Tragedi Bucha Terulang di Gaza, Puluhan Orang Tewas dengan Tangan Terikat
Sudah beberapa kali ditemukan kumpulan jenazah di Gaza. Temuan itu mengingatkan pada tragedi Bucha di Ukraina.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
GAZA, KAMIS — Palestina mendesak penyelidikan internasional atas dugaan eksekusi tahanan oleh Israel. Desakan disampaikan setelah kembali ditemukan jenazah dari lokasi yang diduduki Israel di Gaza. Kondisi 30 jenazah di Gaza mengingatkan pada temuan kuburan massal di Bucha, Ukraina, pada 2022.
Semua jenazah ditemukan di kompleks sekolah Khalifa bin Zayed di Beit Lahia, Gaza, pada Rabu (31/1/2024). Sekolah itu sebelumnya diduduki Israel selama beberapa pekan. Pasukan Israel juga menangkapi orang di sekitar sekolah, lalu membawa mereka ke sekolah tersebut.
Sejumlah media di Timur Tengah, seperti New Arab dan Al Jazeera, menyiarkan rekaman video dan foto dari lokasi penemuan jenazah. Dalam video yang juga beredar di media sosial terlihat jenazah dengan tangan terikat dan mata ditutup kain.
Penemuan kuburan massal itu merupakan bentuk brutal yang mencerminkan skala tragedi yang dialami warga sipil Palestina, yaitu pembantaian massal dan eksekusi bahkan terhadap tahanan.
Tim evakuasi menemukan jenazah dibungkus kantong plastik. Jenazah tidak dikubur dalam lubang dalam. Jenazah hanya ditimbun dengan tanah dan pasir.
Warga dan tim penyelamat juga menemukan kantong-kantong itu diikat dengan kabel. Di kabel tertulis kata-kata dalam bahasa Ibrani. Karena itu, warga dan tim penyelamat curiga semua korban tewas karena dieksekusi tentara Israel. Warga belum tahu identitas para korban.
Kelompok pemantau kondisi warga Palestina yang ditahan Israel, Palestine Prisoners Club, menduga semua korban dieksekusi di lapangan. Mereka diduga ditangkap dari sejumlah lokasi, lalu ditembak mati.
Bukan kali ini saja ada temuan tumpukan jenazah di Gaza. Pada Desember 2023, ditemukan 15 tubuh yang membusuk di sekolah dekat Jabalia, Gaza utara. Seperti di Beit Lahia, Jabalia juga diduduki pasukan Israel selama beberapa pekan.
Sejumlah saksi mata mengatakan, para korban ditembak dari jarak dekat oleh pasukan Israel. Luka di tubuh korban juga mengindikasikan tembakan dilakukan dari jarak dekat.
Sejak kembali menyerbu Gaza pada awal Oktober 2023, Israel berulang menyerang sekolah dan rumah sakit. Tidak hanya dengan mengebom dari pesawat dan tank, Israel juga mengerahkan pasukan ke lokasi-lokasi itu.
Kemenlu Palestina menyebut, temuan jenazah menunjukkan terjadi eksekusi yang mengerikan. ”Penemuan kuburan massal itu merupakan bentuk brutal yang mencerminkan skala tragedi yang dialami warga sipil Palestina, yaitu pembantaian massal dan eksekusi bahkan terhadap tahanan,” lanjut Kemenlu.
Kalaupun para korban ditangkap dengan status tawanan perang, maka eksekusi pada mereka tetap melanggar hukum perang. Konvensi Geneva mewajibkan tawanan perang diperlakukan secara manusiawi. Pihak penawan dilarang melukai, apalagi membunuh, tawanan perang.
Penyelidikan internasional atas temuan kuburan massal di lokasi konflik lazim dilakukan. Pada 2022, Ukraina juga meminta penyelidikan internasional setelah ditemukan kuburan massal di Bucha.
Sebagian jenazah di Bucha dalam keadaan tidak utuh lagi. Sebagian lagi ditemukan dengan luka tembak di kepala. Luka itu mengindikasikan para korban dieksekusi. Ukraina menuding Rusia, yang menduduki Bucha selama beberapa pekan pada 2022, mengeksekusi para korban.
Tim penyelidikan internasional juga memeriksa dugaan eksekusi massal di Bosnia dan Rwanda. Seperti di Ukraina, penyelidikan dilakukan di lokasi-lokasi kuburan massal.
Dalam kasus Bosnia dan Rwanda, Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) telah memutuskan terjadi kejahatan perang. Para tersangka ditetapkan sebagai buronan internasional.
Banyak terjadi
Di Gaza, sejak Israel menyerbu pada 8 Oktober 2023, semakin kerap terdengar dugaan eksekusi dan penangkapan sewenang-wenang. Berulang kali beredar foto dan video tentara Israel menangkapi lalu menelanjangi puluhan orang. Bahkan, orang-orang dipaksa melepaskan seluruh pakaiannya saat suhu di bawah 15 derajat celsius.
Bukan hanya pria dewasa, Israel juga menangkapi perempuan dan anak-anak. Sebagian orang yang ditangkap diidentifikasi warga sebagai orang biasa dan tidak ada hubungan dengan perang selain menjadi korban. Guru, dokter, hingga pedagang ditangkap pasukan Israel.
Temuan jenazah di Beit Lahia hanya berselang sehari setelah Israel menyerbu RS Ibnu Sina di Jenin, Tepi Barat. Sejumlah pakar hukum di Amerika Serikat dan Inggris menduga terjadi pelanggaran hukum perang oleh pasukan Israel dalam serbuan itu. (AFP/REUTERS)