Kyiv berharap serangan balasan untuk merebut kembali wilayahnya akan mengubah dinamika perang yang berkobar sejak invasi Rusia 15 bulan lalu.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KYIV, SABTU — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan siap melancarkan serangan balasan yang telah lama dipersiapkan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. ”Kami sangat yakin akan berhasil,” katanya dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, Sabtu (3/6/2023).
”Saya tidak tahu butuh berapa lama. Jujur saja, (serangan balasan) itu bisa berjalan dalam berbagai cara, yang benar-benar berbeda. Tetapi, kami akan melakukannya, dan kami siap,” ujar Zelenskyy.
Kyiv berharap serangan balasan untuk merebut kembali wilayahnya akan mengubah dinamika perang yang berkobar sejak invasi Rusia 15 bulan lalu. Bulan lalu, Zelenskyy mengatakan, Ukraina perlu menunggu lebih lama tibanya bantuan persenjataan dari Barat sebelum menluncurkan serangan balasan. Ia juga terus menggalang dukungan diplomatik dari negara-negara Barat, mencari lebih banyak bantuan militer dan persenjataan, yang menjadi kunci keberhasilan Ukraina dalam rencana tersebut.
Sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Rusia menduduki sejumlah wilayah di bagian timur. Secara sepihak, Rusia mendeklarasikan wilayah Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhia masuk ke dalam teritorinya.
Cuaca kering yang cukup panjang di sejumlah wilayah di Ukraina telah memunculkan antisipasi serangan balasan yang terjadi dalam waktu dekat. Selama beberapa pekan terakhir, Ukraina meningkatkan serangan terhadap depot amunisi dan rute logistik Rusia. Pada Sabtu, militer Ukraina menyebutkan dalam laporan harian bahwa Mariinka di wilayah Donetsk menjadi fokus pertempuran. Pasukan Ukraina menangkis 14 serangan pasukan Rusia di kota itu.
Ukraina juga meningkatkan serangan ke wilayah sekitar perbatasan dengan Rusia. Pada Jumat, empat warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan di Belgorod. Selama beberapa hari terakhir, ribuan penduduk mengungsi dari desa-desa dekat perbatasan Rusia-Ukraina di bagian barat daya karena serangan meningkat.
Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan, sekitar 2.500 orang berlindung di tempat penampungan sementara, termasuk arena olahraga. ”Kami tidak pernah menghadapi seituasi seperti ini,” katanya.
Sehari sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pasukannya menggunakan jet dan artileri untuk menangkis upaya serangan dari Ukraina di Belgorod. Kremlin mengecam komunitas internasional yang diam atas serangan terhadap bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sosial itu. Amerika Serikat menyatakan tidak mendukung serangan di dalam wilayah Rusia, hanya menyediakan perlengkapan dan pelatihan untuk mempertahankan diri.
Sementara Kyiv juga terus dilanda serangan oleh rudal Rusia. Hampir setiap malam serangan udara Rusia menerjang kota itu selama Mei lalu. Pada Jumat, Ukraina menyatakan telah menghancurkan 15 rudal dan 21 pesawat nirawak (drone) dari gelombang baru serangan Rusia. ”Dalam enam hari terakhir, Rusia melancarkan enam serangan di kota ini,” kata pejabat administrasi Kyiv, Sergiy Popko, di kanal media sosial Telegram.
Di Singapura, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam forum Shangri-La Dialogue menyampaikan proposal perdamaian untuk menyelesaikan perang di Ukraina. Prabowo mengusulkan adanya zona demiliterisasi dan referendum PBB di wilayah yang diduduki Rusia. Ada beberapa poin yang disampaikan, termasuk gencatan senjata di posisi saat ini bagi kedua pihak berkonflik. Zona demiliterisasi dibuat dengan penarikan 15 kilometer dari posisi setiap pihak. Zona ini harus diawasi dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian PBB. Saya mengusulkan Dialog Shangri-La bisa menemukan deklarasi sukarela yang mendesak Ukraina dan Rusia untuk segera memulai negosiasi damai,” kata Prabowo.
Berbicara dalam panel yang sama, perwakilan Komisi Eropa Josep Borrell Fontelles mengatakan, jika dukungan militer bagi Ukraina dihentikan, perang memang akan segera berakhir, tetapi kedaulatan Ukraina jatuh karena invasi asing. ”Kami tidak bisa berhenti mendukung Ukraina secara militer karena kami tidak ingin perdamaian yang berasal dari penyerahan diri, perdamaian dari yang lebih kuat,” katanya.
Zelenskky telah mengusulkan 10 poin rencana perdamaian, di antaranya menyerukan Rusia menarik seluruh pasukannya dari Ukraina. Kepala penasihat diplomatik Ukraina, Ihor Zhovkva, mengatakan, Ukraina tidak tertarik dengan gencatan senjata yang menguntungkan Rusia secara teritorial. (AFP/REUTERS)