Di Tengah Kampanye Capres, Trump Hadapi Persidangan Kekerasan Seksual
Trump meyakini kasus gugatan kekerasan seksual ataupun pidana lainnya tidak menghalangi pencalonan dirinya.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
NEW YORK, RABU — Presiden Amerika Serikat 2017-2021 Donald Trump berada di Kota New York guna menghadiri persidangan terkait tuduhan kekerasan seksual. Trump terbang ke New York setelah memenangi Kaukus Partai Republik di Negara Bagian Iowa. Di tengah sidang, ia terbang ke New Hampshire guna menggalang dukungan agar bisa mencalonkan diri kembali sebagai presiden untuk pemilihan umum pada November 2024.
Sidang di New York digelar atas gugatan wartawan dan penulis E Jean Carroll pada Rabu (17/1/2024). Carroll menuduh Trump melakukan kekerasan seksual terhadapnya pada 1996. Setelah itu, hingga tahun 2022, Trump terus memfitnah Carroll sehingga reputasinya rusak, baik secara profesional maupun pribadi.
Trump hanya mampir sebentar untuk mendengar kesaksian Carroll. Di tengah sidang, ia meninggalkan pengadilan untuk berangkat ke New Hampshire. Trump tengah berusaha berkampanye di internal Partai Republik agar memilih dia sebagai calon presiden dari partai tersebut.
”Tuduhan ini dikarang-karang dengan tujuan memeras saya. Satu-satunya pihak yang dirugikan di sini adalah saya seorang,” tulis Trump terkait gugatan Carroll di Truth Social, media sosial miliknya, pada Selasa (16/1/2024).
Menurut pengakuan Carroll di hadapan hakim dan dewan juri, ia dan Trump bertemu di salah satu pusat perbelanjaan mewah di New York pada 1996. Mereka berdua sudah saling mengenal selama beberapa tahun. Setelah itu, Trump memaksa masuk ke ruang ganti pakaian ketika Carroll sedang mencoba busana yang hendak dibeli. Di bilik itu, Trump melecehkan Carroll.
Kolumnis di surat kabar dan majalah itu berusaha meminta pertanggungjawaban Trump, tetapi pengusaha tersebut mengusirnya. Trump bahkan menyebarkan fitnah bahwa Carroll merekayasa peristiwa itu dan menyebut ia hanya perempuan mata duitan yang menginginkan uang. Carroll kemudian menulis dan menerbitkan biografi pada 2019. Melalui media sosial, Trump kian mencerca Carroll dan menyangkal kasus kekerasan tersebut.
Menurut Carroll, ia kehilangan pekerjaan sebagai penulis di sejumlah media arus utama karena fitnahan Trump. Dari sisi pribadi, ia juga kehilangan pembaca dan pengikut di laman blog tempat ia menulis isu-isu sosial dan memberi nasihat atas permintaan para pembaca.
”Klien saya juga mendapat ancaman, termasuk ancaman fisik, dari para pendukung Trump,” kata Shawn Crowley, pengacara Carroll ketika memberi pernyataan pengantar sidang.
Carroll menggugat Trump untuk membayar ganti rugi sebesar 10 juta dollar AS. Di luar itu, juga ada ganti rugi sebagai pengganti pidana. Akan tetapi, jumlahnya tidak disebarluaskan ke media.
Sementara pengacara Trump, Alina Habba, menuturkan, kliennya menyangkal bertemu dengan Carroll di New York pada 1996. Trump mengaku tidak pernah mengenal Carroll secara dekat. Memang, di persidangan ada bukti berupa foto Carroll bersama Trump di sebuah pesta pada 1987.
”Di pesta sangat wajar klien saya berfoto dengan para tamu karena ia pengusaha terkenal, bukan berarti ia mengenal mereka secara dekat. Klien saya dan Ibu Carroll ketika itu datang dengan pasangan masing-masing,” ujar Habba.
Kepemilikan dokumen
Selain kasus pelecehan seksual, Trump juga berhadapan dengan pengadilan federal AS. Ini terkait penemuan 100 berkas rahasia milik negara di kediaman pribadinya di Mar-a-Lago, Negara Bagian Florida, pada 2022 ketika para agen Biro Investigasi Federal AS (FBI) merazia.
Hal itu dilakukan karena Trump diselidiki akibat keterlibatan menghasut dan memprovokasi pendukungnya untuk menyerang Gedung Capitol di Washington DC setelah diumumkan kalah dalam pemilu 2020 dari Joe Biden. Menurut laporan, para agen menemukan berkas-berkas itu di dalam kotak-kotak kardus yang tersebar di ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur, dan kamar mandi.
Tim pengacara Trump berargumen, pengadilan federal ini dilakukan atas perintah Presiden Biden dan para pendukungnya guna menghalangi langkah Trump mencalonkan diri kembali untuk pemilu November 2024. Mereka juga berargumen, terlepas segala upaya politik untuk menekan Trump, ia terbukti masih populer di kalangan rakyat AS yang memilih Partai Republik.
Sementara itu, di Concord, Negara Bagian New Hampshire, para pendukung Trump sudah menanti kedatangan idola mereka. Trump berhasil memperoleh 51 persen suara di dalam Kaukus Partai Republik Iowa. Jika ia memenangi kaukus di New Hampshire, jalan menjadi calon presiden AS dari Partai Republik kian mulus.
Trump (77) mengalahkan rekan-rekan separtai yang lebih muda, yaitu mantan Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley (51), Gubernur Florida Ron DeSantis (45), dan pengusaha Vivek Ramaswamy (38). Kemungkinan besar, Trump akan berhadapan kembali dengan Biden (81) pada pemilu November. Sejumlah pengamat politik AS mengkhawatirkan gerontokrasi—politik yang dikuasai lansia—tidak melambangkan dinamika dan kebutuhan nyata masyarakat. (AP/Reuters)