Peningkatan status hubungan Indonesia-AS diharapkan diikuti dengan kenaikan hubungan ekonomi kedua negara. Kini, Indonesia belum menjadi tujuan utama investasi AS di Asia Tenggara.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nilai investasi Amerika Serikat ke Indonesia dan sebaliknya belum sebanding dengan negara lain di kawasan. Indonesia perlu mengoptimumkan status sebagai perekonomian terbesar Asia Tenggara.
Kekalahan Indonesia dari negara lain di Asia Tenggara dirangkum dalam edisi VI ASEAN Matters for America, America Matters for ASEAN. Dewan Bisnis ASEAN-Amerika Serikat menggandeng East-Weast Center di Hawaii dan ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura untuk menyusun laporan itu.
Dewan Bisnis ASEAN-AS (US-ABC) meluncurkan edisi VI laporan itu di Jakarta, Senin (27/11/2023). ”Jakarta adalah rumah Sekretariat ASEAN,” kata Direktur Pengelola Regional Dewan US-ABC Brian McFeeters.
Laporan itu memaparkan interaksi dan dampak ekonomi, politik, dan budaya dari hubungan AS-ASEAN. Analisis dilakukan di tingkat nasional dan lokal di AS dan masing-masing anggota ASEAN.
Dalam laporan itu antara lain terungkap, pemimpin AS paling sering ke Indonesia. Sementara dari kawasan, pemimpin Singapura paling kerap bertandang ke AS.
Singapura juga paling sering latihan perang dengan AS. Ada 15 latihan gabungan AS-Singapura dalam 2003-2023. Sementara dengan Indonesia dan Malaysia masing-masing hanya 12 kali.
Hubungan ekonomi
Singapura tidak hanya paling sering latihan perang dengan AS. Singapura juga menjadi tujuan sekaligus sumber investasi terbesar AS dibandingkan negara lain di ASEAN.
Dalam 20 tahun terakhir, Singapura menanamkan hampir 20 miliar dollar AS ke AS. Investasi Indonesia ke AS paling rendah, hanya 83 juta dollar AS pada 2003-2023.
Jumlah perusahaan AS di Indonesia juga amat rendah jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Hanya 455 perusahaan AS beroperasi di Indonesia.
Padahal, laporan US-ABC menunjukkan perekonomian Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Dari 3,6 triliun dollar AS produk domestik bruto (PDB) ASEAN, menurut laporan US-ABC, 1,32 triliun dollar AS disumbang Indonesia. Sisanya disumbang sembilan anggota lain di ASEAN.
Jika PDB kawasan digabungkan, ASEAN menjadi kekuatan ekonomi keempat di Indo-Pasifik. PDB ASEAN di bawah AS, China, dan Jepang.
Soal pilihan investasi, menurut McFeeters, setiap perusahaan dan investor punya pertimbangan. Perusahaan dan investor membuat penilaian menyeluruh sebelum memutuskan berbisnis di suatu negara.
Di sisi lain, ia melihat potensi hubungan ekonomi AS-Indonesia meningkat di masa mendatang. Berbagai kesepakatan telah dibuat untuk peningkatan hubungan AS-Indonesia.
Pada 13 November 2023, Indonesia-AS resmi meningkatkan status hubungan. Dari komprehensif, kini AS-Indonesia di aras komprehensif strategis atau tingkat hubungan paling tinggi.
Fasilitas dagang
Fokus Indonesia setelah peningkatan status itu, sebagaimana disampaikan dalam pernyataan tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian RI, antara lain peningkatan kerja sama ekonomi dengan AS. Indonesia antara lain mengharapkan Kongres AS segera menyetujui perpanjangan fasilitas perdagangan yang disebut Sistem Preferensi Umum (GSP). Negara penerima GSP bisa menikmati pembebasan atau setidaknya pengurangan bea masuk ekspor ke AS.
Bagi Indonesia, perpanjangan GSP penting untuk meningkatkan hubungan rantai pasok dengan AS. Indonesia menyebut perpanjangan itu akan membuat ketergantungan pada rantai pasok China bisa dikurangi.
Sejak 2018, AS pun ingin mengurangi ketergantungan dengan China. Indonesia berharap bisa menjadi salah satu pemasok pengganti untuk pasar AS.
Indonesia antara lain berharap bisa menjadi pemasok mineral penting untuk industri kendaraan listrik AS. Mengacu pada daftar Departemen Energi AS, Indonesia punya empat dari 50 mineral penting yang diprioritaskan AS. Indonesia punya nikel, kobalt, tembaga, dan aluminium. Indonesia juga punya cadangan sejumlah logam tanah jarang.
Para pebisnis AS diharapkan menanamkan modal untuk pengolahan mineral itu di Indonesia. Sejauh ini, industri pengolahan mineral itu didominasi China.
Kerja sama
Upaya Indonesia meningkatkan hubungan ekonomi dengan AS juga dengan bergabung dalam Kerangka Kerja Sama Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF). Sejauh ini, AS dan mitranya di IPEF telah menyepakati pilar II atau soal rantai pasok. Adapun pilar ekonomi bersih dan transisi energi serta perpajakan dan antikorupsi tinggal menyelesaikan hal teknis. Hal-hal substansial dari pilar III dan IV IPEF itu sudah disepakati.
Sementara perundingan pilar I, yakni soal perdagangan, belum selesai. Kemenko Perekonomian RI menyatakan masih perlu membahas tiga hal di pilar I. Para pihak di IPEF masih merundingkan soal pertanian, tenaga kerja, dan lingkungan. Perundingan pilar ini akan dilanjutkan awal 2024.
Indonesia antara lain menyuarakan soal subsidi yang diatur dalam undang-undang Pengurangan Inflasi (IRA) AS. Undang-undang itu antara lain membahas subsidi Pemerintah AS untuk mendorong transisi energi.
Banyak peluang
McFeeters menyebut, ada banyak peluang ditawarkan Indonesia dan negara lain di ASEAN. Karena itu, AS berkomitmen akan terus berada di ASEAN.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN Michael Tene mengatakan, AS mitra penting ASEAN dalam berbagai bidang. Secara ekonomi, Washington telah menanamkan ratusan miliar dollar AS di kawasan. Investasi AS salah satu motor penggerak perekonomian di kawasan.
Kerja sama AS-ASEAN terjalin di berbagai bidang. Aneka kerja sama itu tidak hanya berkontribusi pada kesejahteraan dan kestabilan kawasan.
Komunitas internasional juga mendapat manfaat dari kesejahteraan dan kestabilan kawasan. Hal itu antara lain karena Asia Tenggara menjadi pasar dan jalur penting perdagangan global.