Cerita Barbie dan Ken yang diangkat ke layar lebar sekilas tak punya konten politis di dalamnya. Namun, Vietnam memilih melarang pemutaran dan distribusinya.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
Barbie naik daun setelah kisah boneka perempuan ini diangkat ke layar lebar oleh perusahaan film asal Amerika Serikat, Warner Bros. Untuk mendongkrak jumlah penonton, pemeran utama film itu, Margot Robbie dan Ryan Gosling, berkeliling ke sejumlah negara Asia dan Eropa. Robbie dan aktris lainnya, America Ferrera, tengah berada di Seoul, Korea Selatan, untuk mempromosikan film ini.
Warga Vietnam menantikan film Barbie diputar di bioskop-bioskop mereka. Menurut rencana, bioskop di Vietnam mulai menayangkan film ini pada 21 Juli.
Akan tetapi, rencana itu tidak akan terwujud. Pemerintah Vietnam, Senin (3/7/2023), melarang film Barbie didistribusikan ke seluruh bioskop di negara itu. Alasannya, film itu menampilkan adegan yang memperlihatkan sembilan garis putus-putus, wilayah yang diklaim secara sepihak oleh China di Laut China Selatan. Sembilan garis putus-putus yang diklaim China itu masih dalam sengketa karena dinilai melanggar kedaulatan wilayah perairan Vietnam.
”Kami tidak memberikan lisensi film Amerika, Barbie, untuk dirilis di Vietnam karena mengandung gambar sembilan garis putus-putus yang menyinggung,” sebut laporan Truoi Tre, surat kabar yang terafiliasi dengan Pemerintah Vietnam, Senin. Keputusan untuk tidak mengizinkan distribusi Barbie disampaikan Vi Kien Thanh, Direktur Jenderal Departemen Perfilman Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam. Vi menyebut, pelarangan itu diputuskan Dewan Evaluasi Film Nasional.
”Sembilan garis putus-putus” berbentuk U digunakan pada peta wilayah laut China untuk mengilustrasikan klaimnya atas wilayah yang luas di Laut China Selatan, termasuk petak-petak yang dianggap Vietnam sebagai landas kontinennya. Wilayah yang diklaim ini diketahui memiliki potensi kandungan energi yang besar, terutama minyak dan gas alam. Selain Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam juga menolak klaim China atas wilayah laut tersebut.
Klaim China terhadap penetapan sembilan garis putus-putus itu telah ditolak Mahkamah Internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda, tahun 2016. Akan tetapi, China mengabaikannya dan terus berupaya mengklaimnya dengan mendirikan beberapa bangunan di pulau-pulau kecil di sekitar wilayah yang disengketakan. Hal ini telah memicu ketegangan, terutama dengan Filipina.
Barbie bukanlah sebuah film politik. Barbie, yang merupakan boneka populer di kalangan anak-anak dan kini diangkat ke layar lebar, bercerita tentang kehidupannya di dunia fantasi yang digambarkan sebagai sebuah kehidupan yang sempurna.
Bukan sekali ini Pemerintah Vietnam melarang distribusi dan pemutaran film di negaranya. Tahun lalu, film yang dibintangi aktor Tom Holland, Uncharted, juga dilarang diputar di Vietnam karena alasan yang sama dengan pelarangan Barbie kali ini.
Selain itu, pada 2021 layanan streaming Netflix diwajibkan menghapus delapan seri dari miniseri Pine Gap yang menampilkan sembilan garis putus-putus. Begitu juga dengan serial Put Your Head on My Shoulder serta Madam Secretary yang menampilkan peta serupa.
Distributor film bioskop asal Korea Selatan, CGV, pernah mengalami kejadian serupa, dilarang mendistribusikan film animasi berjudul Abominable karena kasus yang mirip. Film yang dalam versi Vietnam diberi judul Everest: The Little Yeti itu telah ditayangkan selama 10 hari di bioskop di bawah naungan CGV, yang akhirnya ditarik dari peredaran.
Akibat kelalaian itu, beberapa anggota Dewan Evaluasi FIlm Nasional diberi peringatan dan CGV dijatuhi denda senilai 170 juta dong (sekitar Rp 108 juta). (Reuters)