Cegah Penembakan Massal, Sejumlah Sekolah AS Wajibkan Ransel Transparan
Demi cegah penembakan massal di sekolah, murid wajib memakai ransel tembus pandang dan tidak berwarna.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
LAS VEGAS, KAMIS - Sejumlah kota dan distrik di Amerika Serikat mempertimbangkan pemakaian ransel tembus pandang bagi para murid guna mencegah penyelundupan senjata maupun barang-barang terlarang ke dalam area sekolah. AS memiliki endemik persoalan penembakan massal yang sering kali menyasar sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Las Vegas Jesus Jara, dikutip oleh media lokal KTNV, Rabu (10/5/2023) waktu setempat atau Kamis (11/5/2023) waktu Indonesia mengatakan pihaknya akan menambah jumlah satpam di sekolah. "Selain itu, akan ada detektor metal di setiap pintu masuk sekolah dan hanya boleh ada satu akses keluar masuk," tururnya.
Perihal ransel tembus pandang, Jara mengatakan belum ada keputusan tetapi kemungkinan besar akan dilakukan karena melihat kota-kota besar lain di AS sudah mengambil langkah tersebut. Dinas Pendidikan Las Vegas mencatat, per Mei 2023 sudah ada kasus 33 senjata api masuk sekolah. Tahun lalu ada 30 kasus.
Pelakunya antara lain adalah murid sekolah tersebut ataupun orang dewasa yang hendak masuk ke dalam gedung. "Beruntung para petugas satpam cekatan begitu melihat ada murid ataupun orang dengan gerak-gerik mencurigakan. Detektor logam ini demi mempermudah pekerjaan mereka agar tidak perlu membuka ransel satu per satu," kata Jara.
Sebelumnya, distrik Broward County di Florida yang merupakan distrik keenam terbesar di AS sudah menerapkan peraturan ransel transparan ini. Broward County menyusul langkah yang diambil oleh Dallas di Texas yang merupakan distrik terbesar kedua di AS dan South River di New Jersey.
Broward County adalah lokasi SD Marjory Stoneman Douglas yang pada tahun 2018 ditimpa tragedi penembakan massal. Sebanyak 17 orang, termasuk murid-murid kelas I dan II tewas. Pelakunya bunuh diri di SD tersebut setelah melampiaskan nafsunya.
Contoh penembakan massal lain di AS adalah di SD Robb, Uvalde, Texas pada tahun 2022. Pada akhir Maret lalu juga ada penembakan di SD Covenant di Nashville, Tennessee yang menewaskan tiga anak. Lembaga swadaya masyarakat Gun Violence Archive mencatat, per Mei 2023 sudah ada 199 tragedi penembakan massal mengguncang AS.
"Murid hanya boleh membawa ransel tembus pandang dan tidak berwarna ke sekolah. Kotak bekal dan botol minuman juga harus transparan tanpa warna. Benda-benda yang tidak tembus pandang yang diizinkan ialah kantong penyimpan kebutuhan pribadi untuk murid perempuan, tempat alat musik maupun alat olahraga yang sesuai standar sekolah," demikian kutipan dari laman Dinas Pendidikan Broward County.
Di SD Stocking, Grand Rapids, Michigan, pada Rabu petugas satpam menemukan seorang murid kelas III berusaha menyelundupkan sepucuk pistol. Ini adalah keempat kalinya pada tahun 2023 di Grand Rapids. Murid itu mengambil pistol milik orangtuanya dan bermaksud pamer di sekolah. Ini mengingatkan publik pada kasus Januari 2023 ketika siswa kelas I di SD Richneck di Newport, Virginia membawa pistol milik orangtuanya dan tidak sengaja menembak wali kelas.
Grand Rapids pun memutuskan menjadi distrik ketiga di Michigan yang mewajibkan semua murid memakai ransel tembus pandang. Dinas pendidikan masih membahas ukuran ransel tersebut agar jumlah barang yang boleh dibawa murid ke sekolah menjadi sangat terbatas.
"Saya sudah membuat aturan agar semua pemilik senjata api mengunci senapan dan pistol mereka di tempat khusus yang tidak bisa diutak-atik anak-anak. Aturan ini tinggal menunggu persetujuan DPRD," kata Gubernur Michigan Gretchen Whitmer kepada CBS.
Meskipun begitu, tidak semua pihak setuju dengan peraturan ransel tembus pandang ini. Ketua Persatuan Guru Broward County Anna Fusco menjelaskan kepada Yahoo Life bahwa aturan ini tidak menyelesaikan akar permasalahan. "Memang tidak ada masalah dengan aturan ransel ini, tapi kita harus membicarakan persoalan utamanya, yaitu kekerasan berbasis senjata api di negara ini," ujarnya.
Peraturan senjata api merupakan madalah pelik di AS. Undang-Undang Dasar pasal 2 memperbolehkan warga memiliki senjata api untuk melindungi diri. Asosiasi Senjata Api Nasional (AS) sangat lekat dengan percaturan politik negara tersebut, bahkan merupakan sponsor besar bagi Partai Republik.
Negara-negara lain yang memiliki pengalaman penembakan massal adalah Selandia Baru pada 2019 dan Serbia pekan lalu. Keduanya mengambil tindakan dengan segera melakukan pelucutan senjata api yang dimiliki masyarakat sipil.
"Bagi masyarakat Serbia, senjata api adalah bagian budaya kita juga peninggalan kakek nenek kita yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Akan tetapi, sudah saatnya kita melangkah meninggalkan budaya yang negatif ini," kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic.