Australia menganggap kucing sebagai ancaman. Ada 8,1 juta ekor kucing di sana dan diperkirakan membunuh dua miliar hewan setiap tahun. Pemerintah Australia berupaya mengendalikan populasi kucing.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
Australia sedang bermasalah dengan spesies invasif. Tidak seperti hewan invasif lainnya seperti lalat lentera berbintik atau ular piton Burma yang membahayakan, spesies ini begitu lembut disentuh, menjadi hewan peliharaan, dan suka sekali bersantai di bawah sinar matahari. Mau tahu? Hewan itu adalah kucing.
Setidaknya ada 8,1 juta ekor kucing di Australia dan binatang itu bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok negeri. Dengan jumlah yang begitu besar, kucing-kucing Australia baik peliharaan ataupun kucing liar menjadi ancaman bagi keanekaragaman hayati Australia.
Para ahli memperkirakan kucing-kucing itu membunuh dua miliar hewan setiap tahun. Menurut laporan dari Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air Australia, setidaknya ada 57 spesies di Australia yang berlabel 'sangat rentan' pada ancaman kucing ini, termasuk di dalamnya 47 spesies mamalia.
Dikutip dari New York Times, Jumat (8/9/2023) pemerintah Australia tengah mencari solusi atas masalah itu. Ada beberapa langkah yang diambil untuk mengendalikan populasi kucing. Di antaranya eutanasia, dan kemungkinan penerapan jam malam bagi kucing, hingga membatasi jumlah kucing yang boleh dimiliki setiap rumah tangga.
Ide-ide untuk membatasi populasi kucing ini bukanlah hal baru. Beberapa pemda di Australia mengandalkan peraturan-peraturan semacam itu untuk melindungi ekosistem mereka. Usulan itu akan membuat peraturan menjadi standar dan memberikan kewenangan lebih kepada pemerintah setempat untuk memperluas peraturan tersebut sesuai kebutuhan mereka.
Masyarakat Australia tampaknya sangat mendukung langkah-langkah itu. “Mungkin pekerjaan kami jauh lebih mudah di Australia, karena kami telah kehilangan begitu banyak spesies,” ujar Sarah Legge, profesor dari Universitas Nasional Australia kepada the New York Times. “Masyarakat sangat mendukung pengendalian kucing, termasuk kepemilikan kucing,” imbuh Legge.