tiktok yang pernah dilarangnya di AS.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
WASHINGTON, MINGGU - Meski pemerintahan yang dipimpinnya melarang penggunaan platform Tiktok pada peranti-peranti lembaga federal, Presiden AS Joe Biden menggunakan media sosial itu untuk berkampanye. Ia menggunakan aplikasi Tiktok untuk menggaet simpati para pemilih berusia muda.
Biden maju lagi dalam pemilihan umum presiden pada November 2024. Ia kemungkinan akan menghadapi Donald Trump, presiden pendahulunya yang dia taklukkan pada pemilu presiden 2020, dari Partai Republik. Demi merebut suara dari para pemilih, terutama dari kalangan muda, Biden memanfaatkan Tiktok sebagai sarana kampanye.
Dalam unggahan perdana di Tiktok dengan durasi 26 detik, Minggu (11/2/2024) waktu AS atau Senin WIB, Biden tampak melakukan tanya jawab seputar laga National Football League (NFL) Super Bowl.
Ia juga ditanya, apakah ketenaran penyanyi Taylor Swift bisa dimanfaatkan untuk mendukung Biden. Namun, dengan guyon, Biden menjawab, dirinya akan mengandalkan teori konspirasi.
Penggunaan Tiktok oleh Biden membuat Biro Investigasi Federal AS (FBI) dan Komisi Komunikasi Federal beraksi. Mereka mengingatkan tentang aspek keamanan dan peretasan data pribadi.
Kedua lembaga itu menyebut pemilik Tiktok, perusahaan asal China, ByteDance, kemungkinan akan membagikan data pengguna melalui otorisasi Pemerintah China. Data yang dibagikan, antara lain, meliputi riwayat penelusuran, lokasi, hingga pengidentifikasian biometrik.
Peringatan tersebut ditanggapi dengan penjelasan bahwa Presiden Joe Biden tidak mengelola sendiri akun Tiktoknya. Tim kampanye Biden-lah yang akan mengelola akun itu.
Pejabat tim kampanye Biden mengatakan, tim sudah melaksanakan tindakan pencegahan dan menerapkan protokol pengamanan untuk menjamin keamanan. Mereka tidak memerinci tindakan itu. Mereka juga tidak memberikan informasi, apakah tindakan itu untuk melindungi data kampanye atau data pemilih.
Pada 2022, Biden melarang hampir 4 juta pegawai pemerintah federal menggunakan Tiktok pada perangkat-perangkat yang dimiliki badan-badan pemerintah. Tiktok dikecualikan untuk penggunaan terbatas guna penegakan hukum, keamanan nasional, dan penelitian keamanan.
Pada 2022, Biden melarang hampir 4 juta pegawai pemerintah federal menggunakan Tiktok pada perangkat-perangkat yang dimiliki badan-badan pemerintah.
Komite Penanaman Modal Asing AS, yang dikenal biasa bertindak penuh rahasia dan berwenang penuh, selama bertahun-tahun juga menyelidiki aplikasi tersebut.
Aspek keamanan penggunaan Tiktok menjadi perhatian ketika pada 2017 Pemerintah China menerapkan undang-undang yang mensyaratkan perusahaan-perusahaan untuk menyerahkan data personal yang relevan dengan keamanan negara. Untuk Tiktok, belum ada bukti bahwa Tiktok sudah menyerahkan data yang dimaksud.
Meski demikian, kekhawatiran muncul karena Tiktok juga menghimpun data, sama seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan media sosial lainnya.
Harian AS, The Washington Post, mengutip pengelola akun Biden, @bidenhq, melaporkan, konten-konten Biden akan muncul secara teratur di Tiktok. Selain itu, konten kampanye Biden juga muncul melalui sejumlah platform media sosial, antara lain Threads, Instagram, Facebook, X, dan Truth Social yang dibuat Trump.
”Kekaisaran Romawi akan menjangkau para pemilih di mana pun mereka berada. (Apakah aku melakukan hal yang benar)?” kata Rob Flaherty, wakil manajer kampanye untuk kampanye Biden.
Frase ”Kekaisaran Romawi” telah menjadi meme bermakna seseorang yang memberikan perhatian lebih pada sesuatu dan tidak bisa berhenti memikirkan hal itu.
Menjelang pemilihan umum presiden, tim kampanye Biden memprioritaskan interaksi media sosial dan agenda-agenda kecil yang dihadiri Biden untuk menjangkau pemilih yang diyakini tidak menjadi perhatian media-media arus utama.
Tim Biden bekerja keras terkait penggunaan meme yang berkorelasi dengan pemilih muda. Karakter (avatar) Biden di Tiktok dihadirkan dalam foto hitam dan putih dengan mata laser, gaya foto yang dipopulerkan melalui meme ”Dark Brandon” yang memotret Biden sebagai superhero.
”Anak muda seantero negeri sudah menunggu momen ini,” kata Aaron Parnas, kreator konten politik gen Z. ”Presiden menjumpai kita di mana pun kita berada dan kita akan membantunya.”
Tim kampanye dan Gedung Putih juga menjangkau orang-orang yang berpengaruh melalui media sosial yang dinilai bisa menggaungkan pesan Presiden. (AP)