Korea Selatan ingin menjadi mitra Indonesia untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Sejumlah bidang kerja sama nontradisional akan menjadi fokus kerja sama bilateral, mulai dari teknologi informasi hingga kedokteran.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Ballroom Hotel Fairmont di bilangan Senayan, Jakarta, pada Senin (18/9/2023) penuh sesak. Malam itu adalah malam peringatan ulang tahun ke-50 hubungan diplomatik Korea Selatan dan Indonesia. Separuh abad usianya. Namun, Duta Besar Korea Selatan Lee Sang Deok mengatakan, riilnya, relasi masyarakat kedua negara sudah terjalin sejak abad ke-14 dan ke-15.
”Saya percaya bahwa sejarah panjang interaksi tersebut merupakan landasan kuat bagi berkembangnya solidaritas Korea-Indonesia yang kita lihat saat ini. Kedekatan ini kini berkembang karena akarnya yang dalam,” katanya.
Korsel adalah mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi. Tahun 2022, perdagangan kedua negara mencapai 24,5 miliar dollar AS, meningkat sekitar 33 persen dibandingkan dengan 2021. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia ke Korsel pada semester I-2023 mencapai lima miliar dollar AS dan diharapkan masih banyak ruang untuk tumbuh.
Ekspor utama Indonesia ke Korsel meliputi bahan bakar mineral, bijih tembaga, besi, baja, dan produk kayu. Sementara Indonesia mengimpor mesin listrik, mesin dan peralatan mekanis, besi dan baja, serta produk plastik.
Korsel menempati peringkat ke-7 investor terbesar di Indonesia pada 2022, dengan investasi sebesar 2,29 miliar dollar AS. Investasi Korsel di Indonesia meliputi berbagai sektor, seperti industri manufaktur berbasis sumber daya alam dan industri padat teknologi seperti otomotif. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, investasi Korsel di Indonesia tahun 2022 sebesar 256,8 juta dollar AS.
Lee mengatakan, hingga saat ini hubungan bilateral, yang penekanannya lebih banyak pada ekonomi, khususnya perdagangan, difokuskan pada industri manufaktur, pertambangan, dan produksi kehutanan. Hal ini tetap harus dipertahankan, sembari memajukan kerja sama di bidang lain yang selaras dengan tantangan masa depan baik untuk kedua negara maupun global.
Ada beberapa bidang yang menarik bagi Korsel untuk dijalani bersama dengan Indonesia, di antaranya energi baru terbarukan (EBT), pendidikan, kesehatan, serta pembangunan smart city (kota masa depan berbasis teknologi digital) dan nuklir.
Khusus untuk ekosistem kendaraan listrik, khususnya berbasis baterai, Lee mengatakan, Korsel mendukung penuh upaya Indonesia dan negara-negara ASEAN mengembangkan ekosistem ini. Dukungan itu dimulai dengan masuknya salah satu produsen kendaraan listrik utama, Hyundai, ke Indonesia.
Lee menyebut hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Yoon Suk Yeol pada ASEAN dan khususnya Indonesia. Dalam kebijakan Presiden Yoon, sebut Lee, Korsel memiliki keinginan guna berjalan beriringan untuk melewati yang disebutnya sebagai Revolusi Industri Keempat. Kebijakan Presiden Yoon, sebut Lee, adalah memperluas kerja sama di sektor-sektor yang memiliki masa depan cerah, seperti digital, EBT, kendaraan listrik, dan kota pintar.
Pendidikan juga menjadi salah satu pilar yang bisa merekatkan hubungan Korsel dan Indonesia. Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Moh Adib Khumaidi, yang hadir dalam resepsi diplomatik itu, mengatakan, organisasinya tengah mendorong agar mahasiswa kedokteran di Indonesia belajar kemajuan teknologi kedokteran Korsel. Salah satu bidang kedokteran yang ingin dikembangkan IDI dengan sejawatnya di Korsel adalah ilmu kedokteran bedah tulang atau ortopedi. ”Selama ini kita berkiblat ke China dan Filipina,” katanya.
Lee menyambut baik keinginan untuk mengembangkan kerja sama dalam bidang ortopedi dan bahkan lebih jauh lagi kerja sama pengembangan bioteknologi di antara kedua negara. ”Dengan latar belakang ini, Korea dan Indonesia meningkatkan kemitraan kedua negara ke arah yang berorientasi masa depan,” katanya.
Tidak hanya itu, Lee juga menyebut bahwa berdasarkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) di antara kedua negara, yang mulai berlaku awal tahun ini, membuat semakin banyak perusahaan Korsel yang akan berpartisipasi dalam perekonomian Indonesia, termasuk berpartisipasi dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Lee meyakini, dengan segudang kerja sama riil di antara kedua negara, Korsel akan menjadi mitra yang optimal untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045. ”Mari kita maju bahu-membahu menuju peluang yang terbuka di hadapan kita. Persahabatan lebih dekat, kemitraan lebih kuat,” kata Lee.
Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah kerja sama pengembangan teknologi jet tempur antara Seoul dan Jakarta, jet tempur KF-21. Lee mengatakan, saat pertemuan bilateral antara Presiden Yoon dan Presiden Joko Widodo, keduanya sepakat dan memiliki keinginan untuk melanjutkan proyek kerja sama ini. “Kami akan terus berkomunikasi lebih lanjut agar proyek ini senantiasa berjalan sesuai rencana,” ujarnya.