Ada 677.697 pekerja Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam di Taiwan. Mereka bekerja di kapal ikan dan sejumlah pabrik. Selain itu, ada pula warga ASEAN yang tinggal karena menikah dengan orang Taiwan.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
TAIWAN'S MINISTRY OF NATIONAL DEFENSE / AFP
Dalam foto yang disiarkan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan pada Minggu (9/4/2023) ini, pilot Taiwan memeriksa jet tempur F-CK-1 di lokasi yang tidak disebutkan. Ketegangan di sekitar Taiwan terus meningkat
Jakarta, Kompas - Di tengah peningkatan ketegangan di Asia Timur, Negara-negara ASEAN perlu mematangkan langkah evakuasi dari Taiwan. Sebab, ada 677.697 warga ASEAN jadi pekerja migran Taiwan saja. Ketegangan di Taiwan antara lain tecermin pada latihan pertahanan sipil di Taichung pada Kamis (13/4/2023). Dilaporkan Focus Taiwan, latihan fokus pada persiapan menghadapi perang dan pelindungan infrastruktur.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengumumkan, latihan itu tidak lepas dari perkembangan geopolitik di kawasan. Kepala Badan Mobilisasi Pertahanan Taiwan Shen Wei-chih mengatakan, porsi pertahanan sipil akan diprioritaskan bagi persiapan menghadapi masa perang. Sementara porsi penanggulangan bencana hanya 30 persen dari latihan badan itu. “Latihan ini digelar di 11 kota dan kabupaten,” ujar Shen.
Latihan pertahanan itu dimulai tiga hari setelah China kembali berlatih mengepung dan menyerang Taiwan. Dalam latihan pada 8-10 April 2023 itu, Tentara Pembebasan Rakyat China fokus memblokade Taiwan dari laut dan udara.
Dalam latihan terbaru, China mengerahkan gugus tempur laut yang bertumpu pada kapal induk Shandong. China juga mengerahkan sejumlah pesawat pembom dan banyak jet tempur. Berdasarkan skenario latihan, China praktis menutup seluruh alur pelayaran dan penerbangan dari dan ke Taiwan. Sebagai wilayah kepulauan, blokade model itu praktis memutus Taiwan dari luar.
Warga ASEAN
Bagi ASEAN, blokade itu terutama berdampak pada keselamatan warganya. Mengacu data Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, ada 677.697 pekerja Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam di Taiwan. Mereka terutama bekerja di kapal ikan berbendera Taiwan dan sejumlah pabrik. Selain itu, ada pula warga ASEAN yang tinggal karena menikah dengan orang Taiwan.
“Evakuasi warga merupakan tanggung jawab pemerintah masing-masing negara. ASEAN sebagai organisasi kawasan tidak mengorganisasi itu,” kata Wakil Indonesia di Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk HAM (AICHR) Yuyun Wahyuningrum.
Pemerintah negara anggota ASEAN punya penilaian masing-masing soal evakuasi warga dari lokasi yang dianggap rawan. Di Myanmar sampai sekarang praktis tidak ada evakuasi massal. Berbeda dengan di Ukraina saat perang meletus atau dari China pada awal pandemi Covid-19.
TAIWAN'S MINISTRY OF NATIONAL DEFENSE / AFP)
Dalam foto yang disiarkan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan pada Minggu (9/4/2023) ini, tentara Taiwan berlatih mengoperasikan rudal pertahanan udara di lokasi dan waktu yang tidak disebutkan
Yuyun mengatakan, ASEAN memang terus berusaha melindungi pekerja migrannya. Saat ini, ASEAN sedang mempersiapkan setidaknya dua deklarasi untuk pelindungan pekerja migran. Deklarasi pertama soal pelindungan pekerja migran saat krisi. Deklarasi kedua soal pelindungan pekerja migran di kapal ikan.
AICHR pernah terlibat dalam pembahasan rancangan deklarasi itu. Diharapkan di pertemuan pemimpin ASEAN pada Mei 2023 di Labuan Bajo, deklarasi itu ikut disampaikan.
