Australia Desak China Tidak Pasok Senjata untuk Rusia
Menyusul langkah Amerika Serikat, Australia terus mendesak China untuk tidak mengirim senjata ke Rusia. Semua negara ingin melihat China melakukan hal yang benar.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
AFP/MONEY SHARMA
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong (kedua dari kanan), tiba di lokasi pertemuan Menteri Luar Negeri negara anggota G20, yang digelar Kamis (2/3/2023) di New Delhi, India.
SYDNEY, JUMAT – Australia sebagaimana mitra dekatnya, Amerika Serikat terus mendesak China untuk tidak mengirim senjata ke Rusia. Saat bertemu di sela-sela forum Menteri Luar Negeri negara anggota G20 di New Delhi, India, kepada mitranya Menlu China Qin Gang, Menlu Australia Penny Wong kembali menyinggung keprihatinan dunia atas invasi Rusia ke Ukraina.
Sebagaimana diberitakan Reuters, Jumat (3/3/2023), kepada wartawan Wong mengatakan, semua negara ingin melihat China melakukan hal yang benar, diantaranya tidak memasok senjata untuk Rusia. Wong menambahkan, perang di Ukraina adalah tanggung jawab Rusia. Namun, dunia pun juga melihat China yang memiliki hubungan dekat dengan Moskwa. Oleh karena itu, dunia pun mencermati setiap tindakan China terkait Ukraina.
“Saya akan mencatat bahwa (Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy) sendiri mengatakan dia ingin percaya bahwa China akan melakukan hal yang benar dan tidak memasok senjata ke Rusia. Dan itu bukan hanya seruan Australia, tetapi seruan semua negara,” kata Wong.
Dalam beberapa pekan terakhir, AS dan sekutunya terus mengungkapkan keprihatinan mereka terkait dugaan China tengah mempertimbangkan mengirim senjata untuk Rusia. Beijing telah membantah tuduhan tersebut.
Seorang diplomat China di Australia, Ruan Zongze dalam sebuah artikel opini di media lokal menulis, China mendukung Rusia menyelesaikan konflik di Ukraina melalui negosiasi. “Yang mengkhawatirkan, krisis saat ini telah berubah menjadi konfrontasi antara NATO dan Rusia,” tulis Ruan Zongze, yang kini bertugas di Konsul Jenderal China di Negara Bagian Queensland.
AS sendiri, sebagaimana dikemukakan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby hingga saat ini belum memiliki “indikasi” bahwa China telah memutuskan memasok senjata untuk Rusia. Namun, menurut Gedung Putih, kemungkinan itu tetap ada.
"Kami telah menyampaikan keprihatinan kami kepada pihak China tentang hal ini," kata Kirby.
Keprihatian serupa juga dinyatakan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz. Dalam pidato di depan parlemen Jerman, Kamis lalu, ia dengan tegas meminta agar Beijing tidak mempersenjatai Rusia. Ia pun mendesak Beijing untuk menekan Rusia agar menarik pasukannya.
AS-Jerman
Scholz dijadwalkan akan berkunjung ke AS dan diterima Presiden Joe Biden di Gedung Putih pada Jumat atau Sabtu waktu Indonesia.
AFP/TOBIAS SCHWARZ
Dalam foto yang dirilis pada 26 Juni 2022 ini tampak Kanselir Jerman Olaf Scholz (kanan) berjalan beriring bersama Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Kastil Elmau, Jerman. Kala itu Jerman menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G7. Dijadwalkan, Scholz akan diterima Biden, Jumat (3/3/2023) di Gedung Putih.
Mereka dijadwalkan akan membahas langkah-langkah dukungan mereka untuk Ukraina, setelah sebelumnya sempat ‘ribut’ terkait urusan tank. Jerman siap mengirim Leopard ke Ukraina bila AS pun bersedia mengirim M1 Abrams ke Ukraina.
Selain itu, mereka diprakirakan akan membahas sejumlah isu lain seperti Subsidi Hijau dan perhatian AS atas hubungan ekonomi Berlin-Beijing yang makin kuat. Akan tetapi Scholz – sebagaimana pidatonya di depan parlemen menjelang kunjungan ke AS – mengatakan, bahwa kemitraan AS-Jerman semakin kuat, demikian pula sikap saling percaya kedua negara.