Mustahil Menerobos Hanya Dengan Abrams dan Leopard
Tidak ada senjata pamungkas dalam perang. Kehadiran tank utama belum bisa memberi jaminan. Meski telah mendapat limpahan pasokan persenjataan dari AS dan sekutunya, Ukraina tetap kesulitan di sejumlah garis depan.
Oleh
KRIS MADA
·6 menit baca
REUTERS/DAVID MDZINARISHVILI
Tank M1 Abrams milik Amerika Serikat dalam sebuah latihan di Georgia pada Mei 2016. Pada Januri 2023, AS menjanjikan pengiriman 31 tank M1 Abrams ke Ukraina.
Perang di Ukraina masih jauh dari kata usai. Bahkan, sejumlah pihak menilai, perang itu justru akan makin berkepanjangan. Kesanggupun Barat untuk mengirim tank-tank utama sekelas Leopard 2, M1 Abrams, Lecrec, dan Challenger membuat Ukraina bersemangat, di sisi lain, membuat Rusia enggan untuk menuju meja dialog.
Selain itu, sejauh ini sejak rudal Javelin dan NLAW tiba di Ukraina lebih dari setahun lalu, Ukraina belum membuat terobosan berarti di medan perang. Sempat mengimbangi perang artileri, namun menjelang setahun perang, Rusia nyatanya tetap menguasai hingga 17 persen wilayah Ukraina.
Ukraina, sebagaimana disampaikan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Valeriy Zaluzhnyi membutuhkan setidaknya tambahan 300 tank, 700 panser, dan 500 meriam. Bahkan, Presiden Ukraina Volodymy Zelenskyy meminta jet tempur, setidaknya sekelas F-16.
Dalam kajian yang disiarkan pada 13 Januari 2023, International Institute for Strategic Studies (IISS) menyebut Ukraina butuh paling sedikit 100 tank sekelas Abrams-Leopard untuk membuat perubahan kondisi di garis depan. Kini kebutuhan itu “dapat” dipenuhi Barat yang menyanggupi mengirim 321 tank utama – campuran – Leopard 2, Lecrec, Challenger dan M1 Abrams.
Akan tetapi, mampukah tank-tank itu membuat terobosan baru dalam pertarungan di medan pertempuran? Pertanyaan tersebut tidak segera gampang dijawab.
Merujuk sejarah, mengutip laman iwm.org.uk dan Britannica.com disebutkan keuletan pasukan Rusia – Soviet – di era Perang Dunia II sulit ditembus oleh tentara Nazi Jerman. Pada awal operasi Barbarossa di era tahun 1941 dan pertempuran tank terbesar dalam sejarah pada tahun 1943 di Kursk, Nazi memang mampu melumat tank dan pasukan Soviet di awal pertempuran.
Kolase foto yang dibuat pada 25 Januari 2023 ini memperlihatkan tank Inggris, Challenger (kiri atas), tank Perancis, Leclerc (kanan atas), tank buatan Jerman, Leopard, milik Polandia (kiri bawah), dan tank AS, Abrams.
Namun, persoalan logistik, intelijen, jumlah tank, strategi, dan keuletan sangat berpengaruh dalam memenangi perang. Awalnya, tank-tank Soviet sekelas T-34 gagal mengimbangi kedigdayaan tank utama Nazi Jerman sekelas Tiger 2 dan Panther. Di lapangan, daya jangkau tembakan Tiger 2 dan Panther mengalahkan T-34.
Namun populasi T-34 dan kesigapan Soviet segera memindah industri beratnya ke belakang garis pertahanan setelah kekalahan di awal, membuat situasi berbalik. Strategi itu memungkinkan Soviet mengamankan pasokan alutsista mereka. Sebaliknya, jarak yang jauh dan cuaca yang tidak bersahabat membuat – ditambah perhitungan yang meleset – membuat Nazi Jerman harus menelan kekalahan.
Saat ini, di era perang modern, tank memerlukan dukungan yang lebih memadai selain kapabilitas luar biasa sebuah unit. Mantan Panglima Komando Operasi AS di Eropa Jenderal (Purn) Frederick Hodges mengatakan, Ukraina perlu sadar untuk tidak bersandar pada tank saja.
“Tidak ada senjata pamungkas dalam perang. Semua persenjataan hanya mangkus kalau digunakan bersama dengan berbagai jenis lain. Panser seperti Bradley atau Marder digunakan bersama tank untuk menghasilkan pukulan lebih baik. Kemampuan beroperasi kelompok tempur itu harus dilatih,” tuturnya.
Hal senada juga dikatakan oleh pakar perang darat IISS Ben Barry mengatakan, tank memang seperti ujung tombak serangan. Agar efektif, tank harus digunakan bersamaan dengan artileri bergerak, panser pendukung, dan infantri. “Pertama artileri untuk melemahkan pertahanan, lalu infantri untuk mempertahankan daerah yang sudah direbut,” kata mantan perwira angkatan darat Inggris itu kepada BBC.
