Sampai akhir 2020 porsi energi baru terbarukan di Indonesia diperkirakan berkisar 11,51 persen atau lebih rendah dari target 13,4 persen. Indonesia mesti berupaya lebih keras untuk mengejar target 23 persen tahun 2025.
Melalui upaya serius, target bauran energi sekitar 23 persen energi baru terbarukan pada 2025 bukan hal yang muskil dicapai.
PLN harus mampu menjaga kredibilitas di mata investor untuk mendapatkan dukungan pendanaan hijau. Proyek energi terbarukan kian menjadi prioritas ketimbang proyek pembangkit listrik energi fosil.
Kebijakan pemerintah menurunkan harga gas dinilai akan menggeser porsi sumber energi dari batubara ke gas bumi, khususnya di sektor industri. Pemanfaatan gas bumi bisa menjadi batu loncatan dalam transisi energi.
Langkah strategis dan substansial harus dilakukan dengan prioritas pertama menghilangkan kontradiksi strategi ”Rencana Umum Energi Nasional”. Fokuskan pada pengembangan Energi Baru yang Terbarukan demi masa depan..
Upaya pemerintah dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan dinilai masih belum pada jalurnya, terkhusus dilihat dari sektor energi. Pemanfaatan energi terbarukan agar diintensifkan dan menjadi peluang ekonomi baru.
Surplus listrik sebesar 621 megawatt di Sumatera Utara diharapkan bisa mendorong perkembangan industri. Ketersediaan energi listrik pun masih berpeluang ditingkatkan mengingat besarnya potensi energi baru terbarukan.
Tanpa melakukan transformasi, Pertamina akan mengulang nasib yang sama menjadi pembeli BBM dari para ”trader”, tetapi tak diberi akses oleh negara mengontrol sektor hulu.
Permintaan energi global pada 2020 ini diperkirakan akan turun 6 persen dibandingkan 2019. Penurunan sebesar ini belum pernah terjadi pada dekade-dekade sebelumnya.
Sudah saatnya EBT menjadi prioritas pembangunan energi dunia sebagai langkah menahan kerusakan bumi. Tenaga matahari menjanjikan potensi energi besar dan dapat digunakan baik di perkotaan maupun perdesaan.