Sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, kelompok Hezbollah menyerang wilayah utara Israel. Militer Israel menyerang balik wilayah selatan Lebanon.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JERUSALEM, MINGGU — Sehari setelah serangan mengejutkan kelompok Hamas ke Israel, pada Minggu (8/10/2023) militer Israel melancarkan serentetan tembakan pesawat nirawak (drone) bersenjata ke wilayah selatan Lebanon. Serangan itu sebagai balasan menyusul terjadinya penembakan mortir dari wilayah tersebut. Kontak bersenjata ini meningkatkan peluang meluasnya konflik di kawasan.
Melansir laporan perkembangan terbaru BBC, Minggu (8/10/2023), Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Kolonel Richard Hecht menyatakan, penembakan itu terjadi di wilayah selatan Lebanon, tepatnya di Dataran Tinggi Golan. Kawasan itu merupakan area yang diklaim oleh Israel, Lebanon, dan Suriah lantaran posisinya dekat dengan persimpangan ketiga negara.
Israel sudah memperingatkan gerakan kelompok Hezbollah Lebanon agar tidak terlibat dalam kontak senjata antara Israel dan Hamas. Hezbollah merupakan organisasi politik, militer, dan sosial yang memiliki kekuasaan di Lebanon. Seperti halnya Hamas, kelompok Hezbollah didukung musuh bebuyutan Israel, Iran.
Israel dan Hezbollah juga musuh bebuyutan. Keduanya terlibat sejumlah pertempuran, yang terakhir pada 2006 selama 34 hari. Setidaknya 1.200 orang tewas di pihak Hezbollah dan 160 orang tewas di pihak Israel. Selama beberapa bulan terakhir, ketegangan di sepanjang perbatasan keduanya meruncing.
Reuters melaporkan, tembakan dari arah Lebanon ke wilayah utara Israel itu menarget area yang diklaim sebagai wilayah Israel. Namun, belum ada laporan korban jiwa.
Hezbollah menilai serangan Palestina ke Israel sebagai respons atas pendudukan Israel yang terus berlanjut.
Hezbollah yang menguasai Lebanon selatan mengatakan, mereka melancarkan serangan roket dan artileri berpemandu ke arah Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina. Hezbollah juga menyatakan telah mengadakan kontak langsung dengan para pemimpin kelompok perlawanan Palestina.
Hezbollah menilai serangan Palestina ke Israel sebagai respons atas pendudukan Israel yang terus berlanjut. Serangan itu juga menjadi pesan kepada pihak-pihak yang berupaya menormalisasi hubungan dengan Israel.
Misi perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon selatan belum juga merespons upaya konfirmasi Reuters. Namun, misi perdamaian PBB itu menyebutkan telah meningkatkan pasukannya di Lebanon selatan, menyusul perkembangan di Israel dan Gaza.
Untuk menghadapi kemungkinan serangan dari utara, IDF mengatakan sudah mengambil langkah-langkah persiapan. ”IDF akan terus beroperasi di seluruh wilayah negeri kapan pun, untuk menjamin keselamatan warga sipil Israel,” sebut pernyataan IDF.
Pada Minggu, militer Israel mengklaim sudah berhasil menguasai 22 wilayah di selatan Israel yang menjadi area kontak senjata Israel dengan Hamas. Namun, militer Israel masih berurusan dengan Hamas di delapan lokasi.
Militer Israel sudah menguasai dua area penyanderaan warga sipil Israel. ”Sudah dibebaskan,” kata Hecht, tanpa menjelaskan apakah semua tawanan berhasil dibebaskan dalam kondisi selamat.
Sampai Minggu, warga Israel yang menjadi korban jiwa akibat serangan kelompok Hamas sebanyak 250 jiwa, korban luka 1.500 orang. Warga Gaza yang meninggal akibat serangan udara Israel sebanyak 232 orang dan korban terluka 1.700 orang. (AP/REUTERS)