Kode Ibu Negara soal Teka-teki Pencalonan Kembali Presiden Joe Biden
Di tengah teka-teki seputar pencalonan kembali Presiden AS Joe Biden untuk maju dalam pemilu presiden tahun 2024, Ibu Negara Jill Biden melempar kode-kode yang kian jelas terkait kepastian Biden maju lagi sebagai capres.
Kantor berita asal Perancis, Agence France-Presse (AFP), membuat ”perumpamaan nakal” mengenai teka-teki kemungkinan pencalonan kembali Presiden AS Joe Biden untuk pemilu presiden tahun 2024. Laporan AFP, Selasa (28/2/2023), mengumpamakan pencalonan kembali Biden dengan pesawat maskapai penerbangan komersial.
Jika pencalonan kembali Biden itu diumpamakan dengan pesawat komersial, tulis AFP, dianalogikan Biden telah mengisi bahan bakar pesawatnya dan sudah mendapat lampu hijau dari petugas menara pengawas untuk terbang. Namun—ini yang membuat frustrasi para penumpangnya—pesawat itu masih nangkring di landasan bandara.
Selama beberapa bulan terakhir, Gedung Putih memberi sinyal cukup menggoda bahwa Biden akan maju lagi dalam pencalonan presiden AS pada pemilu 2024. Namun, selama beberapa bulan itu pula, kantor dan kediaman Biden tersebut tutup mulut. Baik Biden maupun orang-orang di sekelilingnya enggan mengonfirmasi apakah Biden akan benar-benar mencalonkan lagi di bursa capres atau tidak.
Baca juga : Trump Mantap Maju ”Nyalon”, Biden Masih Pikir-pikir
Sinyal terbaru dikeluarkan Ibu Negara Jill Biden. Gagal memperoleh konfirmasi langsung dari Biden, wartawan Gedung Putih tidak menyerah. Mereka berupaya mengorek jawaban atas teka-teki itu dari Jill Biden, istri Joe Biden, atau Sang Ibu Negara.
Dalam serangkaian wawancara dengan Jill Biden dalam lawatan bersama awak media AS ke Namibia dan Kenya, pekan lalu, selubung teka-teki itu mulai tersibak. Seusai menyelesaikan lawatan tersebut, Jill Biden ingin warga AS tahu bahwa suaminya benar-benar akan maju dalam pencalonan presiden untuk periode kedua. Ia menyatakan dukungan bulat atas rencana pencalonan ulang sang suami. Mengenai deklarasi resminya, itu hanya soal waktu.
Jill Biden bahkan menepis kemungkinan bahwa Joe Biden bakal memilih minggir dari pencalonan tersebut. ”Saya tentu 100 persen mendukung (pencalonan Joe Biden),” ujar Ibu Negara menjawab pertanyaan CNN dalam wawancara dengan media AS.
Sudah bukan rahasia lagi, seperti halnya ibu negara di banyak negara lain, pendapat Jill Biden dianggap berpengaruh besar terhadap rencana dan langkah-langkah Presiden Biden. Pandangan Ibu Negara tak bisa dikesampingkan meski Biden juga berkonsultasi dengan sekelompok penasihat politik lamanya.
Pernyataan Jill Biden bahkan lebih tegas lagi saat ditanya wartawan Associated Press (AP) dalam lawatan itu soal apakah Presiden Biden akan nyapres lagi. ”Harus berapa kali lagi ia menyampaikannya agar Anda percaya (ia akan maju lagi dalam pencalonan presiden)?” ujar Jill Biden.
Belum ada penantang
Teka-teki seputar apakah Biden akan maju lagi dalam pemilu presiden (pilpres) 2024 terus menjadi sumber perdebatan di kalangan politisi dan anggota Partai Demokrat. Biden sudah berulang kali menyatakan niatnya untuk kembali maju sebagai calon presiden AS. Namun, ia belum juga mengumumkan secara resmi pencalonannya.
“Masih terlalu banyak hal lain yang harus kami selesaikan dalam jangka waktu dekat sebelum saya memulai kampanye,” kata Biden kepada David Muir dari ABC di Gedung Putih.
Masih terlalu banyak hal lain yang harus kami selesaikan dalam jangka waktu dekat sebelum saya memulai kampanye.
Pada November 2022, Biden mengatakan, ia akan memutuskan apakah dirinya bakal mencalonkan diri sebagai presiden lagi atau tidak pada awal 2023. Namun, pengumuman itu kemungkinan paling cepat akan disampaikan pada musim semi atau September-Desember mendatang.
Baca juga : Republikan Murka pada Biden
Sejauh ini Biden belum memiliki calon penantang utama di Demokrat. Kemungkinan hal ini menjadi penyebab ia merasa belum terlalu mendesak untuk mendeklarasikan pencalonannya di bursa capres. Cedric Richmond, mantan penasihat Biden di Gedung Putih, menyebut Biden akan mengumumkan ”ketika sudah siap”. Hal ini disampaikan saat menjawab pertanyaan apakah pengumuman Biden mungkin disampaikan pada Maret atau April mendatang.
Pada Sabtu (25/2/2023), pengarang buku Marianne Williamson mengumumkan mencalonkan diri sebagai bakal capres dari Partai Demokrat. Ia sudah mulai berkampanye di Washington. Williamson pernah masuk nominasi capres dari Demokrat pada tahun 2020. Namun, ia mengundurkan diri beberapa pekan sebelum Kaukus Iowa dan memberikan dukungan kepada senator Vermont, Bernie Sanders. Di konvensi Demokrat, Sanders kalah dari Biden.
