Hidup Harry terus didera skandal. Kali ini, ia berjuang melawannya.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
Pangeran Harry, putra bungsu Raja Inggris Charles III, mengalami pekan yang dipenuhi oleh tuntutan pengadilan. Berbagai kasus legalnya tengah dibahas di kampung halamannya di Inggris ataupun di rumahnya sekarang, Amerika Serikat. Ini pertama kali sejak tahun 1891 anggota keluarga Kerajaan Inggris tampil di pengadilan.
Harry dikabarkan oleh media NBC telah tiba di London pada Senin (5/6/2023) malam waktu setempat atau Selasa (6/6) pagi waktu Indonesia. Pangeran dengan gelar resmi Duke of Sussex ini tidak bisa banyak beristirahat karena setelah itu ia harus hadir di gedung pengadilan guna diperiksa sebagai saksi.
Harry menuntut perusahaan media Mirror Group yang memiliki tabloid Daily Mirror, Sunday Mirror, dan Sunday People. Ia mengatakan, selama kurun 1996-2010, ketiga tabloid ini menerbitkan 140 artikel yang ditulis dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab.
”Mereka menyadap telepon saya, menyogok orang-orang untuk dijadikan narasumber tanpa memeriksa kebenaran pernyataan, menguntit, dan menyogok orang untuk memeriksa surat-surat pribadi saya,” demikian pernyataan Harry ketika mengajukan gugatan dan dikutip surat kabar EveningStandard.
Statusnya sebagai saksi tidak mengundang simpati publik ataupun pengadilan Inggris. Pasalnya, Harry sudah diminta oleh hakim Sir Timothy Fancourt untuk hadir dan menampilkan bukti-bukti gugatannya pada Senin pagi. Akan tetapi, Harry tidak datang karena masih berada di AS untuk merayakan ulang tahun ke-2 anak perempuannya, Putri Lilibet.
”Pangeran Harry berbeda dari saksi-saksi lain. Ia tidak bisa pergi mendadak karena harus ada pengaturan khusus mengenai pengamanan dan transportasinya,” kata pengacara Harry, David Sherborne, kepada majalah Newsweek.
Alasan itu ditanggapi secara negatif oleh Sir Timothy. Ia menegaskan bahwa pengadilan bukan ”kemarin sore” memanggil Harry. Berkas pemanggilan dan pemeriksaannya sebagai saksi telah diputuskan secara resmi serta disepakati oleh pihak penggugat dan tergugat.
Menurut Sir Timothy, ini persoalan ketiadaan itikad baik. Sebagai penyesuaian waktu, pengadilan memberi tambahan waktu satu hari lagi kepada pengacara Mirror Group, Andrew Green, untuk memeriksa Harry. Artinya, Harry akan tampil di mimbar saksi selama dua hari berturut-turut.
Sejarawan Inggris, Sara Gristwood, menjelaskan kepada media NBC bahwa ini peristiwa bersejarah. Keluarga Kerajaan Inggris selama ini hidup dengan moto ”dilarang mengeluh dan dilarang berkomentar”. Seheboh apa pun skandal yang menimpa, mereka dianjurkan untuk diam hingga suasana reda dengan sendirinya.
”Pada dasarnya, keluarga kerajaan membutuhkan media untuk menyiarkan kegiatan mereka dan media membutuhkan keluarga kerajaan untuk menjual konten,” tutur Gristwood.
Harry menolak mengikuti moto ini. Ia selalu menyalahkan tabloid atas kematian ibunya, Putri Diana, akibat kecelakaan mobil pada 1997. Diana ketika itu dikejar oleh rombongan paparazi sehingga sopir mobilnya kehilangan kendali dan menabrak tembok terowongan di Paris, Perancis.
”Tahu sendiri, kan, betapa beracunnya tabloid di Inggris? Mereka merusak kejiwaan saya dan membuat keluarga saya terjebak di lingkungan yang tidak sehat,” kata Harry ketika tampil dalam acara bincang-bincang televisi bersama James Corden di AS pada 2021.
Gristwood menerangkan, terakhir kali keluarga Kerajaan Inggris masuk pengadilan adalah pada 1891. Ketika itu, Edward, Putra Mahkota Inggris dan anak dari Ratu Victoria, tampil sebagai saksi. Ia tersangkut skandal perjudian karena salah seorang lawannya menuduh lawan lain berbuat curang.
Sebelumnya, pada 1871, Edward juga bersaksi di pengadilan. Seorang perempuan mengaku sebagai gundik dan memiliki anak di luar pernikahan dengan calon Raja Inggris itu. Di kedua pengadilan tersebut Edward dinyatakan tidak bersalah. ”Akan tetapi, citra Edward di mata publik rusak. Ketika menjadi Raja Edward VII, sambutan rakyat lesu,” kata Gristwood.
Bagi Harry, lanjut dia, persidangan ini bukan soal menang ataupun kalah, melainkan menunjukkan ketegasan sikap. Satu dekade lalu, kakak Harry, Putra Mahkota Pangeran William, dan istrinya, Kate Middleton, juga tersangkut skandal oleh tabloid. Mereka memilih menyelesaikan di luar pengadilan. Adapun Harry ingin memberi penolakan kepada perilaku tabloid selama ini.
Sambil pemeriksaan kasus di Inggris bergulir, di AS pemeriksaan atas gugatan terhadap Harry juga berjalan. BBC melaporkan, hakim federal di Washington sedang mendalami gugatan dari Heritage Foundation, sebuah lembaga kajian kebijakan publik yang menuntut pencabutan visa Harry. Pangeran ini pindah ke AS bersama anak dan istrinya pada 2020. Tidak diketahui dengan jelas jenis visa yang ia pegang.
Pada Januari 2023, buku biografi Harry yang berjudul Spare terbit. Di dalamnya, Harry mengaku pernah mengonsumsi ganja, kokain, dan narkoba lainnya. Hal ini menuai kecaman publik AS. Dalam gugatannya, Heritage Foundation menjelaskan, riwayat penyalahgunaan narkoba adalah aspek pertimbangan penting dalam pengajuan visa ke AS. Mayoritas mantan pemakai narkoba ditolak pengajuan visanya.
”Kami menduga ada perlakuan istimewa terhadap Harry karena statusnya sebagai orang terkenal sehingga Pemerintah AS menutup mata pada persyaratan visa. Jika memang ada pertimbangan pemberian visa kepada Harry, harap jelaskan faktor yang membuktikan bahwa Harry memang membawa investasi ataupun manfaat bagi AS,” demikian tulis gugatan itu.