Sama-sama Pengguna Batubara, Polandia Ingin Terlibat Transisi Energi Indonesia
Pengalaman Polandia menunjukkan tidak mungkin berganti sistem pemasok energi dalam waktu singkat. Perlu proses bertahap dengan menjaga keseimbangan penurunan emisi dan menjaga pertumbuhan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polandia menawarkan kemitraan untuk proses transisi energi di Indonesia. Negara di Eropa tengah itu berusaha menggandeng Indonesia di sektor pangan dan kemaritiman.
Duta Besar Polandia di Jakarta Beata Stoczynska mengatakan, Indonesia dan Polandia sama-sama pemimpin di kawasan masing-masing. Kedutaan Polandia terus mencari kesamaan kedua negara dan potensi kerja sama. ”Hubungan kedua negara amat baik,” ujarnya, Kamis (16/2/2023), di Jakarta.
Hubungan ekonomi menjadi prioritas dalam relasi kedua negara. Salah satu upaya promosi Polandia di Indonesia adalah melalui Poland Fest. Lewat kegiatan yang digelar di beberapa kota itu, Polandia mempromosikan potensinya di sektor transportasi, pangan, dan energi.
Wakil Duta Besar Polandia di Jakarta Piotr Firlus mengatakan, sejauh ini impor dari Indonesia selalu tumbuh. Sebaliknya, ekspor Polandia ke Indonesia fluktuatif. Nilai impor Polandia dari Indonesia selalu lebih tinggi dibandingkan ekspornya. Warsawa berusaha menyeimbangkan neraca perdagangan itu. Polandia antara lain mengupayakan peningkatan ekspor barang dan jasa ke Indonesia. Selain itu, pengusaha Polandia juga didorong berinvestasi di Indonesia.
Energi bersih
Kemaritiman dan energi bersih termasuk sektor yang dibidik Polandia. Indonesia-Polandia sama-sama mengandalkan batubara sebagai sumber energinya. Meski demikian, Polandia bisa menekan emisi sembari menjaga pertumbuhan ekonomi. ”Pertanyaan soal transisi selalu soal menyeimbangkan pertumbuhan dan menurunkan emisi,” ujar Firlus.
Polandia sudah berpengalaman dalam hal tersebut. Karena itu, Warsawa ingin berbagi pengalamannya dengan Jakarta. Selama menjadi ketua G20, Indonesia menekankan pentingnya transisi energi. Di sisi lain, Indonesia juga menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan.
Tahun lalu, Polandia diundang Indonesia untuk berbagi pengalaman soal transisi energi. Pengalaman Polandia relevan bagi Indonesia yang juga mengandalkan batubara sebagai sumber energi utama. Firlus mengatakan, pengalaman Polandia menunjukkan tidak mungkin berganti sistem pemasok energi dalam waktu singkat. Perlu proses bertahap dengan menjaga keseimbangan penurunan emisi dan menjaga pertumbuhan.
Emisi bukan hanya dari proses produksi energi, melainkan juga dari sampah, kondisi bangunan, hingga pertanian. Polandia memeriksa semua sektor dan mengubah aneka perlengkapan untuk menekan emisi karbon. Hal lain yang dijajaki Polandia adalah kerja sama sektor kemaritiman. Stoczynska mengatakan, Polandia dapat menawarkan pengalaman dan pengetahuan pengembangan infrastruktur kemaritiman kepada Indonesia.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih sangat membutuhkan pengembangan infrastruktur kelautan. Pengembangan dan pengelolaan pelabuhan, infrastruktur perhubungan laut, dan teknologi informatika sektor kelautan termasuk yang dijajaki Polandia di Indonesia.
Sektor lain yang dibidik Polandia adalah pangan. Sebagai anggota Uni Eropa (UE), Polandia mempunyai standar keamanan pangan tinggi. ”Selama pandemi, ekspor pangan Polandia naik 7 persen,” ujar Firlus.
Hal itu menunjukkan keamanan pangan Polandia diterima di banyak negara. Sebagai produsen pangan, Polandia memasok berbagai produk pangan ke anggota UE dan sejumlah negara lain. Polandia antara lain mengekspor daging sapi ke Arab Saudi dan Turki. Soal ekspor pangan, Polandia memang ingin memperluas pasarnya. Selama ini, mayoritas produk pangan Polandia dikirimkan ke sesama UE dan sejumlah negara lain di Eropa.
Pengungsi
Firlus menyingung pula perkembangan di Ukraina. Polandia menjadi pelintasan sekaligus penampungan utama pengungsi Ukraina. ”Perkembangan selama 2022 menunjukkan Polandia selalu siap menampung pengungsi,” ujarnya.
Sejak perang meletus, hampir 16 juta warga Ukraina melintasi Polandia untuk mengungsi ke sejumlah negara. Setidaknya 10 juta orang sudah kembali ke Ukraina. Sementara sisanya tersebar di Polandia dan di berbagai anggota UE. Pengungsi di Polandia diberikan nomor kependudukan dan jaminan sosial. Hal itu untuk memudahkan mereka memanfaatkan aneka layanan publik di Polandia. ”Bisa mencari kerja, sekolah,” kata Stoczynska.
Di antara anggota UE, Polandia termasuk paling besar kontribusinya kepada Ukraina. Polandia tidak hanya menampung pengungsi dari Ukraina. Polandia juga mengirimkan aneka persenjataan dan menjadi terminal penampung persenjataan dari berbagai negara untuk Ukraina. Senjata dari Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat diterbangkan ke pangkalan udara Rzesow. Pangkalan itu merupakan markas terdekat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Ukraina. Dari Rzesow, aneka persenjataan dan bantuan untuk Ukraina diangkut dengan mobil atau kereta.
Stoczynska menyebut, Polandia akan terus membantu tetangganya yang kesulitan. Warsawa memandang bantuan itu sebagai konsekuensi logis dan kewajiban moral bagi tetangganya yang sedang kesulitan karena diserang Rusia.