Dalam pertemuan dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong, Presiden Joko Widodo memberi perhatian pada isu perikanan.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO, MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
HANOI, JUMAT - Isu perikanan dan stabilitas kawasan menjadi perhatian serius bagi Indonesia dan Vietnam. Bahkan, kedua negara menyepakati sejumlah perjanjian untuk memperkuat kerja sama dalam kedua bidang tersebut.
Seusai menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024), Presiden Vietnam Vo Van Thuong mengatakan, secara khusus delegasi kedua negara telah menandatangani kerja sama lebih erat dalam bidang perikanan.
”Kami sangat menghargai fakta bahwa kedua negara telah menandatangani nota kerja sama perikanan, teknologi informasi dan telekomunikasi,” kata Thuong.
Sementara itu, Jokowi menyampaikan kerja sama kedua negara dalam bidang perikanan menjadi bagian dari penguatan kerja sama ketahanan pangan. Penandatanganan kerja sama bidang perikanan itu menjadi momentum besar untuk mendorong kolaborasi dan investasi di bidang perikanan serta pertumbuhan kawasan.
”Indonesia dan Vietnam sepakat untuk terus menjaga stabilitas serta pertumbuhan ekonomi kawasan melalui implementasi konkret dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” kata Jokowi.
Terkait dengan kerja sama dalam bidang perikanan, naskah tersebut disebutkan tidak bersifat publik. Sejumlah pihak menduga perjanjian tersebut membahas isu penangkapan ikan oleh nelayan Vietnam di perairan negara lain, termasuk Indonesia.
Isu tersebut sering menjadi sumber ketegangan di kawasan. Industri perikanan Vietnam adalah yang terbesar kedua di kawasan ini setelah China.
Gregory B Poling, yang mengepalai Program Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan, apabila dioptimalkan, perjanjian tersebut dapat menjadi langkah signifikan menyusul kesepakatan perbatasan maritim di Zona Ekonomi Eksklusif. Kesepakatan itu dicapai pada Desember 2022.
Laut China Selatan
Jokowi dan Thuong juga membahas isu kawasan. Seusai bertemu Jokowi, Thuong mengatakan kedua pihak menekankan perlunya stabilitas di Laut China Selatan. Vietnam adalah salah satu dari beberapa negara yang memiliki sengketa wilayah dengan China di Laut China Selatan.
Di sisi lain, Indonesia dikenal memiliki hubungan baik dengan China. Namun, Indonesia selama ini juga kerap menyatakan keprihatinannya atas pelanggaran oleh Beijing terhadap Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Menjelang kunjungan Jokowi, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelesaikan kode etik di Laut China Selatan. Seorang pejabat Vietnam memastikan masalah ini akan dibahas di Hanoi selama kunjungan Jokowi.
Perdagangan
Peningkatan kerja sama ekonomi tak luput dari agenda pertemuan kedua pemimpin. Tahun lalu, angka perdagangan Indonesia-Vietnam meningkat 23 persen menjadi 14,1 miliar dollar AS. Thuong berharap tahun ini angkanya meningkat lagi menjadi 15 miliar dollar AS.
”Kerja sama perdagangan merupakan hal yang penting dalam hubungan kedua negara. Di antara anggota ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketiga bagi Vietnam, sementara Vietnam adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia,” kata Thuong sebagaimana dikutip oleh VnEXpress.
Vietnam dan Indonesia mulai menjalin hubungan diplomatik pada 1955. Hubungan tersebut kemudian ditingkatkan menjadi kemitraan komprehensif pada 2003 serta kemitraan strategis pada 2013.
Vietnam adalah satu-satunya mitra strategis Indonesia di ASEAN. Nilai perdagangan bilateral kedua negara meningkat dari 9 miliar dollar AS pada tahun 2019 menjadi 14 miliar dollar AS pada 2023.