Hamas Bertahan di Israel Selatan, Israel Dikhawatirkan Siapkan Serangan Darat ke Gaza
Jubir militer Israel menyebut situasi di wilayah selatan Israel belum terkendali. Hingga Minggu dini hari, Hamas dan pasukan Israel masih baku tembak. Muncul kekhawatiran, Israel menyiapkan serangan darat ke Jalur Gaza.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
JERUSALEM, MINGGU — Para gerilyawan Hamas hingga Minggu (8/10/2023) dini hari waktu setempat masih bertahan di wilayah selatan Israel, menyandera sejumlah warga Israel, dan terlibat baku tembak dengan pasukan Israel. Belum ada tanda-tanda eskalasi mereda, bahkan muncul kekhawatiran soal kemungkinan militer Israel melancarkan balasan dengan serangan darat ke Jalur Gaza.
Dalam taklimat melalui media sosial, seorang juru bicara militer Israel mengatakan, hingga pukul 01.30 Minggu waktu setempat atau 06.30 WIB, situasi di Israel selatan belum sepenuhnya terkendalikan. Di beberapa tempat di wilayah itu tentara Israel masih baku tembak dengan gerilyawan Hamas.
Mengutip petugas dan badan layanan medis, media Israel melaporkan bahwa sedikitnya 250 orang di Israel tewas dan 1.500 orang luka-luka dalam serangan gerilyawan Hamas ke wilayah selatan Israel, Sabtu (7/10/2023). Hamas juga menyandera warga dan tentara Israel. Ini adalah serangan paling mematikan ke Israel dalam beberapa dekade.
Serangan itu dibalas Israel dengan gempuran ke Jalur Gaza, enklave di bawah kontrol Hamas. Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, akibat gempuran balasan tersebut, sedikitnya 232 orang tewas di Jalur Gaza dan sedikitnya 1.700 orang luka-luka.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pidatonya mengatakan, serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Jerusalem. Ia menggarisbawahi tentang ancaman pada Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, terus berlangsungnya blokade terhadap Gaza, dan upaya Israel menormalisasi hubungan dengan negara-negara di kawasan.
”Sudah berapa kali kami memperingatkan kalian bahwa rakyat Palestina sudah 75 tahun tinggal di kamp-kamp pengungsian, dan kalian menolak untuk mengakui hak-hak rakyat kami?” kata Haniyeh.
Sementara di Israel, saat berpidato melalui televisi, Sabtu malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, militernya akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghancurkan kemampuan Hamas dan ”melancarkan balasan untuk hari yang gelap ini”. Sebelumnya, ia mengumumkan perang terhadap Hamas.
”Perang ini bakal makan waktu, bakal sulit,” tambahnya. ”Untuk semua tempat persembunyian Hamas dan tempat mereka menjalankan operasi, kami akan buat tempat-tempat itu menjadi puing-puing.”
Netanyahu memperingatkan warga Gaza untuk keluar dari wilayah mereka. ”Pergilah dari sana saat ini,” katanya.
Opsi serangan darat
Para pemimpin dunia mendesak semua pihak untuk menahan diri. Namun, sejumlah pengamat memperkirakan kemungkinan Israel melancarkan serangan darat ke Gaza. ”Bakal ada tindakan kedua dan invasi ke Gaza,” kata Yonah Jeremy Bob, analis militer untuk media Israel, Jerusalem Post, dalam wawancara dengan Al Jazeera.
”Saya pikir, (serangan darat ke Gaza) itu bakal lebih besar daripada (serangan) tahun 2014 ketika Israel mengerahkan 80.000 personel tentara cadangan. Dalam satu atau dua hari, Israel akan mengerahkan kekuatan masif yang mampu melebihi pasukan Hamas di Gaza,” tutur Bob.
Mengutip keterangan militer Israel, Al Jazeera melaporkan bahwa, ketika ditanyakan mengenai kemungkinan serangan darat ke Gaza, militer Israel menyebutkan semua opsi terbuka untuk diambil.
”Kami tahu, banyak anggota pasukan cadangan, ada ribuan, telah dipanggil. Banyak pula persenjataan berat, termasuk tank-tank, terlihat di sejumlah jalan ke arah selatan menuju Gaza,” demikian wartawan Al Jazeera, Willem Marx, melaporkan dari Jerusalem Barat.
Danny Danon, anggota parlemen Israel (Knesset), menyebutkan bahwa balasan terhadap Hamas sedang berlangsung. ”Rakyat di Gaza harus mempertimbangkan bahwa mereka akan menanggung balasan,” kata Danon kepada Al Jazeera, Sabtu.
”Kami tidak akan berdiam diri setelah lebih dari 200 warga sipil dibunuh hari ini pada hari libur Yahudi,” ujar Danon.
Komandan Israel tewas
Militer Israel menyebutkan, Sabtu, warga dan tentara Israel dijadikan sandera oleh Hamas. Warga Israel di wilayah perbatasan, seperti dikutip The New York Times, mengungkapkan bahwa sejumlah pria bersenjata mendatangi dan menggedor pintu rumah demi rumah warga.
Dalam video yang telah diverifikasi media AS itu disebutkan sejumlah warga Israel ditawan di Kibbutz Be’eri, sekitar tiga mil arah tenggara perbatasan Israel dengan Gaza. Tampak dalam video itu lima orang dengan posisi tangan di belakang punggung masing-masing dikawal sejumlah pria berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor.
Dalam tayangan video amatir, seperti dilansir kantor berita Associated Press (AP), ratusan anak muda yang sedang menari berlarian kocar-kacir saat sejumlah gerilyawan Hamas memasuki area tempat mereka berkumpul, lalu melepaskan tembakan. Media Israel melaporkan, puluhan orang tewas.
Di antara korban tewas dalam serangan Hamas itu adalah Kolonel Jonathan Steinberg, pejabat senior militer yang memimpin Brigade Nahal, unit infranteri militer Israel.
Jubir militer Israel, Letnan Kolonel Richard Hecht, mengakui, sejumlah warga Israel diculik dan dijadikan sandera dalam serangan Hamas, Sabtu. Foto-foto AP memperlihatkan, warga lansia Israel diangkut dengan mobil golf ke Gaza oleh para anggota Hamas.
Wartawan AP menyaksikan empat orang, termasuk dua perempuan, diangkut dari Kibbutz Kfar Azza. Televisi Israel melaporkan, beberapa pekerja dari Thailand dan Filipina termasuk yang disandera Hamas.
Pejabat Hamas menyebutkan, jumlah sandera warga Israel yang mereka tawan bisa untuk membebaskan semua tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. Saat ini ada ribuan warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel.
Penculikan warga dan tentara Israel oleh Hamas menjadi salah satu situasi yang menyulitkan Pemerintah Israel. Pada masa-masa lalu, Tel Aviv harus mengeluarkan biaya sangat tinggi untuk membebaskan satu warga atau tentara Israel yang ditahan gerilyawan Palestina.
Tahun 2006, seperti dilaporkan The New York Times, saat Hamas menculik dan menyandera tentara Israel, Gilad Shalit, Israel harus membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Saat ini Hamas juga masih menahan dua jenazah tentara Israel yang tewas dalam perang tahun 2014. (AP/AFP/REUTERS)