Korban Perang Hamas-Israel Melonjak, AS Kerahkan Gugus Tempur Kapal Induk
Berbagai pihak mendesak langkah-langkah deeskalasi dalam perang antara gerilyawan Hamas dan Israel untuk mencegah korban jiwa yang makin banyak, termasuk sipil. Namun, situasi di lapangan memperlihatkan tanda eskalasi.
GAZA CITY, SENIN — Sejumlah negara mendesak para pihak yang terlibat perang di wilayah selatan Israel dan Jalur Gaza menurunkan tensi dan membuka jalur komunikasi guna mencegah perluasan konflik. Deeskalasi sangat dibutuhkan di tengah terus meningkatnya jumlah korban.
Jumlah korban jiwa, hingga berita ini diturunkan, Senin (9/10/2023) pagi WIB, lebih dari 1.100 orang di kedua belah pihak. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 413 kematian, termasuk 78 anak-anak, dengan 2.300 orang terluka. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) melalui media sosial X menyebutkan, korban jiwa di pihak Israel mencapai lebih dari 700 jiwa.
Pencegahan eskalasi konflik juga diperlukan setelah kelompok Hezbollah di Lebanon saling serang dengan aparat keamanan Israel. Di Mesir, seorang polisi menembak mati dua turis asal Israel yang tengah berwisata ditemani oleh pemandunya.
Baca juga : Bagaimana Hamas Membobol Israel?
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan keprihatinan atas eskalasi konflik Palestina-Israel. Juru Bicara Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari makin bertambahnya korban jiwa.
Pemerintah Indonesia juga mendesak agar akar konflik Palestina-Israel diselesaikan. ”Akar konflik itu, pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB,” kata Iqbal.
Ia menambahkan, 13 warga Indonesia di Gaza terpantau dalam kondisi baik. Tak ada WNI yang menjadi korban.
Permintaan agar intensitas serangan diturunkan disampaikan Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus. Ia menyerukan agar para pihak yang berperang mengakhiri serangan dan tindak kekerasan terhadap satu sama lain.
Paus menyebut, terorisme dan perang tak menyelesaikan masalah apa pun, tetapi hanya menambah penderitaan, kematian bagi orang-orang tak bersalah.
”Hentikan serangan dan senjata. Terorisme dan perang tidak membawa solusi, tetapi hanya menyebabkan kematian dan penderitaan banyak nyawa tak berdosa. Perang adalah kekalahan, setiap perang adalah kekalahan,” kata Paus, Minggu.
Baca juga : Dunia Serukan Israel-Palestina Menahan Diri
Paus, yang kini berusia 86 tahun, menyatakan kesedihan dan keprihatinannya atas situasi yang terjadi di Palestina dan Israel. Ia menyampaikan simpatinya kepada keluarga para korban. Ia juga mengatakan, dirinya berdoa bagi semua orang yang mengalami teror dan penderitaan.
Sejumlah negara juga menyerukan deeskalasi konflik. China, Turki, Arab Saudi, hingga Rusia mendorong para pihak segera menghentikan serangan satu sama lain. China menyatakan keprihatinan dan mendesak semua pihak untuk bersikap tenang. Amerika Serikat dan sejumlah sekutunya menyebut Israel memiliki hak untuk membalas serangan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua upaya diplomatik untuk menghindari konflik lebih luas. Dia juga menekankan, hanya melalui negosiasi yang mengarah pada solusi dua negara, perdamaian dapat dicapai.
Balasan Israel
Sehari setelah Hamas menyerang Israel selatan, Israel terus melancarkan serangan balasan dari darat dan udara. Jet-jet tempur Israel membombardir berbagai lokasi di Jalur Gaza yang diduga menjadi titik lokasi serangan oleh gerilyawan Hamas.
Serangan udara Israel dipantau langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia didampingi Panglima Angkatan Udara Israel (IAF) Tomer Bar, Menteri Militer Avi Gil, dan Kepala Direktorat Diplomasi Publik Nasional Moshe Aviv. Mereka memantau jalannya serangan udara di pusat komando IAF di Pangkalan Udara Militer Kirya, Tel Aviv.