Selain itu, biasanya ada drama-drama kecil yang mengiringi teka-teki seputar apakah seorang presiden petahana akan mencalonkan lagi untuk periode kedua atau tidak. Para politisi tidak diketahui secara persis apakah akan menepi secara sukarela atau tidak, dengan melepas kekuasaan—dan kesempatan—sebesar di Kantor Oval Gedung Putih.
Faktor usia
Dalam kasus Biden, faktor X sebenarnya adalah masalah usia. Dalam usia 80 tahun, politisi Demokrat itu sudah masuk kategori orang tertua yang menjabat sebagai Presiden AS. Jika terpilih lagi, pada awal periode keduanya nanti, Biden akan berusia 82 tahun. Saat mengakhiri jabatan, ia akan berusia 86 tahun.
Sekadar perbandingan, Presiden Ronald Reagan (memerintah dua periode pada 1981-1989) berusia 77 tahun saat mengakhiri masa jabatan periode keduanya.
Di samping faktor usia, Biden juga sudah lama dikenal dengan reputasinya biasa mengambil pertimbangan lama dan menghindari mengambil sikap atau keputusan tergesa-gesa.
Di samping faktor usia, Biden juga sudah lama dikenal dengan reputasinya biasa mengambil pertimbangan lama dan menghindari mengambil sikap atau keputusan tergesa-gesa.
Baca juga : Joe Biden, Anak Scranton ke Washington
Ahli strategi kubu Demokrat, Bud Jackson, menyebutkan bahwa isu soal apakah Biden akan mencalonkan kembali sebagai presiden kini menjadi topik perdebatan di kalangan internal Demokrat. ”Hampir semua orang yang saya ajak bicara memikirkan masalah usianya,” ujar Jackson. Meski demikian, lanjutnya, ”Hampir semua dari mereka merasa ada manfaat bahwa ia (Biden) diragukan apakah masih akan mencalonkan diri atau tidak.”
Belum adanya pengumuman atau deklarasi mengenai pencalonan Biden dibaca sebagian kalangan sebagai salah satu tanda keraguan pribadi. Namun, sebagian lainnya menafsirkannya sebagai perhatian dari orang-orang dekat dan keluarganya terkait faktor umur tadi.
Namun, jika mengamati pernyataan-pernyataan Biden, belum adanya deklarasi dari Biden juga mencerminkan keinginan untuk melakukan persiapan secara detail guna mencapai tujuan mempertahankan jabatan di Gedung Putih. Beberapa hal yang dinilai bisa menjadi penghalang dibereskan dulu. Clearing the decks for action, demikian istilahnya dalam bahasa Inggris.
Pada 7 Februari lalu, Biden menyampaikan pidato kenegaraan di Kongres, dengan fokus pada isu-isu domestik. Mulai dari upaya-upaya masif untuk menghidupkan kembali pusat-pusat manufaktur hingga langkah-langkah populis, seperti janji menghapus pajak tambahan dalam penyelenggaraan konser-konser dan tiket penerbangan.
”Kami dikirim ke sini untuk menuntaskan tugas,” kata Biden kala itu.
Baca juga : Biden Incar Pilpres Kedua melalui Pidato Kenegaraan
Pada 16 Februari, Biden kembali mencentang kotak checklist lainnya, yakni hasil pemeriksaan medis rutin tahunan. Tim dokter Gedung Putih menyatakan kondisi Biden ”sehat, kuat, dan fit” untuk menjalankan tugas kepresidenan.
Sepekan kemudian, Biden mengadakan perjalanan diam-diam dan dirahasiakan ke Kyiv, Ukraina, negara yang tengah diguncang perang dengan Rusia. Setelah itu, disusul dengan pidato penuh semangat di negeri tetangga, Polandia. Ini kotak checklist ketiga yang dicentangnya.
Baca juga : Operasi Senyap Joe Biden ke Kyiv
Lalu, pada 9 Maret mendatang, Biden akan merilis rancangan anggaran belanja Pemerintah AS. Dari rancangan anggaran ini bisa diketahui lebih detail bagaimana ia akan menggunakan uang negara.
Jika melihat pencalonan ulang para petahana dalam sejarah kepresidenan AS, Biden memang tidak perlu terburu-buru mengumumkan pencalonannya. Barack Obama dan Bill Clinton, misalnya, mengumumkan pencalonannya kembali pada bulan April. Adapun George W Bush di bulan Mei. Donald Trump mungkin ”sebuah anomali”. Ia sudah mengumumkan pencalonannya kembali saat baru memerintah pada 2017.
Untuk pilpres 2024, Trump sudah secara resmi mendeklarasikan pencalonan di bursa capres dari Partai Republik. Ia sejauh ini menghadapi tantangan mantan Dubes AS untuk PBB Nikki Haley, yang juga meramaikan bursa capres dari Republik.
Baca juga : Nikki Haley Menantang Donald Trump, Seberapa Kuat dan Tahan?
Sampai saat ini Biden belum diketahui mempunyai manajer kampanye. Juga belum ada bakal lokasi markas kampanyenya. Keputusan kapan dan bagaimana ia mengumumkan pencalonannya akan banyak dipengaruhi lingkaran dalam para penasihatnya di Gedung Putih. (AFP/REUTERS)