Mantan komandan kompi tank Inggris, Hamish de Bretton-Gordon, menyebut jumlah tank Ukraina jauh dari cukup untuk membuat terobosan. Garis depan saat ini membentang 1.000 kilometer. Serangan dengan tank akan mangkus jika setiap kelompok tempur terdiri dari sedikitnya 70 tank tempur utama ditambah panser pendukung.
Akan tetapi, secara tidak langsung, pernyataan tiga pensiunan perwira itu menunjukkan gelombang tank tempur utama dari AS dan sekutunya tidak bisa terlalu diharapkan menghasilkan terobosan. Sejauh ini, AS antara lain menjanjikan hingga 31 tank M1 Abrams. Inggris berjanji mengirimkan hingga 14 tank Challenger 2. Ada pun Jerman ditambah berbagai negara Eropa menjanjikan – total – puluhan Leopard 2. Sementara Perancis belum memastikan akan mengirimkan Lecrec atau tidak.
AFP/BULENT KILIC
Seorang prajurit unit artileri Ukraina menembak ke arah posisi Rusia di luar Bakhmut pada 8 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Paris hanya menyetujui pengiriman panser AMX-10RC. AS dan beberapa negara juga setuju mengirimkan ratusan panser Bradley, BVP-1, Marder, dan Warrior. Dibandingkan M1 Abrams, Leopard 2, dan Challenger 2, postur kekuatan AMX-10RC amat kecil. Abrams, Leopard, Challenger dilengkapi meriam 120 milimeter, sedangkan AMX-10RC memakai meriam 105 mm.
Berat Abrams-Challenger-Leopard di atas 60 ton, sedangkan AMX-10RC hanya 15 ton. AMX-10RC memang dirancang sebagai kendaraan pengintai, bukan tank seperti Leclerc, Leopard, Challenger, dan Abrams. AMX-10RC juga lebih kecil dibandingkan T-72 yang jadi andalan Ukraina dan Rusia dalam perang hampir setahun terakhir.
Sebelum dan saat perang, Ukraina punya ratusan T-72. Kyiv juga mendapatkan sejumlah PT-91 dari Warsawa. Setelah berjanji memberikan sebagian dari 204 tank Leopard miliknya, Polandia juga menyebut akan mengirimkan 60 PT-91 Twardy ke Ukraina. Sebelum ini, Warsawa sudah pernah memberikan PT-91 Twardy ke Kyiv walau tidak menyebut jumlahnya.
Selain memperoleh ratusan T-72, Ukraina juga mendapat ratusan meriam dan jutaan peluru artileri medan (armed). AS memasok armed standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) maupun Pakta Warsawa ke Ukraina. Kyiv juga mendapat banyak peluncur roket multilaras (MLRS). Peluncur dari AS dan sekutunya melengkapi Smerch dan Grad yang sudah lama dimiliki Ukraina.
Problem logistik
Selain perlu latihan memadai – karena perbedaan sistem tank Barat dan Soviet, serta membangun refleks saat mengoperasikannya – kecukupan suku cadang dan amunisi untuk tank-tank berat itu juga bakal mengadang. Menurut Ben Barry, Challenger 2 menggunakan peluru berbeda dari Abrams, Leopard, dan Lecrec. Inggris juga sudah tidak memproduksi Challenger. Bahkan, untuk merawat armadanya, Inggris mengambil suku cadang dari Challenger yang mustahil dipakai lagi.
AFP/ANATOLII STEPANOV
Pasukan Ukraina di Bakhmut pada Kamis (26/1/2023). Kota di Donetsk itu menjadi salah satu pusat kendali garis depan Ukraina di palagan timur.
Teknologi Abrams juga sama sekali berbeda dengan Leopard dan Lecrec. Leopard-Challenger memakai mesin diesel. Abrams memakai mesin helikopter yang dimodifikasi untuk tank.
Selain itu, hingga saat ini, belum jelas kapan gelombang terbaru tank itu akan tiba di Ukraina. Tank-tank yang dijanjikan pun diprakirakan tidak akan dikirim secara bersamaan. Perang kemungkinan besar akan berkepanjangan.
Selepas pengumuman pengiriman tank standar NATO itu, Ukraina malah mendapat pukulan tambahan. Sepanjang Kamis (26/1/2023), setidaknya 55 rudal dan 30 pesawat nirawak berpeledak Rusia menyasar Ukraina.
Sehari sebelumnya, Rabu, Juru Bicara Komando Operasi Timur Ukraina Kolonel Sergei Cherevaty mengumumkan, pasukan Ukraina mundur dari Soledar. Penarikan ini untuk mencegah pasukan Ukraina terkepung di Soledar. “Kami ingin menjaga pasukan,” ujarnya.
Hingga saat ini, Ukraina tetap kesulitan di sejumlah garis depan meski telah mendapat limpahan pasokan persenjataan dari AS dan sekutunya. Direktur Kajian Eurasia pada Quincy Institute for Responsible Statecraft, Anatol Lieven, menyebut bahwa memang sempat ada perimbangan ketika armed NATO mulai digunakan Ukraina. Rusia bisa dipukul dari sebagian wilayah yang didudukinya. Setelah itu, terjadi kebuntuan di garis depan.