Gubernur Provinsi Negros Oriental Roel Degamo dan lima warga tewas ketika enam orang bersenjata api memberondong tempat tinggalnya, Sabtu (4/3/2023). Degamo adalah politisi ketujuh yang tewas akibat serangan bersenjata.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
MANILA, MINGGU — Aparat keamanan Filipina terus memburu pelaku penembakan yang menewaskan Gubernur Provinsi Negros Oriental, Filipina, Roel Degamo, dan empat warga sipil lainnya. Hingga saat ini, polisi telah menangkap tiga pelaku dari 10 orang yang diduga sebagai pelaku penembakan.
Laporan Kepolisian Resor Kota Bayawan, Sabtu (4/3/2023) malam, dikutip media Filipina, Rappler, menyebut, tiga orang berhasil ditangkap pada Sabtu. Hasil pemeriksaan sementara terhadap ketiga pelaku diketahui bahwa dua di antaranya mantan anggota Angkatan Darat Filipina. Motif penyerangan dan penembakan terhadap Degamo masih terus didalami.
Tiga orang yang ditangkap itu adalah Joric Labrador (50), Joven Aber (42), dan Benjie Rodriguez (45). ”Polisi bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata Filipina melakukan operasi pencarian dan pengejaran. Kami terus berupaya mencari dan menangkap para tersangka yang hingga kini masih melarikan diri,” sebut Polres Bayawan dalam keterangannya.
Militer Filipina belum mengeluarkan pernyataan apa pun atas keterlibatan mantan anggotanya. Polisi juga belum mengeluarkan pernyataan rinci soal asal senjata yang digunakan para pelaku dan motif penyerangan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengeluarkan pernyataan tentang kejadian itu. Dalam pernyataannya, Marcos Jr atau yang biasa dipanggil Bongbong mengecam serangan bersenjata yang terjadi di tengah hari tersebut.
”Pemerintah saya tidak akan berhenti sampai kami membawa para pelaku kejahatan pengecut dan keji ini ke pengadilan,” kata Marcos dalam sebuah pernyataan.
Dia juga menyebut bahwa pihak berwenang telah mengumpulkan banyak informasi tentang kejadian itu dan latar belakangnya. Arah penyelidikan pun disebut Marcos Jr telah sangat jelas, termasuk upaya hukum lanjutan untuk membawa para pelaku serta dalang penyerangan ini di pengadilan.
”Kami akan menemukanmu. Jika Anda menyerah sekarang, itu akan menjadi pilihan terbaik Anda,” kata Marcos Jr dalam pernyataannya.
Dikutip dari Philstar, Kementerian Kehakiman memberikan hadiah 5 juta peso atau sekitar Rp 1,3 miliar bagi warga yang bisa memberikan informasi dan identifikasi para tersangka penembakan. Menteri Kehakiman Jesus Crispin Remullah telah memerintahkan Biro Investigasi Nasional juga akan terlibat dalam penyelidikan kasus ini.
”Departemen, bersama dengan semua lembaga penegak hukum lainnya, tidak akan berhenti sampai keadilan terpenuhi. Para pembunuh serta dalangnya akan terungkap dan akan dimintai pertanggungjawaban atas insiden tersebut,” kata Kementerian Kehakiman dalam pernyataannya.
Penembakan terjadi pada Sabtu (4/3/2023) pagi di kediaman Degamo di Barangay San Isidro, Pamplona, saat korban tengah bertemu dengan konstituennya untuk membagikan bantuan uang tunai dan sejumlah bantuan peralatan medis. Hasil rekonstruksi awal, enam dari 10 orang pelaku yang menggunakan senjata api serta rompi antipeluru masuk rumah dan menembak korban serta orang-orang yang ada di sekitarnya.
Istri korban yang juga merupakan Wali Kota Pamplona, Janice Degamo, mengumumkan bahwa suaminya meninggal pukul 11.41 waktu setempat setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit di kota Dumaguete. Selain Degamo, lima warga juga tewas dalam kejadian itu.
Janice Degamo menuntut keadilan atas pembunuhan yang mengakibatkan suaminya menjadi korban. ”Dia (Degamo) tidak pantas diperlakukan seperti itu. Dia tengah melayani konstituennya saat kejadian bersama dengan beberapa stafnya,” kata sang istri.
Menteri Dalam Negeri Filipina Benhur Abalos mengecam penembakan yang diduga berlatar belakang politik dan telah mengakibatkan warga tak bersalah tewas. Dia mencoba meyakinkan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam menyaksikan korban terus berjatuhan akibat pembunuhan di berbagai wilayah Filipina.
”Yakinlah kami tidak akan berhenti sampai kami menyelesaikan kasus ini dan insiden penyergapan lainnya dalam beberapa hari terakhir. Kami akan sampai ke akarnya,” kata Abalos.
Degamo (57) adalah gubernur petahana di provinsi itu. Sebelum memenangi pemilihan gubernur tahun 2022 melalui pertarungan di pengadilan tinggi hingga ke Mahkamah Agung,
Degamo telah berkuasa di provinsi ini sejak 2013. Dia kemudian bertarung dalam setiap pemilihan gubernur, yaitu tahun 2016 dan 2019 serta memenangi pemilihan tahun lalu untuk masa jabatan yang keempat kali.
Pembunuhan politisi
Penembakan Degamo adalah peristiwa penembakan politisi yang kedua kalinya sejak awal tahun 2023 dan ketujuh kalinya sejak Marcos Jr berkuasa.
Dikutip dari Rappler, pada 19 Februari lalu, Wakil Wali Kota Aparri Rommel Alameda tewas ditembak sekelompok orang ketika kendaraan dinasnya tengah berhenti di depan sebuah sekolah. Enam orang lainnya juga tewas dalam insiden itu.
Pembunuhan tidak hanya terjadi terhadap para politisi atau pejabat yang masih aktif. Politisi dan mantan pejabat pun menjadi sasaran kekerasan bersenjata di Filipina.
Lima mantan pejabat pemerintah di Filipina yang tewas karena serangan bersenjata di antaranya mantan Wali Kota Quezon Danilo Amat (Juli 2022), mantan Wali Kota Basilan Rose Furigay (Juli 2022), mantan Wali Kota Batangas Romeo Sulit (Agustus 2022), dan mantan Wakil Wali Kota Aurora Narcisco Amansec (Oktober 2022).
Korban tidak terbatas pada mantan pejabat semata, tetapi juga orang-orang yang dekat dengan mereka dan juga orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian penembakan. (AP)