Ilmuwan Temukan Jalan Pemanfaatan Atom Ramah Lingkungan
Limbah nuklir selama ini menjadi momok penggunaan atom sebagai sumber EBT. Reaktor fusi EUROfusion membalikkannya.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Sejumlah ilmuwan dan insinyur Inggris menemukan jalan penggunaan nuklir sebagai sumber energi baru terbarukan dan bebas kekhawatiran di masa depan. Hasil ini bisa menjadi langkah awal penggunaan sumber energi bersih yang tak terbatas.
Para ilmuwan dan insinyur itu menghabiskan waktu di laboratorium Joint European Torus (JET) di kota Oxford, Inggris. Pada Kamis (8/2/2024), mereka berhasil melakukan percobaan energi fusi nuklir yang mencatatkan waktu terlama.
Dengan waktu sekitar 5 detik, reaksi fusi nuklir di dalam mesin yang disebut tokamak mampu menghasilkan energi fusi sebesar 69 megajoule. Jumlah energi sebesar itu cukup untuk mengalirkan listrik ke 12.000 rumah dalam waktu yang sama.
Menteri Energi Nuklir Inggris Andrew Bowie, seperti dilaporkan laman kantor berita BBC, menyebut hal ini sebagai sebuah kemajuan. Catatan waktu itu menjadi yang terlama dalam uji coba oleh 300-an ilmuwan dan insinyur yang tergabung dalam EUROfusion.
CEO EUROfusion Ambrogio Fasoli mengatakan, keberhasilan itu akan menjadi landasan pengembangan teknologi eksperimen reaktor fusi ke depan. ”Hal ini menambah rasa percaya diri para ilmuwan dan insinyur Eropa untuk mengembangkan energi fusi,” kata Fasoli dalam pernyataan.
Secara sederhana, reaksi fusi yang menjadi fokus eksperimen di EUROfusion adalah penggabungan dua unsur atom untuk membentuk unsur yang lebih berat. Ini berbeda dengan reaktor nuklir lain yang menggunakan reaksi fisi, yakni pemecahan atom menjadi dua unsur yang akan menghasilkan energi.
Dalam eksperimen di laboratorium JET, mereka menggunakan unsur deuterium dan tritium, yang merupakan varian hidrogen, untuk digabung dan menciptakan energi. Untuk bisa menghasilkan energi, tim peneliti menaikkan suhu ruang di dalam tokamak hingga 150 juta derajat celsius, sekitar 10 kali lebih panas dari suhu inti matahari.
Tritium bersifat radioaktif (pemancar beta), tetapi waktu paruhnya pendek. Ia hanya digunakan dalam jumlah sedikit sehingga tidak menimbulkan bahaya serius.
Panas ekstrem kemudian memaksa deuterium dan tritium menyatu serta membentuk helium. Proses itu pada akhirnya melepaskan panas (energi) dalam jumlah besar dan digunakan untuk menghasilkan listrik.
Keunggulan reaksi fusi, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), adalah tidak menghasilkan limbah nuklir radioaktif yang berumur panjang. Helium yang dihasilkan, mengutip laman IAEA, berbentuk gas.
”Tritium bersifat radioaktif (pemancar beta), tetapi waktu paruhnya pendek. Ia hanya digunakan dalam jumlah sedikit sehingga tidak menimbulkan bahaya serius, tidak seperti inti radioaktif yang berumur panjang,” tulis IAEA dalam laman resminya.
Catatan waktu yang dihasilkan mesin tokamak di laboratorium JET akan menjadi sejarah. Mesin itu segera pensiun setelah melakukan kerjanya selama lebih dari 40 tahun. Menurut rencana, EUROfusion akan menggantikannya dengan mesin baru, ITER (international thermonuclear experimental reactor) dan DEMO yang tengah dibangun di Perancis selatan.
Aneeqa Khan, peneliti fusi nuklir pada Universitas Manchester, Inggris, mengatakan, keberhasilan yang diraih para ilmuwan EUROfusion adalah karya ilmiah luar biasa. Akan tetapi, hasil tersebut masih jauh dari ideal dan kebutuhan masyarakat.
Dia mengatakan, guna menghasilkan energi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan banyak orang, butuh tantangan teknis dan material. Kemajuan nyata yang dihasilkan masih jauh dari kebutuhan komersial.
Khan berharap investasi untuk mengembangkan reaktor fusi terus meningkat. Para pemangku kepentingan juga harus memikirkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk menjalankan teknologi ini.
”Saya berharap teknologi tersebut akan digunakan pada paruh kedua abad ini,” katanya dikutip dari laman CNN.