Kantor Netanyahu menyatakan, militer Israel mendapat persetujuan Knesset (parlemen) untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas, Jihad Islam, dan kelompok-kelompok perlawanan Palestina lain. Knesset juga memberi lampu hijau pemutusan listrik, pasokan bahan bakar, dan bahan pangan dari Israel ke Gaza.
Sayap militer Hamas mengatakan, mereka mengirimkan tambahan personel untuk membantu anggotanya yang masih berada di wilayah Israel. Pertempuran sengit, seperti dilaporkan Jerusalem Post, terjadi di beberapa titik, di antaranya Magen, Kfar Azza, Kissufim, dan Kibbutz Be’eri.
Baca juga : Netanyahu Stop Listrik, BBM, dan Pangan ke Gaza, Abbas Bela Warga
Jubir Brigade Al Qassam, Abu Obeida, dalam pernyataannya, mengatakan, selain menambah personel tempur di wilayah Israel, mereka mengirim tambahan mortir dan roket guna memperkuat serangan ke Israel.
Pemerintah AS berencana mengirim bantuan persenjataan bagi militer Israel untuk menangkis serangan Hamas. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, mereka akan mengirim bantuan persenjataan spesifik kepada Israel atas permintaan pemerintah Netanyahu.
Blinken mengatakan, pengiriman bantuan persenjataan ini adalah perintah dari Presiden AS Joe Biden yang menyatakan akan memenuhi semua permintaan bantuan dari Israel untuk menghadapi serangan kelompok Hamas.
AS kerahkan kapal induk
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Minggu (8/10/2023), mengatakan, dirinya telah memerintahkan kelompok gugus tempur kapal induk USS Gerald R Ford untuk dikerahkan ke Laut Tengah guna membantu Israel. USS Gerald R Ford adalah kapal induk terbaru dan paling canggih Angkatan Laut AS.
Kapal induk itu membawa sekitar 5.000 personel dan puluhan pesawat. Ford akan didampingi kapal penjelajah USS Normandy dan kapal-kapal perusak, seperti USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt. AS juga menambah kekuatan skuadron jet tempur Angkatan Udara F-35, F-15, F-16, dan A-10 di kawasan.
Di Gaza, jubir Hamas, Hazem Qassem, mengecam keras pengumuman Washington dan menyebutnya sebagai ”keterlibatan nyata dalam agresi terhadap rakyat kami (Palestina)”. Ia menegaskan, kelompoknya tidak terintimidasi oleh pengumuman AS.
Serangan balasan militer Israel membuat sebagian warga Palestina mengungsi. Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), lebih dari 20.000 warga berlindung di 44 sekolah di seputar Gaza.
Inas Hamdan, pejabat informasi publik UNRWA di Gaza, mengatakan, dengan jumlah pengungsi yang meningkat pesat di Gaza, mereka menghadapi persoalan tersendiri karena sembilan sumur sumber air bersih bagi para pengungsi terhenti. Pusat distribusi makanan UNRWA juga tak beroperasi karena ancaman serangan udara Israel. Sementara suplai makanan bagi lebih dari 500.000 pengungsi Gaza terhenti karena pusat distribusi makanan ditutup.
Jatuhnya korban jiwa dari warga sipil membuat kedua belah pihak saling tuding bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup dalam perang.
Jatuhnya korban jiwa dari warga sipil membuat kedua belah pihak saling tuding bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup dalam perang.
Baca juga : Hamas Bertahan di Israel Selatan, Israel Dikhawatirkan Siapkan Serangan Darat ke Gaza
Media Israel dan media Barat menyebut Hamas menggunakan sandera warga sipil sebagai perisai hidup, melindungi keberadaan anggota kelompok tersebut dari serangan aparat keamanan dan militer Israel.
Media Israel, i24News, melaporkan, Hamas mengklaim menyandera lebih dari 160 warga Israel. Sebagian tersebar di berbagai terowongan di seluruh wilayah Gaza.
Besarnya korban dari kalangan warga sipil membuat Amnesty International mengingatkan pada para pihak yang tengah berperang agar menghindari jatuhnya korban yang semakin besarnya dari kalangan warga sipil. Organisasi itu menyerukan agar aparat keamanan dan militer Israel serta kelompok Hamas berupaya semaksimal mungkin untuk melindungi warga sipil di tengah perang terbuka seperti sekarang ini.