Menurut Yuyun, perlu didefinisikan lebih lanjut soal krisis yang dimaksud dalam deklarasi itu. “Apakah situasi di Taiwan bisa dianggap krisis? Hal-hal seperti ini perlu dijawab agar pelindungan bisa dilakukan,” kata dia.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengakui, Manila telah menyiapkan rencana evakuasi bagi warganya di Taiwan. Bahkan, Manila sudah memperincikan rencana evakuasi kala ketegangan meningkat di Agustus 2022. Saat itu, China menggelar latihan perang besar-besaran. Bahkan, Beijing menembakkan rudal melintasi Taiwan.
Parlemen AS
Latihan Agustus 2022 bagian dari tanggapan China atas lawatan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan. China juga kembali berlatih mengepung Taiwan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ditemui Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California. Latihan pada 8-10 April 2023 tidak semasif latihan Agustus 2023.
Selepas latihan itu, China mengumumkan penutupan wilayah udara di utara Taiwan. Beijing beralasan, penutupan itu untuk membersihkan puing satelit dan sejumlah obyek antariksa milik China.
Penutupan dilakukan di hari senator AS John Hoeven berkunjung ke Taiwan. Diterima Tsai pada Kamis di Taipei, Hoeven merupakan politisi Republikan dan anggota Komite Alokasi Pertahanan Senat AS. Tugas komisi itu antara lain membahas kerja sama pertahanan dan pengiriman produk persenjataan AS ke luar negeri.
Hoeven menyatakan, Senat AS perlu mempercepat proses pengiriman persenjataan untuk Taiwan. “Senjata yang dibeli Taiwan harus dipercepat pengirimannya,” kata dia.
Saat ini, persenjataan bernilai setidaknya 21 miliar dollar AS belum dikirimkan Washington ke Taipei. AS menyebut, ada keterbatasan kapasitas produksi di industri pertahanannya. Washington membantah penundaan pengiriman untuk Taiwan terjadi karena AS memprioritaskan pengiriman untuk Ukraina. Sebab, mayoritas persenjataan ke Kyiv berasal dari gudang senjata. Sebagian merupakan persenjataan yang sudah disimpan bertahun-tahun. Sementara pesanan untuk Taipei dibuat oleh industri pertahanan AS.
TAIWAN'S MINISTRY OF NATIONAL DEFENSE / AFP
Dalam foto pada Senin (10/4/2023) ini, kapal perang Taiwan berpatroli dan latihan perang pesisir. Ketegangan di sekitar Taiwan terus meningkat.
Selain itu, sebagian besar keterlambatan terjadi pada 2015-2019 atau beberapa tahun sebelum perang Ukraina meletus. Keterlambatan antara lain pada pengiriman jet tempur F-16. Produk-produk terkait penangkal serangan udara termasuk yang terlambat dikirimkan Washington ke Taipei. Taiwan antara lain memesan rudal Javelin, peluncur roket gerak cepat HIMARS, rudal-rudal pertahanan pantai, serta rudal antikapal. Kebetulan, AS mengirimkan banyak Javelin, HIMARS dan roketnya, serta aneka rudal ke Ukraina.
Selepas 2019, industri pertahanan AS juga ikut terdampak gangguan rantai pasok selama pandemi. Pembatasan gerak membuat sebagian suku cadang tidak bisa diproduksi. Pabrik-pabrik juga berhenti beroperasi selama periode pandemi. Tudingan memprioritaskan Ukraina dibanding Taiwan telah dilontarkan sejumlah pihak di AS. Senator Josh Hawley dan Komisi Kajian Keamanan dan Ekonomi AS-China adalah sebagian pihak itu. Mereka menyebut, kemacetan pengiriman terutama pada persenjataan yang sama antara Taipei-Kyiv.
Hawley dan rekannya di parlemen antara lain mendasarkan tudingannya pada fakta, AS membutuhkan pengganti untuk persenjataan yang dikirimkan ke Ukraina. Sebagian persenjataan itu dipesan pula oleh Taiwan. Karena itu, secara tidak langsung, ada dampak perang Ukraina pada keterlambatan pengiriman pesanan senjata Taiwan. (AFP/REUTERS)