Negara Bagian di AS Resmi Larang Warganya Main Tiktok
Dengan aturan ini, Apple dan Google harus menghapus Tiktok dari toko aplikasi mereka. Jika tidak, perusahaan juga bisa dikenai denda harian.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
HELENA, KAMIS — Montana menjadi negara bagian pertama di Amerika Serikat yang melarang media sosial Tiktok sepenuhnya di seluruh wilayah. Gubernur Montana Greg Gianforte, Rabu (17/5/2023), secara resmi menandatangani aturan yang menghapuskan penggunaan Tiktok, aplikasi milik perusahaan teknologi China, Bytedance.
”Hari ini Montana mengambil tindakan paling menentukan untuk melindungi data pribadi dan informasi personal sensitif milik warga agar tidak dipanen Partai Komunis China,” kata Gianforte dalam pernyataan.
Aturan baru di Montana ini melarang pengunduhan Tiktok di seluruh negara bagian. Pihak mana pun yang menawarkan akses atau pengunduhan Tiktok akan didenda 10.000 dollar AS (sekitar Rp 148 juta) per hari. Meski demikian, hukuman ini tidak diterapkan pada individu.
Dengan aturan ini, Apple dan Google harus menghapus Tiktok dari toko aplikasi mereka. Jika tidak, perusahaan juga bisa dikenai denda harian.
Langkah ini diperkirakan akan ditantang secara hukum dan menjadi ujian bagi AS yang menginginkan bebas Tiktok. Juru bicara Tiktok, Brooke Oberwetter, menyebut aturan oleh Montana melanggar hak rakyat sesuai amendemen pertama. ”Kami ingin meyakinkan warga Montana bahwa mereka bisa terus menggunakan Tiktok untuk mengekspresikan diri, mencari penghasilan, dan menemukan komunitas karena kami terus bekerja untuk mempertahankan hak pengguna kami di dalam dan di luar Montana,” katanya.
Montana mulai melarang aplikasi Tiktok di gawai milik pemerintah pada akhir Desember 2022. Kala itu Gianforte mengatakan, Tiktok berisiko signifikan pada data milik negara bagian. Lebih dari separuh negara bagian di AS dan pemerintah federal telah melarang hal serupa.
Pada Rabu, Gianforte juga mengumumkan larangan penggunakan aplikasi media sosial yang terkait dengan ”musuh asing” pada peralatan milik negara bagian. Kalangan bisnis di negara bagian tersebut juga menghadapi larangan yang sama. Aturan berlaku per 1 Juni 2023. Selain Tiktok, aplikasi yang dilarang mencakup WeChat, yang perusahaan induknya berada di China, serta Telegram Messenger yang didirikan di Rusia.
Para penentang kebijakan oleh pemerintah negara bagian ini berlebihan. Menurut mereka, warga Montana bisa dengan mudah menyiasatinya dengan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN), layanan yang melindungi pengguna internet dengan mengenkripsi lalu lintas data mereka, mencegah pihak lain mengamati penjelajahan di internet.
Melawan balik
Tiktok menyatakan akan melawan balik larangan di Montana, bersama pemilik usaha kecil yang menggunakan aplikasi itu untuk iklan dan membantu pertumbuhan bisnisnya dengan merangkul lebih banyak pelanggan. Video-video lucu disertai kemudahan penggunannya membuat Tiktok mendapatkan popularitas luas. Raksasa teknologi AS, seperti Snapchat dan Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, menganggapnya sebagai pesaing berat.
Meski anggota parlemen Negara Bagian Montana antusias dengan larangan itu, para pakar menyebut pemerintah harus mempertahankan aturan itu di pengadilan. NetChoice, grup perdagangan yang meliputi Google dan Tiktok, menyebut larangan itu tidak konstitusional. ”Ini jelas pelanggaran konstitusi, yang melarang pemerintah membatasi rakyat Amerika mengakses kebebasan berbicara secara daring lewat laman atau aplikasi,” ujar Carl Szabo, Wakil Presiden NetChoice, dalam pernyataan.
Pemerintah juga mendapat kritik luas dari kelompok advokasi dan pengguna Tiktok yang tidak ingin aplikasi favorit mereka dilarang. Tiktok telah merekrut pemengaruh dan usaha kecil yang menggunakan platform tersebut untuk menentang larangan itu. Di luar mereka, tak sedikit pula pihak yang khawatir atas larangan tersebut.
Adam Botkin (22), mantan pemain football dan alumnus Universitas Montana, mengatakan, larangan itu menakutkan bagi dia sebagai pencipta konten. Botkin memiliki hampir 170.000 pengikut di Tiktok. Ia sebagian besar mengunggah video pendek dirinya mempertunjukkan tendangan football.
Dia bisa memperoleh uang ribuan dollar AS per bulan dari jenama-jenama yang mencari pasar produk mereka lewat akun media sosial, termasuk Instagram yang kini memiliki 44.000 pengikut. ”Kalian harus beradaptasi dan berevolusi dengan bagaimana hal-hal sekarang berlaku. Jadi, jika saya harus beradaptasi dan bergerak, itu yang saya lakukan,” katanya.
Pembicaraan tentang larangan Tiktok telah beredar sejak tahun 2020, saat mantan Presiden AS Donald Trump berupaya melarang perusahaan itu beroperasi di AS melalui perintah eksekutif yang akhirnya dihentikan di pengadilan federal. Pemerintahan Presiden Joe Biden awalnya melupakan rencana itu, tetapi akhir-akhir ini mengancam akan melarang aplikasi itu jika pemilik perusahaan di China tidak menjual saham mereka.
Tiktok tidak menghendaki kedua pilihan itu dan berupaya membuktikan aplikasi itu bebas dari campur tangan atau manipulasi Pemerintah China. Perusahan itu juga merilis rencana keselamatan data yang disebut Project Texas untuk meredakan kekhawatiran Washington. Pada saat yang sama, sejumlah anggota parlemen juga menyebut upaya melarang pengambilan data harus mencakup semua perusahaan media sosial, tidak hanya satu.
Senator dari Partai Republik, Rand Paul, menghalangi usulan undang-undang yang akan melarang Tiktok secara nasional. Sebab, langkah itu akan melanggar konstitusi dan memicu kemarahan jutaan pemilih yang menggunakan Tiktok.
Larangan di Montana muncul di tengah gerakan untuk membatasi penggunaan media sosial di kalangan anak-anak dan remaja. Sejumlah rancangan undang-undang beredar di kongres untuk mengegolkan isu tersebut, termasuk larangan bagi semua anak di bawah usia 13 tahun untuk menggunakan media sosial dan mensyaratkan izin dari wali bagi pengguna di bawah 18 tahun untuk membuat akun. (AP/AFP)