”Kami sangat khawatir dengan meningkatnya jumlah korban warga sipil di Gaza, Israel, dan wilayah pendudukan Tepi Barat,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnès Callamard. ”Berdasarkan hukum humaniter internasional, semua pihak yang berkonflik mempunyai kewajiban yang jelas untuk melindungi kehidupan warga sipil yang terjebak dalam permusuhan.”
Callamard, mantan pelapor khusus untuk Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan bahwa menjadikan warga sipil sebagai target, melakukan serangan yang tidak proporsional, hingga serangan yang tidak terukur atau sembarangan adalah kejahatan perang. ”Israel memiliki rekam jejak yang buruk dalam soal kejahatan perang tanpa mendapat hukuman dalam situasi yang sama sebelumnya di Gaza,” kata Callamard.
Baca juga : Perjuangan Palestina dari Perang 1948 hingga 2021
Di saat yang sama, dia juga mengingatkan untuk tidak menargetkan warga sipil dan menggunakan senjata sembarangan, seperti yang juga pernah dilakukan di masa lalu.
Callamard menambahkan, para pihak agar tidak menyandera warga sipil. Penculikan warga sipil dan penyanderaan, menurut dia, bertentangan dengan hukum internasional dan merupakan sebuah tindakan kejahatan perang. Semua warga sipil harus segera dibebaskan tanpa syarat dan tanpa cedera.
Callamard menegaskan, semua orang yang ditawan para pihak berkonflik harus diperlakukan dengan manusiawi, sesuai dengan hukum internasional. ”Jika mereka terluka, harus mendapat perawatan medis. Tidak boleh dibiarkan,” katanya.
Koridor kemanusiaan
Ketua Presidium Mer-C Sarbini Abdul Murad, saat dihubungi, Minggu (8/10/2023), mengatakan, yang harus didorong oleh dunia internasional adalah dibukanya koridor kemanusiaan untuk memudahkan negara-negara donor mengirimkan bantuan kemanusiaan dan petugas medis untuk membantu petugas medis Palestina merawat korban dari kedua belah pihak.
Dia memperkirakan situasi konflik terbuka ini akan berlangsung cukup lama. Hal ini akan membuat persediaan obat-obatan menipis, khususnya di wilayah Palestina yang kini telah dibatasi aksesnya oleh Pemerintah Israel. ”Mungkin stok obat-obatan akan habis dalam sepekan mendatang mengingat korban yang jatuh sangat banyak,” katanya.
Seorang staf lokal Mer-C, Abu Romzi, tewas setelah kendaraan yang ada di dekatnya meledak. Sarbini juga menyebut putra Romzi juga tewas di lokasi berbeda dalam perang tersebut.
Potensi meluas
Sehari setelah serangan kelompok Hamas ke Israel, pada Minggu (8/10/2023) militer Israel gencar melancarkan serentetan tembakan pesawat nirawak (drone) bersenjata ke wilayah selatan Lebanon. Serangan itu sebagai balasan menyusul terjadinya penembakan mortir dari wilayah tersebut.
Seperti dilansir BBC, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Richard Hecht menyatakan, penembakan itu terjadi di wilayah selatan Lebanon, tepatnya di Dataran Tinggi Golan. Kawasan itu merupakan area yang diklaim oleh Israel, Lebanon, dan Suriah lantaran posisinya dekat dengan persimpangan ketiga negara.
Israel sudah memperingatkan kelompok Hezbollah Lebanon agar tidak terlibat dalam kontak senjata antara Israel dan Hamas. Hezbollah merupakan organisasi politik, militer, dan sosial yang memiliki kekuasaan berpengaruh dan kekuatan di Lebanon. Seperti halnya Hamas, kelompok Hezbollah didukung musuh bebuyutan Israel, Iran.
Baca juga : Israel Juga Serang Lebanon Selatan
Reuters melaporkan, tembakan dari arah Lebanon ke wilayah utara Israel itu menarget area yang diklaim sebagai wilayah Israel. Belum ada laporan korban jiwa. Hezbollah menilai serangan Palestina ke Israel sebagai respons atas pendudukan Israel yang terus berlanjut.
Hezbollah mengatakan, mereka melancarkan serangan roket dan artileri berpemandu ke arah Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina. Mereka juga menyatakan telah mengadakan kontak langsung dengan para pemimpin kelompok perlawanan Palestina. (AFP/REUTERS/HLN)