Rusia memproduksi pesawat nirawak dengan berbagai cara, mulai dari perakitan di pabrik roti hingga bekas pusat perbelanjaan. Produksi artileri mereka meningkat pesat.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·5 menit baca
Pengelola pabrik roti Tambov Bakery di Rusia memperlihatkan deretan roti hangat yang baru saja diangkat dari oven. Di meja yang sama terlihat jajaran pesawat nirawak (drone) yang juga baru selesai dirakit bersamaan dengan selesainya pemanggangan roti dan pretzel. ”Bayangkan, drone-drone ini beraroma roti hangat,” kata seorang pembawa acara televisi Rusia di pabrik roti itu.
Di balik tayangan yang menggelitik itu, ada ambisi besar Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memenangi perang Ukraina. Salah satunya dengan meningkatkan produksi artileri melalui berbagai cara di tengah sanksi Barat yang mempersulit Rusia memperoleh suku cadang untuk produksi alat-alat militer. Cara itu termasuk meminta pabrik roti merakit pesawat nirawak.
Ambisi itu mulai memperlihatkan hasilnya. Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan, produksi pesawat nirawak Rusia meningkat dua kali lipat dalam 11 bulan terakhir bersamaan dengan peningkatan beragam artileri lainnya.
”Selama 11 bulan, jumlah produk yang dibuat telah meningkat secara signifikan dibandingkan indikator tahun lalu. Dalam peralatan komunikasi, senjata, peperangan elektronik dan pengintaian, peningkatan lebih dari lima kali lipat. Senjata lapis baja tiga kali lipat, pesawat nirawak meningkat dua kali lipat, dan mobil hampir tiga kali lipat,” katanya dalam pertemuan dewan koordinasi angkatan bersenjata Rusia, Selasa (5/12/2023).
Rusia dan Ukraina memang banyak menggunakan pesawat nirawak dalam pertempuran. Salah satunya pada 25 November 2023, lebih dari 100 pesawat nirawak Rusia dijatuhkan di beberapa kota besar di Ukraina. Selama ini, Rusia lebih banyak menggunakan pesawat nirawak Shaheed buatan Iran untuk menjatuhkan peledak di Ukraina. Namun, produksi dalam negeri rupanya juga terus digenjot.
Bayangkan, drone-drone ini beraroma roti hangat.
Selain masih memproduksi roti tawar dan pretzel, pabrik roti Tambov juga merakit pesawat nirawak sejak Maret 2023. Sebelumnya, pabrik yang berlokasi sekitar 400 kilometer di selatan Moskwa itu hanya menyuplai roti untuk militer Rusia.
Pabrik itu memiliki kapasitas memanggang roti dan pretzel sebanyak 35 metrik ton per hari. Sekarang mereka juga memproduksi 200-230 pesawat nirawak per bulan. Foto-foto dokumentasi pabrik roti itu memperlihatkan para pegawai yang biasanya mengurusi adonan roti tengah merakit pesawat nirawak.
Wakil Direktur Tambov Bakery Alexander Rudik mengatakan, permintaan perakitan pesawat nirawak di pabrik roti itu dilontarkan pihak militer pada tahun 2022. Namun, Tambov Bakery baru bisa memenuhinya pada Maret 2023. ”Tahun lalu, militer meminta pengiriman drone. Semakin banyak, semakin baik,” kata Rudik yang juga berpangkat sebagai letnan kolonel di pasukan cadangan Rusia itu.
Rudik mengatakan, para karyawan berusaha mengembangkan model pesawat nirawak mereka sendiri menggunakan suku cadang yang dapat dibeli di toko daring dengan mudah. Beberapa suku cadang dibeli dari toko daring di Asia Tenggara dan beberapa lainnya mereka produksi dengan pencetak tiga dimensi. Pabrik Roti Tambov kemudian memproduksi beberapa prototipe dan mengirimkannya ke militer.
Diberi nama ”Bekas”, harga pesawat nirawak Tambov Bakery dibanderol 25.000-50.000 rubel (lebih kurang Rp 3,9 juta-Rp 7,7 juta) per unit. Pesawat nirawak Bekas merupakan tipe sederhana FPV (first point of view).
Meski disebut beraroma roti, peranti itu tak bisa dipandang remeh. Sebaliknya, alat tersebut sangat mematikan di tangan pengendali yang ahli. Tayangan televisi Rossiya 1 pada pertengahan Oktober 2023 memperlihatkan peragaan Bekas mengangkut bahan peledak TNT seberat 1,5 kilogram dan digunakan untuk meledakkan sebuah mobil jenis van dengan menggunakan pengendali jarak jauh. Sang pengendali mampu memantau target lewat kamera yang dipasang di pesawat nirawak itu sehingga dapat meledakkan mobil dengan tepat dan efektif.
