Wapres Dorong Hubungan Indonesia-Vanuatu Saling Menghormati Kedaulatan
Saat menerima kunjungan Wakil PM Vanuatu, Wapres Ma’ruf Amin menyinggung perlunya terus mendorong hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan saling menghormati, terutama soal kedaulatan dan keutuhan wilayah.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri Vanuatu Jotham Napat Nauka di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (19/6/2023). Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin mendorong hubungan bilateral Indonesia-Vanuatu yang saling menguntungkan dan menghormati.
”Kita perlu terus mendorong hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan saling menghormati, terutama terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing,” kata Wapres saat membuka pertemuannya dengan Wakil Perdana Menteri Vanuatu Jotham Napat Nauka.
Kita perlu terus mendorong hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan saling menghormati, terutama terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing.
Selain penguatan kerja sama di bidang pembangunan dan ekonomi, Indonesia juga siap menjadi pintu gerbang bagi Vanuatu memasuki pasar ASEAN. ”Indonesia juga siap berperan sebagai hub bagi Vanuatu untuk menembus pasar ASEAN dan sekitarnya,” kata Wapres.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin pun menyampaikan upaya pemerintah Indonesia untuk memeratakan kesejahteraan bagi rakyatnya, salah satunya masyarakat Papua. ”Saya ingin menekankan bahwa pendekatan kesejahteraan akan tetap menjadi prioritas utama, dengan menghormati keberagaman berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan,” ujarnya.
Saya ingin menekankan bahwa pendekatan kesejahteraan akan tetap menjadi prioritas utama, dengan menghormati keberagaman berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan.
Wapres Amin pun menuturkan, penyelesaian persoalan keamanan ditempuh melalui pendekatan komprehensif. Di sisi lain, telah dibentuk pula Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) yang memiliki tugas dan kewenangan untuk mengimplementasi serta mengevaluasi akselerasi program percepatan pembangunan di Papua. ”Pemberian otonomi khusus ini telah terencana untuk jangka panjang hingga tahun 2042,” kata Wapres Amin.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Vanuatu Jotham Napat Nauka menyampaikan kesungguhan pemerintahnya untuk meningkatkan hubungan antarkedua negara yang ditandai dengan momen pertemuan pada hari ini. ”Saya melihat bahwa kunjungan saya di sini merupakan suatu hal yang fundamental untuk dapat memulihkan kepercayaan dan untuk menyatakan keinginan agar adanya kerja sama yang baik di antara kedua negara,” kata Jotham.
Dia pun memaparkan kesiapan negaranya untuk menjalin kerja sama di berbagai bidang, salah satunya kerja sama untuk memiliki kota kembar di Indonesia. ”Kami juga ingin ada suatu perjanjian kerja sama teknis antarkedua negara dan juga dapat memiliki suatu program sister city dan sister province. Ini dapat dimulai dari Provinsi Papua dengan Vanuatu,” ujar Jotham Napat Nauka.
Hadir dalam pertemuan ini, antara lain, Director General Vanuatu Kalfau Kaloris, Chief of Protocol Vanuatu Mark Erson Vano, Head of Maritime Affairs Tony Harrison Tevi, dan Private Secretary Richard Kaltongga. Adapun Wapres Amin didampingi Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Sekretariat Wapres Velix V Wanggai, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Masykuri Abdillah.
Saat menyampaikan keterangan pers seusai pertemuan, Masduki Baidlowi menuturkan, kedatangan delegasi dari Vanuatu ini penting karena Indonesia memang sedang membangun peta jalan yang baik. Hal ini berkenaan dengan upaya agar Indonesia mempunyai hubungan-hubungan yang positif dengan beberapa negara di Asia Pasifik.
Nantinya juga akan dibangun kerja sama di berbagai bidang, seperti investasi dan pariwisata. ”Dan, memang, banyak tadi aspirasi yang disampaikan oleh pihak sahabat kita dari delegasi Vanuatu, dan tentu saja ini adalah hal yang bagus saja, terutama bagi kita karena ada hubungannya dengan saudara kita dari Papua,” kata Masduki.
Menurut Masduki, hal tersebut berkaitan supaya tidak ada salah paham dan kampanye-kampanye tidak baik dari berbagai negara, terutama negara-negara Asia Pasifik, tentang duduk perkara yang sebenarnya terkait dengan Papua.
Adapun Abdul Kadir Jailani menuturkan, pertemuan dan kunjungan ini memiliki arti penting bagi kedua negara karena merupakan tonggak baru hubungan bilateral. ”Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Vanuatu telah melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Luar Negeri (RI), kemarin, minggu lalu,” katanya.
Abdul Kadir mengatakan, pihaknya melihat kunjungan ini memiliki signifikansi dalam artian merupakan tonggak baru hubungan bilateral karena akan menjadi momentum untuk mempererat dan meningkatkan kerja sama ke depan. ”Dan, yang lebih penting lagi adalah kita akan perlu mendorong hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan saling menghormati, terutama penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah masing-masing,” ujarnya.