Rusia Hujani Kota-Kota Ukraina dengan Rudal, Termasuk Rudal Hipersonik Kinzhal
Militer Rusia membombardir kota-kota Ukraina dengan rudal sepanjang Kamis. Salah satu rudal yang dipakai adalah Kinzhal, rudal hipersonik yang mampu mengangkut hulu ledak nuklir.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Kyiv, Jumat — Puluhan rudal Rusia menghujani kota-kota di Ukraina sepanjang Kamis (9/3/2023) dan mengakibatkan setidaknya sembilan orang tewas dan belasan lainnya terluka. Rusia tidak hanya menggunakan rudal biasa, tapi juga menggunakan rudal hipersonik Kinzhal, salah satu senjata generasi baru militer Negeri Beruang Merah. Rudal itu diperkenalkan Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov, dikutip dari kantor berita TASS, menyebut, hujan rudal di banyak kota di Ukraina sepanjang Kamis adalah sebagai balasan serangan militer Ukraina di wilayah Byransk, 2 Maret lalu. Konashenkov menyebut, serangan rudal-rudal Rusia menyasar 78 unit artileri Ukraina yang tengah bersiap untuk menembak.
“Di area pemukiman Vozdvizhenka di Republik Rakyat Donetsk, depot amunisi brigade mekanik ke-110 tentara Ukraina dimusnahkan. Di area komunitas Chasov Yar di Republik Rakyat Donetsk, sebuah AN/TPQ buatan AS -50 radar kontra-baterai dihancurkan," kata Konashenkov.
Konashenkov juga mengakui bahwa mereka menggunakan rudal Kinzhal, sebuah rudal hipersonik, yang memiliki tingkat ketepatan tembak tinggi dalam serangan itu. Dia menyebut semua tujuan serangan tercapai, termasuk salah satunya adalah menghancurkan stasiun radar buatan AS yang ditempatkan di Donetsk.
Pemeritah Ukraina mengecam serangan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban dari kalangan sipil. Dalam catatan Kyiv, serangan itu menewaskan lima warga di Provinsi Lviv, satu orang di Dnipro dan tiga orang di Kherson. Serangan itu juga sempat membuat khawatir terhadap dampaknya pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, setelah terjadi pemadaman listrik di fasilitas tersebut.
“Mereka (militer Rusia) hanya bisa meneror warga sipil. Baik misil maupun kekejaman tidak akan membantu Rusia mencapai kemenangan di sini,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
salah satu wilayah yang diserang oleh militer Rusia adalah sebuah desa di Zolochiv, sebuah kawasan di Lviv. Warga desa yang selamat mencoba mengeluarkan jenazah korban serangan dari reruntuhan bangunan yang rusak akibat serangan Kamis itu.
Seorang warga, Oksana Ostapenko, mengakui bahwa rumah yang rusak itu adalah milik saudara perempuannya, Halyna. Tubuh saudara perempuannya itu sendiri belum bisa dikeluarkan dari reruntuhan bangunan bersama dengan jenazah dua anggota keluarganya yang lain.
"Mereka masih belum menemukannya. Kami berharap mereka masih hidup. Tapi, tampaknya mereka sudah tewas,” katanya.
Di Ibu Kota Kyiv, alarm tanda bahwa ada serangan udara terus meraung selama hampir tujuh jam sepanjang Kamis malam, terlama sepanjang serangan udara Rusia dalam lima bulan terakhir.
"Saya mendengar ledakan yang sangat keras. Sangat keras. Kami segera melompat dari tempat tidur dan melihat satu mobil terbakar. Kemudian mobil lain ikut terbakar. Kaca balkon dan jendela pecah," kata Liudmyla (58). Dia menggendong seorang balita.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan dua orang terluka pada Kamis dan 40 persen populasi dibiarkan tanpa aliran listrik selama beberapa jam.
Di Prospekt Peremogy, di sebelah barat Kyiv, tiga mobil yang diparkir di dekat sebuah gedung apartemen hangus dan tanah dipenuhi pecahan kaca dari jendela. Seorang warga, Igor Yezhov (60), sempat melihat sebuah rudal melintas dan menuju ke blok apartemen tempat tinggalnya. “Sangat menakutkan,” katanya.
Melalui telepon, Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen, Zelensky meminta mitra Barat untuk meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia. Dalam sebuah pernyataan, dia juga menyerukan sanksi terhadap industri nuklir Rusia menyusul pemadaman Zaporizhzhia.
"Sebuah negara teroris tidak dapat dibiarkan dengan kesempatan untuk menggunakan fasilitas nuklir manapun di dunia untuk teror," kata Zelenskyy.
Washington menyebut serangan rudal Rusia hari itu sebagai sebuah tindakan brutal dan tidak dapat dibenarkan.
Hulu Ledak Nuklir
Dalam catatan Kyiv, Rusia menembakkan sedikitnya 81 rudal sepanjang Kamis itu dan 34 diantaranya, menurut klaim militer Ukraina, berhasil ditembak jatuh. Termasuk yang ditembak jatuh adalah pesawat nirawak Shahed buatan Iran yang telah dimodifikasi oleh Rusia.
Akan tetapi, Angkatan Udara Ukraina juga mengakui bahwa mereka tidak bisa mencegat sedikitnya enam rudal balistik Kinzhal yang ditembakkan serta rudal antikapal Kh-22 serta rudal antipesawat S-300.
"Ini adalah serangan besar dan untuk pertama kalinya dengan begitu banyak jenis rudal. Serangan itu tidak seperti sebelumnya,” kata Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina Yury Ignat.
Rudal hipersonik Kinzhal atau Kh-47M2 Kinzhal adalah rudal balistik hipersonik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Rudal balistik yang dipercaya merupakan pengembangan dari jenis rudal 9K720 Iskander-M memiliki jangkauan hingga 3000 kilometer. Dikutip dari laman CSIS, rudal ini mampu membawa muatan nuklir seberat 480 kilogram.
Setelah peluncuran, Kinzhal berakselerasi dengan cepat hingga Mach 4 (4.900 km/jam), dan dapat mencapai kecepatan hingga Mach 10 (12.350 km/jam). Rudal balistik hipersonik ini bisa diluncurkan dari jet tempur MiG-31K atau pesawat pembom Tupolev Tu-22M3.
Uji coba pertama kali di lapangan dilakukan pada Desember 2017. Dikutip dari laman CSIS, uji coba pertama kali itu dilakukan dengan menembakkan Kinzhal dari jet tempur MiG-31 yang telah dimodifikasi. Laman itu juga menyebut, mengutip sebuah laporan Rusia bahwa sebanyak enam jet tempur MiG-31 telah dimodifikasi untuk membawa Kinzhal dalam operasi tempur.
Laman CSIS menyebut, penembakan Kinzhal pertama bukan terjadi pada 9 Maret 2023, akan tetapi telah dilakukan pada 19 Maret 2022. Menurut situs tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia pernah menyasar sebuah depot amunisi di Kota Deliatyn, barat daya Ukraina, menggunakan rudal hipersonik Kinzhal. (AFP/Reuters)