Pusat perbelanjaan
Selain pabrik roti, Rusia juga menggunakan pusat-pusat perbelanjaan yang telah ditutup untuk produksi pesawat nirawak. Tiga pusat perbelanjaan di kota Izhevsk, kota industri militer Rusia, telah ditutup oleh dua produsen pesawat nirawak sepanjang tahun ini.
Pada Oktober 2023, menurut kelompok aktivis Udmurtia Protiv Korruptsii (Udmurtia Melawan Korupsi), produsen pesawat nirawak Rusia, Aeroscan, membeli pusat perbelanjaan Stolitsa di Izhevsk dan memberi tahu penyewa bahwa sewa mereka akan dihentikan pada 15 Oktober.
Pada 31 Januari 2023, Aeroscan juga menutup pusat perbelanjaan Italmas Mall di kota yang sama. Sebulan sebelum penutupan, Aeroscan mengumumkan penggusuran pada semua penyewa dan berencana untuk menggunakan kembali ruangan di pusat perbelanjaan itu sebagai pabrik produksi pesawat nirawak.
Warga memprotes rencana itu. Selain unjuk rasa, mereka juga membuat petisi di change.org yang menentang penggunaan kembali pusat perbelanjaan untuk produksi pesawat nirawak. Alasannya, penggunaan pusat perbelanjaan sebagai tempat produksi pesawat nirawak menempatkan produksi berbahaya di dalam kawasan permukiman padat.
Oleg Zhitnikov, warga yang mengorganisasi petisi itu, menekankan bahwa warga tidak menentang produksi pesawat nirawak secara umum. Mereka hanya menentang produksi di wilayah mereka sendiri. Petisi itu ditandatangani 5.000 orang dalam dua pekan.
Selama 11 bulan, jumlah produk yang dibuat telah meningkat secara signifikan dibandingkan indikator tahun lalu. Dalam peralatan komunikasi, senjata, peperangan elektronik dan pengintaian, peningkatan lebih dari lima kali lipat.
Para aktivis Rusia juga melaporkan produsen pembuat drone lainnya, Perusahaan Penelitian dan Produksi Sistem Tak Berawak Izhevsk (IZHBS) telah membeli pusat perbelanjaan Novyi Dom. Petisi change.org lain digunakan warga untuk mengecam pembelian tersebut. Petisi itu melontarkan protes penggunaan fasilitas sipil yang diubah untuk kepentingan perusahaan pertahanan.
Meskipun tidak ada data publik mengenai jumlah spesifik drone yang diproduksi, data Pusat Statistik Federal Rusia yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan peningkatan sekitar 80 persen secara tahunan pada produksi peralatan kendali jarak jauh, termasuk yang digunakan untuk memandu pesawat nirawak.
Pada Oktober, produksi dalam kategori ini tumbuh sebesar 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kategori itu terdaftar di bawah jenis produk paling penting dalam laporan.
Secara keseluruhan, produksi industri di Rusia tumbuh 5,3 persen pada Oktober dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan produksi ini menyusul laporan baru-baru ini bahwa Rusia telah membuka pabrik baru untuk memproduksi drone di beberapa wilayah.
Ekonomi perang
Meningkatnya aktivitas produksi artileri di Rusia ini menopang ekonomi yang tengah menghadapi berbagai sanksi negara Barat. Tampaknya saat ini Rusia telah menerapkan sistem ekonomi perang. Sekitar 40 persen anggaran nasional dialokasikan untuk keperluan perang. Seluruh sendi perekonomian pun ditopang oleh perang.
Putin menyetujui peningkatan anggaran pertahanan dan keamanan untuk tiga tahun ke depan pada Senin (27/11/2023). Dibandingkan dengan anggaran nasional tahun lalu, anggaran baru itu meningkat sekitar 25 persen. Yang menarik, anggaran pertahanan dan penegakan hukum untuk 2024 meningkat hampir 70 persen dibandingkan anggaran untuk 2023.
Mishustin mengatakan, peningkatan anggaran di pertahanan dan keamanan itu memungkinkan untuk melibatkan lebih dari 360 perusahaan, mengoperasikan sekitar 37.000 unit peralatan, dan juga menarik sekitar 520.000 karyawan.
Di tengah sanksi ekonomi dari Barat, ekonomi Rusia bertahan. Kondisi ini berkebalikan dengan prediksi sebelumnya bahwa Rusia akan mengalami kesulitan ekonomi karena sanksi tersebut. Kinerja perekonomian Rusia yang baik dibantu oleh adaptasi bertahap atas sanksi-sanksi tersebut, di antaranya termasuk pesawat nirawak beraroma roti dari pabrik roti Tambov.