Isu kedaulatan amat penting dalam hubungan Jakarta-Port Villa. Dalam beberapa sidang Majelis Umum PBB, berulang kali Vanuatu mengangkat isu Papua.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Lewat perdagangan dan sepak bola, Indonesia ingin merangkul Vanuatu lebih erat. Selama ini, negara Pasifik itu dikenal sangat kritis kepada Indonesia. Pendekatan diplomatik membuat Vanuatu mulai luluh.
Perubahan sikap salah satu negara Pasifik Selatan itu antara lain diwujudkan dalam lawatan Menteri Luar Negeri Vanuatu Jotham Napat. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerimanya di Jakarta, Jumat (16/6/2023). ”Ini kunjungan pertama Menlu Vanuatu ke Indonesia selama lebih dari satu dekade,” kata Retno.
Kunjungan Napat disebut sebagai bukti komitmen kuat Vanuatu pada hubungan bilateral. Hubungan itu didasarkan pada kedaulatan dan persatuan wilayah. Hubungan itu juga didasarkan pada kepentingan bersama. Isu kedaulatan amat penting dalam hubungan Jakarta-Port Villa. Selama ini, Vanuatu salah satu negara yang mendukung pemisahan Papua dari Indonesia. Dalam beberapa sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, berulang kali Vanuatu mengangkat isu Papua.
Namun, Vanuatu tidak menyinggung isu Papua dalam sidang 2022. Presiden Vanuatu Nikenike Vurobaravu fokus pada dampak pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. Ia juga membahas isu pengendalian senjata nuklir. Pidato Vurobaravu dianggap kemenangan penting diplomasi Indonesia.
Sepak bola
Retno menerima Napat di dua lokasi. Selain diterima di kompleks Kementerian Luar Negeri RI, Napat juga diantar Retno ke Gelora Bung Karno. Di sana, Napat bertemu perwakilan tim nasional sepak bola Indonesia dan PSSI. ”Mungkin kita bisa menjajaki kemungkinan pertandingan persahabatan antara tim nasional kedua negara,” ujar Retno kepada Wakil Perdana Menteri Vanuatu itu.
Napat menyebut, pertemuan dengan Retno sebagai saat bersejarah bagi Indonesia-Vanuatu. Ia membenarkan, hubungan Jakarta-Port Villa selama ini diwarnai sejumlah perbedaan. Meski demikian, Indonesia-Vanuatu berusaha mencari cara kerja sama dan memajukan kepentingan bersama.
Oleh karena itu, Vanuatu berterima kasih atas dukungan Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara kepulauan kecil seperti Vanuatu. Pada April 2023, Indonesia ikut mendukung proposal Vanuatu soal keadilan iklim. Port Villa mengusulkan agar Mahkamah Internasional (ICJ) bisa membuat fatwa soal pertanggungjawaban negara yang menyebabkan perubahan iklim.
Vanuatu dan sejumlah negara kepulauan khawatir pada perubahan iklim. Dampak perubahan itu antara lain bencana yang semakin kerap dan kenaikan air laut yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil. Perubahan iklim adalah ancaman kelangsungan hidup bagi bangsa-bangsa seperti Vanuatu. ”Beberapa waktu lalu kami dilanda dua topan. Kami berterima kasih atas bantuan pemerintah anda,” ujar Napat.
Pada awal Mei 2023, Indonesia mengirimkan paket bantuan Rp 7,6 miliar ke Vanuatu. Napat menyebut, bantuan itu sesuai dengan kebutuhan tanggap darurat seusai bencana di Vanuatu. Ia ikut menyambut bantuan itu kala pesawat pengangkutnya mendarat di Port Villa. ”Saya sangat berterima kasih atas kebaikan Indonesia,” katanya.
Ia meyakini hubungan Indonesia-Vanuatu akan terus meningkat di masa mendatang. Pertemuan dengan Retno disebutnya sebagai wujud ”Cara Melanesia”. ”Cara Melanesia adalah dialog. Semakin sering dialog, semakin bisa menemukan hambatan-hambatan kemajuan,” ujar Napat.
Perdagangan dan pembangunan
Retno mengatakan, Jakarta-Port Villa berkomitmen meningatkan perdagangan kedua negara. Indonesia menjajaki kemungkinan memberikan fasilitas perdagangan untuk Vanuatu dan negara lain di Pasifik.
Selain itu, Indonesia juga membantu Vanuatu dan tetangganya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Indonesia membantu pelatihan kewirausahaan, nelayan, hingga mitigasi perubahan iklim. ”Sebagai bangsa Pasifik, Indonesia berbagi banyak tantangan, seperti perubahan iklim, bencana alam, dan isu kemaritiman. Karena itu, kami punya visi ’Meningkatkan Pasifik’ sehingga bisa bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama sebagai keluarga besar Pasifik,” kata Retno.
Visi Pasifik Indonesia diwujudkan dalam sejumlah kegiatan. Bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN, Indonesia akan menggelar forum pembangunan Pasifik. Indonesia juga mendorong interaksi formal antara ASEAN dan Forum Kepulauan Pasifik (PIF). Indonesia juga beberapa kali menggelar acara Pacific Exposition, forum promosi peluang usaha di Pasifik. Sementara pada 2022 Indonesia antara lain menggelar Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) sebagai upaya menjajaki kerja sama lebih luas di sektor pembangunan (AFP)