Kota pelabuhan di Ukraina, Odessa, dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO meski ditentang Rusia. Dengan perlindungan dari UNESCO, Odessa diharapkan aman dari serangan Rusia.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
AP/GEORGE VITSARAS
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias (tengah) berjalan bersama Wali Kota Odessa Gennady Trukhanov (kiri) dalam kunjungannya di Odesa, Ukraina, Minggu, 3 April 2022.
Paris, Rabu - Odessa, kota pelabuhan bersejarah di Ukraina, yang kerap digambarkan sebagai “mutiara Laut Hitam” masuk ke dalam Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Rusia yang menginvasi Ukraina sejak Februari lalu, sejak awal menentang rencana ini tetapi tidak ada yang mendukung.
Rusia berulangkali mencoba menunda pemungutan suara untuk mengakui Odessa sebagai warisan dunia yang memiliki nilai universal luar biasa dan harus dilindungi. Hasil pemungutan suara menunjukkan dari 21 negara anggota komite warisan dunia di UNESCO, enam suara mendukung, satu menentang, dan 14 abstain.
UNESCO mengumumkan penetapan daftar itu, Rabu (25/1/2023). Sebelum Odessa, ada enam situs lagi di Ukraina yang sudah masuk ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, termasuk Katedral Saint-Sophia di ibu kota Kiev dan pusat situs bersejarah, di barat Lviv. “Sementara perang tetap berlanjut, prasasti ini mewujudkan tekad bersama kami untuk memastikan Odessa dilestarikan dari kehancuran. Kota ini senantiasa terancam pergolakan global dan bisa hancur,” kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, Rabu (25/1/2023).
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang meminta agar Odessa segera dimasukkan ke dalam daftar tersebut - demi melindunginya dari pengeboman Rusia, - menyambut baik keputusan itu. "Hari ini Odessa mendapat perlindungan dari UNESCO. Saya berterima kasih kepada mitra yang membantu melindungi mutiara kami ini dari serangan penjajah Rusia,” cuit Zelenskyy di twitter.
Kementerian Luar Negeri Perancis juga menyambut baik keputusan UNESCO ini karena Odessa memiliki nilai tinggi dengan arsitektur dan sejarahnya.“Keputusan ini menekankan ancaman yang dihadapi warisan Ukraina dari agresi Rusia,” sebut Kementerian Luar Negeri Perancis dalam pernyataan tertulis.
AFP/OLEKSANDR GIMANOV
Arsip foto yang diambil pada 12 Oktober 2022 ini menunjukkan pahatan Odessa Passage, kawasan perbelanjaan dan hotel di pusat kota Odessa, Ukraina. Odessa dimasukkan ke salam Saftar Warisan Dunia UNESCO, Rabu (25/1/2023).
Sejak invasi Rusia, masyarakat Ukraina bergegas melindungi monumen-monumen dan bangunan bersejarah kota dengan karung pasir dan barikade sederhana. Odessa yang terletak sekitar 500 kilometer dari ibukota Kiev itu kerap terancam serangan udara pasukan Rusia. Karena risiko yang tinggi itu, Odessa juga ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya.
Penetapan itu akan memberi akses ke bantuan teknis dan keuangan internasional untuk melindunginya atau, jika perlu, merehabilitasinya. UNESCO juga sejak awal perang sudah membantu perbaikan Museum Seni Rupa Odessa dan Museum Seni Modern Odessa yang rusak. Sejak invasi, setidaknya terdapat 230 situs budaya yang rusak dan hancur.
Dari sejarahnya, kota Odessa berkembang setelah Permaisuri Rusia, Catherine yang Agung, pada akhir abad ke-18 memutuskan kota itu menjadi gerbang maritim modern. Tetapi sejauh mana pengaruh budaya Rusia di Odessa, hingga sekarang hal itu masih menjadi perdebatan.
Situasi dalam proses pemungutan suara di UNESCO sempat diwarnai ketegangan karena Ukraina keberatan dengan draf keputusan yang menggambarkan Permaisuri Catherine II telah “mendirikan” kota itu.
Ukraina menganggap pendeskripsian kota itu dipolitisir. Menteri Kebudayaan Ukraina, Oleksandr Tkachenko, dan Walikota Odessa, Gennadiy Trukhanov, menegaskan Odessa sudah berkembang jauh sebelum kedatangan permaisuri Rusia. Pengembangan Odessa sebagai kota pelabuhan sudah terjadi sejak abad ke-15 dan dikenal sebagai Hadzhybei.
Namun, menurut Tkachenko dan Trukhanov, Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan mitos “pendirian Odessa oleh permaisuri” yang muncul pada abad ke-19 sebagai salah satu dasar klaim teritorial Rusia atas kota-kota Ukraina dan awal agresi bersenjatanya.
Perwakilan Rusia untuk komite warisan dunia UNESCO berulangkali mengkritik “berkas aplikasi buruk” Ukraina. Rusia menuduh Ukraina mengambil sebagian besar informasi sejarah dari wikipedia dan situs web pariwisata. Rusia juga menuduh Ukraina menghancurkan monumen di daerah yang justru ingin dilindungi Rusia.
AFP/BULENT KILIC
Arsip foto yang diambil pada 13 Maret 2022 ini menunjukkan barikade anti-tank yang diletakkan di sepanjang jalan di kota Odessa, Ukraina selatan.
Setelah keputusan diadopsi, misi Rusia untuk UNESCO mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan itu diambil "di bawah tekanan negara-negara Barat" dan "mengabaikan aturan prosedur". Rusia menilai komite warisan dunia sudah "tidak menjadi platform untuk dialog profesional", dan status warisan dunia sudah menjadi "alat tawar-menawar untuk menyelesaikan persoalan politik".
Kementerian Luar Negeri Rusia menilai keputusan ini bermotif politis Prosesnya pun dilakukan tergesa-gesa karena suara yang mendukung hanya ada enam negara. Dalam keyakinan Rusia, kejayaan sejarah Odessa justru ketika menjadi bagian dari Rusia.
Satu-satunya ancaman yang dihadapi Odessa datang dari “rezim nasionalis di Ukraina” yang sudah merobohkan beberapa monumen. Tudingan Rusia itu merujuk pada saat otoritas Ukraina di Odessa yang merobohkan patung Catherine II, Desember lalu. (AFP)