Paraguay Gelar Pilpres, Taiwan Terancam Kehilangan Sahabat Terakhir di Amerika Selatan
Apabila Elegre menang dalam pemilu presiden Paraguay, hari Minggu ini, kemungkinan besar hubungan antara Paraguay dan Taiwan putus.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
AP/JORGE SAENZ
Para pendukung kandidat presiden Paraguay, Efrain Alegre, bersorak-sorai dalam kampanye terakhir di Asuncion, Paraguay, 27 April 2023. Jika Alegre menang dalam pemilu presiden, Minggu (30/4/2023), Paraguay diperkirakan bakal memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mengalihkan relasi ke China.
ASUNCION, MINGGU — Hubungan diplomatik antara Paraguay dan Taiwan terancam bubar. Apabila calon presiden dari pihak oposisi, Efrain Elegre, memenangi pemilihan umum presiden yang berlangsung pada hari Minggu (30/4/2023) ini, Paraguay hampir dipastikan mengalihkan hubungan ke China.
Paraguay sejak tahun 1947 dikuasai oleh Partai Colorado yang antikomunis. Pada tahun 1957, Asuncion dan Taipei menjalin hubungan atas dasar prinsip menentang ideologi komunisme tersebut.
Saat ini, kelanjutan kekuasaan Partai Colorado yang dipimpin oleh Presiden Paraguay Mario Benitez ditantang. Masyarakat menunjukkan kecenderungan menginginkan perubahan. Calon dari oposisi, Elegre (60), sejauh ini lebih populer dibandingkan dengan kader Partai Colorado, Santiago Pena (44).
”Paraguay mengorbankan banyak hal dalam menjaga hubungan diplomatik dengan Taiwan, tetapi Taiwan tidak membalas hubungan ini dengan serius,” kata Elegre.
Maksud perkataan dia ialah Paraguay menganggap hubungan dengan Taiwan menghalangi mereka mengakses investasi dari China. Paraguay adalah produsen kedelai terbesar keempat di dunia dan pemasok daging sapi terbesar kedelapan secara global. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengakses langsung pasar China. Berbeda dengan tetangga-tetangga mereka, Brasil dan Argentina.
AFP/NORBERTO DUARTE
Guru-guru dari seantero Paraguay berunjuk rasa di Asuncion, 6 Oktober 2021. Mereka meminta kenaikan gaji sebesar 16 persen atau dua kali lipat dari yang ditawarkan pemerintah.
Elegre menuturkan, hubungan diplomatik dengan Taiwan juga menjadikan Paraguay berada di luar kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiatives/BRI) China. Berdasarkan catatan harian Financial Times, pada periode 2005-2020 China mengucurkan 130 miliar dollar AS untuk proyek-proyek BRI di Amerika Latin.
Taiwan sendiri selama 2005-2014 tercatat mengucurkan investasi 18,8 juta dollar AS kepada Paraguay setiap tahun. Di Asuncion ada Universitas Politeknik Taiwan-Paraguay yang disponsori oleh Taipei.
Presiden Benitez ketika berkunjung ke Taiwan pada 18 Februari 2023 berusaha meyakinkan Taipei bahwa Asuncion akan membuat kesalahan besar apabila memutus hubungan diplomatik. ”Ekspor daging sapi ke Taiwan tahun 2022 senilai 240 juta dollar AS, padahal tahun 2018 cuma 35 juta dollar AS. Ada kenaikan signifikan. Kami juga menunggu lampu hijau Taiwan untuk mengekspor daging ayam dan babi,” ujarnya kepada Central News Agency.
AFP/NORBERTO DUARTE
Bendera Paraguay (kiri) dan bendera Taiwan berkibar di luar Kedutaan Besar Taiwan di Asuncion, Paraguay, 26 April 2023.
Walaupun demikian, Benitez mengutarakan kepada FinancialTimes bahwa alangkah baiknya jika Taiwan bisa memberi pinjaman 1 miliar dollar AS untuk pembangunan di Paraguay. Dana ini, menurut dia, bisa menjawab tekanan masyarakat atas pemerintahannya.
Paraguay adalah satu-satunya sahabat Taiwan di Amerika Selatan dan merupakan pintu masuk produk-produk Taipei ke kawasan tersebut. Secara umum, di Amerika Latin dan Amerika Tengah, tinggal dua negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan, yaitu Paraguay di selatan dan Guatemala di Amerika Tengah.
Honduras di bawah perintah Presiden Xiomara Castro bulan Maret lalu memutuskan memilih China. Alasannya, karena Taiwan tidak mengabulkan permintaan Honduras atas pinjaman 2 miliar dollar AS. Hubungan Taipei-Tegucigalpa resmi berakhir dan Duta Besar Vivia Chang sudah dipanggil pulang ke Taiwan.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan, pihaknya sedang menindaklanjuti klaim Elegre. ”Taiwan memastikan hubungan diplomatik dan persahabatan ini berlangsung adil serta setara. Apabila ada keluhan, kami cari solusinya,” ujar Wu.
KOMPAS/ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat diwawancarai wartawan Kompas secara daring di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Leland Lazarus, pakar isu keamanan nasional di Institut Kebijakan Publik Jack D Gordon, Universitas Florida, AS, menjelaskan bahwa negara-negara maju kerap tidak memahami kebutuhan negara berkembang. Kerja sama yang dibina negara maju umumnya berlandaskan asas demokrasi, inklusivitas, dan transparansi yang berada pada tataran ideologis.
”Bagi negara-negara berkembang, isu ekonomi berkaitan langsung dengan isu keamanan nasional dan politik luar negeri mereka. Uang tetap faktor penting,” ujarnya kepada media Christian Science Monitor. (AFP)