Belum Ada Lampu Hijau dari NATO untuk Keanggotaan Ukraina
NATO memutuskan tidak memberikan batas waktu aksesi keanggotaan Ukraina di aliansi militer itu. Mereka memilih memberikan bantuan keamanan jangka panjang bagi Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
VILNIUS, RABU — Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan memberikan aksesi keanggotaan bagi Ukraina dalam waktu dekat. Akan tetapi, NATO memilih memberikan jaminan keamanan jangka panjang bagi negara tersebut. Salah satu caranya dengan membentuk Dewan NATO-Ukraina, badan yang secara khusus akan mengurusi hal-hal teknis bantuan keamanan NATO kepada Ukraina.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam pernyataan, Selasa (11/7/2023), mengatakan, Ukraina telah memperlihatkan kemajuan dalam upaya mempertahankan wilayahnya. Ukraina bahkan merebut kembali sejumlah wilayah yang dikuasai militer Rusia melalui serangan balik dalam beberapa pekan terakhir. Inggris berjanji untuk memberikan perlindungan kepada Ukraina dalam jangka panjang.
”Kita tidak boleh melihat terulangnya apa yang tengah terjadi di Ukraina. Dan, deklarasi ini menegaskan kembali komitmen kami untuk memastikan (pada Ukraina) agar mereka tidak pernah dibiarkan rentan terhadap kebrutalan yang dilakukan Rusia (di masa yang akan datang),” kata Sunak.
Pembentukan Dewan NATO-Ukraina adalah upaya Brussels untuk meredam kekecewaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang semula berharap Konferensi Tingkat Tinggi NATO di Vilnius, Lituania, memberikan kerangka waktu aksesi keanggotaan Ukraina. Tak hanya pembentukan Dewan NATO-Ukraina, janji sejumlah negara anggota untuk mengirimkan lebih banyak persenjataan juga menjadi upaya mereka meredam kekecewaan Kyiv.
Pemerintah Jerman, Selasa, mengumumkan akan menyediakan lebih banyak tank, pertahanan rudal Patriot, dan kendaraan lapis baja senilai 700 juta euro bagi Ukraina. Perancis mengumumkan akan mengirimkan sejumlah rudal jarak jauh bagi Ukraina dalam waktu dekat. Sementara koalisi 11 negara memastikan akan mulai melatih pilot Ukraina menggunakan jet tempur F-16 mulai bulan depan.
Meski begitu, belum dipastikan apakah Ukraina akan mendapatkan bantuan jet tempur F-16 seperti yang telah disuarakan Zelenskyy selama beberapa waktu terakhir, terutama ketika berbicara mengenai pertempuran merebut kendali di ruang udara antara militer Ukraina dan Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, meski tidak ada batas waktu aksesi keanggotaan, aliansi militer itu telah mempermudah proses keanggotaan Ukraina dari dua langkah menjadi hanya satu langkah. ”Kami menegaskan kembali, Ukraina akan menjadi anggota NATO dan setuju untuk menghapus persyaratan untuk rencana aksi keanggotaan,” kata Stoltenberg.
Zelenskyy berhadap KTT NATO bisa memberikan kerangka waktu yang jelas untuk bisa mengaksesi keanggotaan. Dia meyakini, bergabungnya Ukraina ke NATO akan memberikan jaminan rasa aman yang lebih besar bagi rakyat dan negaranya.
Akan tetapi, keputusan para pemimpin NATO yang tidak memberikan kerangka waktu telah mengecewakannya. Dia menilai hal itu sebagai keputusan yang tidak masuk akal. ”Ketidakpastian adalah kelemahan,” katanya.
Menjawab kekecewaan Zelenskyy, Stoltenberg mengatakan, hal terpenting saat ini adalah membantu Ukraina memenangi perang melawan Rusia. ”Jika Ukraina gagal (memenangi perang), tidak akan ada pembicaraan mengenai keanggotaan sama sekali,” kata Stoltenberg.
Berbeda sikap
Anggota NATO di Eropa timur mendukung keinginan Kyiv untuk menjadi anggota NATO dan agar organisasi ini menetapkan langkah serta batasan waktu aksesi keanggotaan. Negara-negara tersebut beralasan, membawa Ukraina di bawah payung keamanan NATO adalah cara terbaik untuk mencegah Rusia menyerang lagi.
Dalam wawancara dengan CNN pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan, Ukraina belum siap untuk bergabung. Anggota NATO, ujarnya, perlu memenuhi semua kualifikasi, mulai dari demokratisasi hingga berbagai masalah lain. Ini mengonfirmasi sejumlah kekhawatiran lama tentang pemerintahan dan korupsi di Kyiv.
Stoltenberg tidak mengonfirmasi kekhawatiran ini. Dia menyebut, keinginan NATO adalah lembaga pertahanan dan keamanan modern tanpa menyebut detailnya. Tidak hanya itu, sejumlah negara, seperti AS dan Jerman, memilih bersikap hati-hati karena keangotaan Ukraina bisa membawa NATO ke dalam situasi berhadapan langsung dengan Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, ekspansi NATO adalah salah satu alasan yang menyebabkan situasi sekarang ini. ”Sepertinya orang Eropa tidak memahami kesalahan mereka,” kata Peskov.
Rusia menginvasi Ukraina, 24 Februari 2022, tidak lama setelah Zelenskyy mengumumkan keinginannya untuk bergabung dengan NATO. Rusia yang menyebut invasi itu sebagai operasi militer khusus mengeklaim bahwa Ukraina, dalam kacamata sejarah Rusia, adalah bagian tak terpisahkah dari Uni Soviet.
Peskov juga mengingatkan NATO untuk tidak menempatkan Ukraina di jalur cepat keanggotaan aliansi militer itu. ”Berpotensi sangat berbahaya bagi keamanan Eropa. Itu membawa risiko yang sangat besar,” kata Peskov. (AP/AFP/REUTERS)