Ayam Goreng Sajian Robot Koki di Korsel Lebih Lezat
Mana lebih enak: ayam goreng buatan manusia atau buatan robot? Ternyata, di Korsel, rasa ayam yang digoreng oleh robot koki lebih enak, lebih lezat, lebih renyah, dan lebih bersih daripada yang digoreng manusia.
Seoul
Setelah robot pelayan mulai kerap dipekerjakan di restoran-restoran sejumlah negara, kini Korea Selatan mulai menggunakan robot koki dengan tugas khusus: menggoreng ayam goreng. Menu ayam goreng selalu ada di hampir semua restoran cepat saji di Korea Selatan. Menu tersebut termasuk makanan favorit orang Korsel.
Oleh karena banyak pelanggan dan penggemar ayam goreng, pengusaha Kang Ji-young (38) mempunyai ide menggunakan robot untuk menggoreng ayamnya di semua restoran ”Robert Chicken” miliknya.
Robot milik Kang punya lengan mekanis yang sederhana dan fleksibel. Robot itu mampu menggoreng 100 ayam dalam dua jam saja. Butuh paling tidak lima orang dan beberapa wajan untuk bisa menggoreng sebanyak itu.
Lihat juga video : Robot Restoran Inggris
”Robot ini tidak hanya membuat proses menggoreng ayam jadi lebih efisien, tetapi juga lebih lezat. Robot ini bisa menggoreng lebih baik daripada manusia,” kata Kang kepada harian Japan Today, 11 September 2023.
Robot koki itu menangani seluruh proses penggorengan, mulai dari merendam ayam dalam minyak, membaliknya agar matang merata, hingga mengambilnya saat tingkat kerenyahan sudah sempurna.
Banyak pelanggan yang datang ke restoran itu tidak menyadari bahwa robotlah yang menggoreng ayamnya. ”Saya tidak tahu bagaimana caranya robot bisa menggoreng ayam yang rasanya berbeda dengan ayam yang digoreng manusia. Tetapi, yang jelas, rasanya lebih enak,” kata Kim Moon-jung, salah satu pelanggan restoran Kang.
Lihat juga video : Robot Restoran Burger di Jantung Kota Seoul
Robot Kang juga bisa memantau suhu minyak dan tingkat oksidasi secara real time saat menggoreng ayam serta memastikan rasanya konsisten enak. Wow!
Ketika pertama kali memulai bisnisnya, Kang awalnya kesulitan memahami, mengapa ada orang lebih memilih menggunakan robot ketimbang koki manusia. Tetapi, setelah mencoba sendiri menggunakan robot, ia baru tahu, ternyata makanan yang digorengnya—selain jadi lebih enak—juga lebih bersih.
Proses penggorengan ayam di Korsel agak berbeda dengan penggorengan ayam di tempat-tempat lain. Di ”Negeri Ginseng”, ayam diasinkan dan digoreng dua kali. Ini yang membuat bagian luarnya renyah.
Proses yang lebih rumit ini butuh tenaga kerja tambahan dan mengharuskan pekerja lebih dekat dengan minyak panas. Robot menjadi solusi atas ”kerumitan” itu. Apalagi, permintaan akan ayam goreng selalu tinggi di Korsel.
Baca juga : Shanghai Punya Restoran Tertinggi di Dunia
Potongan daging ayam dan babi adalah pesanan pesan antar paling populer di Korsel. Industri ini memperoleh manfaat besar dari penggunaan robot karena efektif mengurangi biaya tenaga kerja dan kekurangan tenaga kerja.
Menu ayam goreng itu sudah tertanam kuat dalam budaya Korsel. Menu itu jadi santapan makan di setiap kesempatan.
Kang memiliki 15 restoran ayam goreng dengan mempekerjakan robot di Korsel dan satu cabang di Singapura. Ia mengaku juga memanfaatkan kegemaran orang Korsel makan ayam goreng.
Menu ayam goreng itu sudah tertanam kuat dalam budaya Korsel. Menu itu jadi santapan makan di setiap kesempatan, mulai dari makan sehari-hari di rumah, pertemuan keluarga kecil, hingga pertemuan-pertemuan resmi. Sambil menonton pertandingan bisbol saja, ayam goreng selalu dikonsumsi dengan minuman bir dingin.
Pasar domestik ayam goreng di Korsel disebutkan yang terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China. Nilainya mencapai sekitar 5,3 miliar dolar AS.
Baca juga : Thailand Mengajarkan Warisan Budaya Melalui Es Krim
Namun, terjadi kekurangan tenaga kerja di Korsel karena tingkat kelahiran yang rendah. Berdasarkan survei pemerintah tahun lalu, sekitar 54 persen pemilik bisnis di sektor jasa makanan kesulitan mencari karyawan.
Menurut penelitian industri, jam kerja yang panjang dan kondisi stres mungkin menjadi penyebabnya. Guru Besar Ilmu Pangan di Universitas Nasional Seoul, Lee Ki-won, mengatakan, industri teknologi pangan di Korsel bernilai jutaan, termasuk bisnis mengantarkan makanan.
“Mengantar makanan menggunakan kendaraan listrik atau robot yang langsung mengantarkan makanan di dalam kompleks apartemen bisa menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari. Dalam 10 tahun ke depan, industri teknologi pangan akan menjadi sektor unggulan Korsel,” ujarnya.
--------
Serial lain Kilasan Kawat Sedunia:
Dianggap Ancaman, Australia Batasi Kucing
Terbang Tanpa Membawa Bagasi Penumpang
Ulah Eksentrik Warga di AS Ajak Banteng Berkeliling-keliling Kota