Gaza Luluh Lantak, Pertempuran Meluas ke Negara Lain
Israel dan para pendukungnya terus menolak imbauan gencatan senjata. Pertempuran telah meluas ke sejumlah negara di luar Palestina. AS-Israel kompak menyerang Lebanon dan Suriah.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
GAZA, JUMAT — Serangan darat terbatas Israel ke Gaza memasuki hari kedua. Di tengah penolakan Israel dan pendukungnya atas seruan gencatan senjata, dampak pertempuran dikhawatirkan meluas ke sejumlah negara lain di kawasan.
Militer Israel, IDF, menyiarkan cuplikan video yang telah disunting soal serangan darat terbatas itu. Didukung jet tempur dan pesawat nirawak, sejumlah regu IDF menyerbu wilayah Gaza Utara pada Kamis dan Jumat (27/10/2023).
Hingga Kamis, serangan Israel menewaskan 2.913 anak, 1.709 perempuan, 397 warga lansia, serta 2.009 pria Gaza.
Lokasi serbuan berdekatan dengan tembok perbatasan Gaza dengan wilayah pendudukan Israel. IDF menyatakan, seluruh regu penyerbu telah kembali ke Gaza. IDF tidak menyebutkan kapan serangan darat besar-besaran, yang diumumkan lebih dari dua pekan lalu, akan dimulai.
Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, serangan darat tersebut bertujuan mempersiapkan tahapan perang selanjutnya. Serangan darat dilakukan untuk mengungkap musuh, membunuh anggota Hamas, dan memusnahkan bahan peledak, serta lokasi peluncuran roket.
Kecuali Israel dan pendukungnya, berbagai pihak telah meminta serbuan ke Gaza dihentikan dan gencatan senjata diterapkan. Israel dan pendukung menolak permintaan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, itu.
Serangan Israel pada 8-26 Oktober 2023 menewaskan 2.913 anak, 1.709 perempuan, 397 warga lansia, serta 2.009 pria Gaza. Selain itu, setidaknya 17.000 warga Gaza cedera. Perang kali ini juga memaksa setidaknya 1,4 juta warga Gaza menjadi pengungsi.
Sementara di Tepi Barat ada 103 orang tewas dan 1.836 cedera. Perang Israel-Hamas kali ini paling mematikan bagi Palestina dibanding empat perang Israel-Hamas sebelumnya.
Israel dan pendukungnya, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden, tidak yakin korban tewas di Palestina sebanyak itu. Sementara juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menyebutkan, korban tewas di antara warga sipil adalah konsekuensi perang. Ia tidak menyebut pembunuhan warga sipil di Gaza sebagai hal kejam. Berbeda kala ia mengomentari korban tewas di Ukraina.
Hancur lebur
Dalam 18 hari pertama, Israel fokus melancarkan serangan udara dan serangan jarak jauh. Sementara mulai Kamis, Israel mulai melancarkan serangan darat terbatas ke sisi utara Gaza. Rangkaian serangan itu semakin menghancurkan Gaza.
Seorang warga Palestina melihat puing-puing rumah setelah serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza bagian Selatan, Jumat (27/10/2023)
Citra satelit menunjukkan, Gaza praktis luluh lantak. Daerah yang tadinya ada aneka bangunan, taman, dan fasilitas publik kini meniadi tumpukan puing. Foto dan video yang direkam dari Gaza menunjukkan kerusakan menyebar ke mana-mana. Gaza Selatan yang disarankan Israel jadi lokasi pengungsian pun hancur lebur.
Berbagai pihak meminta serbuan ke Gaza dihentikan dan gencatan senjata diterapkan. Israel dan pendukung menolak permintaan itu
Tempat-tempat penampungan dan konvoi pengungsi jadi sasaran serangan Israel. Padahal, Israel meminta warga mengosongkan Gaza Utara dan warga dianjurkan ke Gaza Selatan. Ternyata, di Gaza Selatan pun tetap kena serangan Israel. Rumah sakit pun diledakkan bom-bom Israel.
IDF menyebutkan, warga yang tidak mau meninggalkan Gaza Utara sebagai pendukung Hamas. IDF juga menyebutkan, serangan ke Gaza hanya ditujukan ke lokasi yang dikendalikan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya. IDF menuding Hamas beroperasi di antara warga sipil dalam upaya untuk melindungi para pejuangnya.
Israel juga menolak mengizinkan pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan masuk ke Gaza. Israel beralasan, aneka pasokan itu hanya akan diambil Hamas lalu dipakai untuk mempersiapkan pasukan dan operasi militer terhadap israel.
Akibat blokade total Israel, menurut Perserikatan Bangsa-bangsa, kelaparan meluas ke Gaza. Warga semakin kekurangan makanan, air, obat-obatan. Mayoritas rumah sakit tidak beroperasi karena bangunan hancur serta ketiadaan bahan bakar dan obat-obatan.
Pertempuran meluas
Pasokan dari Mesir pun sulit dilakukan. Sebab, Israel berulang kali melancarkan serangan udara ke dekat perbatasan Gaza-Mesir. Taba dan Nuweiba, dua daerah Mesir yang dekat dengan Gaza dan Israel, menjadi sasaran roket pada Jumat. Tidak diketahui dari mana asal roket itu.
Sebelum ini, Israel berulang kali menyerang Lebanon dan Suriah. Israel dan Lebanon sudah berulang kali saling serang dari jarak jauh selama hampir tiga pekan terakhir.
Pesawat nirawal Israel, Elbit Hermes 450, terbang di perbatasan Israel-Gaza pada Jumat (27/10/2023). Pesawat itu mendukung serangan darat terbatas Israel ke Gaza.
Bukan hanya Israel, AS pun menyerang Suriah pada Jumat. Washington menyerang lokasi yang diklaim sebagai gudang senjata kelompok milisi di Suriah. AS menyebut, serangan itu pembalasan atas penyerangan sejumlah pangkalannya di Suriah dan Irak.
AS mengklaim, pangkalannya di Irak dan Suriah diserang 19 kali dalam sepekan terakhir. Damaskus tidak pernah mengizinkan AS membuat pangkalan di Suriah. Sementara Baghdad berulang kali meminta AS menutup pangkalnnya di Irak.
AS menyebut, lokasi serangan balasan dikendalikan kelompok yang terkait Garda Revolusi Iran (IRGC). Departemen Pertahanan AS mengaku belum tahu jumlah korban akibat serangan balasan itu.
”Serangan pertahanan diri ini adalah tanggapan atas serangkaian serangan terhadap personel AS di Irak dan Suriah oleh kelompok milisi yang didukung oleh Iran yang dimulai pada 17 Oktober,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. (AFP/REUTERS)