Gempa di Tajikistan Mengekspos Kerawanan di Asia Tengah
Gempa di Turki dan Suriah mengingatkan kembali betapa rentannya kawasan di Asia Tengah dan Asia Barat.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
Wisatawan berfoto di depan Masjid Id Kah yang terletak di kota Kashgar, Provinsi Xinjiang, China, 19 April 2021.
KASHGAR, KAMIS — Provinsi Otonomi Xinjiang di China diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,2 pada Kamis (23/2/2023) pukul 08.37 waktu setempat. Gempa berpusat di Tajikistan dan sejauh ini belum ada kabar mengenai jumlah korban dan kerusakan.
Media-media China melaporkan, gempa terdeteksi oleh Pusat Jaringan Seismologi China (CENC) dan Pusat Seismologi Eropa Mediterania (EMSC). Dikutip oleh media HNR, CENC mencatat, episentrum gempa terletak 82 kilometer dari perbatasan dengan Xinjiang dan kedalamannya adalah 10 km.
Warganet di Kashgar telah beramai-ramai mengunggah pengalaman mereka ke media sosial Weibo. ”Dinding apartemen bergetar keras. Seram sekali,” cuit seorang warganet bernama daring Xamsiya.
”Saya tinggal di lantai 25. Tadi, waktu gempa cuma bisa menangis,” cuit warganet lainnya. Belum ada laporan dari media-media di Tajikistan.
Rawan
ALEXANDER BOGDANOV
Sebuah pertokoan yang dijarah massa di pusat kota Almaty, Kazakhstan, Kamis (6/1/2022), saat terjadi protes atas kenaikan harga bahan bakar meningkat menjadi kerusuhan dalam krisis terburuk negara di Asia Tengah itu dalam beberapa tahun terakhir.
Wilayah Asia Tengah yang mencakup Tajikistan, Turkmenistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kirgiztan merupakan wilayah rawan gempa. Namun, sukar memperoleh data dari kebanyakan negara tersebut karena pemerintah mereka sangat tertutup.
Di Kazakhstan, warga mengalami kekhawatiran pascagempa di Turki dan Suriah yang terjadi pada awal Februari. Jumlah korban tewas dari kedua negara telah mencapai 45.000 jiwa.
Apalagi, negara-negara di Asia Tengah merupakan lepasan dari Uni Soviet. Infrastruktur mereka mayoritas merupakan peninggalan dari masa tersebut.
”Semua gedung di Kazakhstan serba salah. Bangunan buatan Soviet dari tahun 1950-an belum diperkokoh dan tidak ada yang tahu kekuatannya menahan guncangan gempa,” kata Almas Ordabayev (84), seorang arsitek di Almaty.
Adapun gedung-gedung yang dibangun setelah kemerdekaan Kazakhstan pada tahun 1990-an juga meragukan. Ordabayev menjelaskan, perusahaan-perusahaan bangunan dan pemerintah sama-sama korup. Tidak ada yang tahu kualitas bahan dan teknik pembangunan yang dipakai.
”Kazakhstan tidak akan mampu bertahan dari gempa seperti di Turki,” ujarnya.
Apalagi, gempa merupakan bagian dari sejarah Kazakhstan. Berdasarkan data Institut Seismologi Almaty, di kota itu telah terdeteksi 40.000 gempa dalam lima tahun belakangan. Setiap tahun, ada 9 hingga 15 gempa. Almaty pernah hancur tiga kali akibat gempa, yakni pada tahun 1887, 1889, dan 1911.
Kompleks makam imam hadis, Imam Bukhori, di Uzbekistan tidak lepas dari peran Presiden RI Soekarno yang meminta pemerintah setempat untuk menemukan makam sang imam pada tahun 1950-an.
Negara-negara lain di Asia Tengah juga pernah mengalami kehancuran akibat gempa besar. Ibu kota Uzbekistan, Tashkent, hancur pada tahun 1966. Di Turkmenistan, ibu kota Ashgabat hancur pada tahun 1948 yang tercatat sebagai salah satu gempa paling mematikan di dunia abad ke-20. Sebanyak 100.000 orang menjadi korban jiwa.
Dilansir dari Radio Free Europe, sejak gempa Turki dan Suriah terjadi, para pakar teknik sipil dan seismologi di Asia Tengah gencar berkampanye di media arus utama dan media sosial. Mereka meminta agar pemerintah melakukan pemeriksaan dan pemastian bahwa gedung-gedung di setiap negara bisa menahan gempa berkekuatan magnitudo 9. Khusus di kota Almaty yang kerawanannya lebih tinggi, standarnya ialah gempa bermagnitudo 10.
”Dulu, di masa Soviet, Pemerintah Tajikistan memiliki beberapa titik uji coba material gedung untuk melihat kekuatan campuran semen, genting, tiang, dan sebagainya. Sekarang, fasilitas itu hilang. Mayoritas gedung di Tajikistan tidak memiliki izin bangunan,” kata arsitek Rustam Mukimov yang berbasis di ibu kota Tajikistan, Dushanbe. (AFP)