Gelombang pemutusan hubungan kerja di sejumlah raksasa teknologi dunia terus berlangsung. Kali ini, Microsoft dikabarkan akan memangkas lagi karyawannya. Eksekusinya mulai Rabu (18/1/2023).
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan, 149 juta lapangan kerja baru yang tercipta adalah pekerjaan pada bidang teknologi, dalam peluncuran inisiatif pelatihan gratis Microsoft yang digelar secara virtual pada Kamis (2/7/2020).
Washington, Rabu — Perusahaan teknologi Microsoft bersiap untuk memangkas lebih banyak karyawannya secara global sebagai bagian dari cara mengatasi situasi kondisi ekonomi yang sulit. Kabar pemangkasan ini menyeruak di tengah rencana perusahaan yang didirikan Bill Gates ini menyuntikkan dana hingga 10 miliar dolar Amerika Serikat untuk pengembangan piranti lunak ChatGPT OpenAI.
Kabar rencana pemangkasan karyawan Microsoft ini dilaporkan media Amerika Serikat, Selasa (17/1/2023), jelang pengumuman pendapatan perusahaan tiga bulan terakhir. Sky News melaporkan bahwa sekitar lima persen dari total 220.000 pekerja Microsoft akan terkena pemangkasan. Hal itu berarti jumlah pekerja yang dipangkas berkisar 10.000-12.000 orang.
Kantor berita Bloomberg menyebut, pemutusan hubungan kerja atau PHK akan diumumkan di divisi teknik Microsoft Rabu (18/1/2023) waktu setempat. PHK dikatakan "secara signifikan lebih besar" daripada pemotongan 1 persen untuk tenaga kerja Microsoft tahun lalu. PHK sebelumnya memengaruhi posisi dalam konsultasi dan solusi pelanggan dan mitra.
Analis Wedbush, Dan Ives, dalam catatannya kepada investor, mengatakan, dirinya memerkirakan akan terjadi pemangkasan karyawan di sektor teknologi antara 5-10 persen. Pemangkasan ini tidak terlepas dari lemahnya kontrol keuangan perusahaan, terutama para pimpinan puncaknya.
"Banyak dari perusahaan-perusahaan ini membelanjakan uang seperti bintang-bintang musik rock tahun 1980-an. Sekarang mereka perlu mengendalikan pengeluaran karena kondisi ekonomi makro,” tulis Ives dalam catatannya.
PRASETYO EKO PRIHANANTO
Tablet Microsoft Surface adalah salah satu produk piranti keras (hardware) yang diproduksi raksasa teknologi Amerika Serikat Microsoft Inc. ( Michael Reaves/Getty Images/AFP)
Langkah Microsoft itu menyusul langkah yang telah dilakukan Meta Inc, perusahaan induk Facebook dan Twitter pada November lalu. Meta memangkas sekitar 11.000 karyawannya. Sementara Twitter, tak lama setelah Elon Musk mengakusisi perusahaan tersebut, merumahkan setengah dari total 7.500 karyawan perusahaan itu.
Pemangkasan karyawan ini terjadi beberapa pekan setelah CEO Microsoft Satya Nadella memperingatkan bahwa masa dua tahun ke depan adalah masa yang sangat menantang bagi industri teknologi. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Nadella mengakui Microsoft tidak "kebal terhadap perubahan global" dan berbicara tentang perlunya perusahaan teknologi menjadi efisien.
“Kita memang mengalami banyak percepatan selama pandemi, dan ada sejumlah normalisasi permintaan itu. Dan di atasnya, ada resesi nyata di beberapa bagian dunia,” kata Nadella, dikutip dari laman The Verge. Meski selama pandemi sektor teknologi berkembang pesat dan ketergantungan warga semakin tinggi, perusahaan teknologi pun tidak kebal terhadap resesi ekonomi.
Tidak hanya Microsoft yang akan melakukan pemangkasan. Amazon Inc. juga dikabarkan akan memangkas lebih dari 18.000 pegawainya pada Januari ini. Alasan pemangkasan ini tidak terlepas dari ketidakpastian kondisi ekonomi. CEO Amazon Andy Jassy dalam pernyataanya kepada para staf mengatakan, para pekerja yang akan terkena dampak akan mulai dirumahkan pada 18 Januari. Beberapa diantaranya adalah yang selama ini bertugas di Eropa.
KOMPAS/DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Zona "Innovation Factory" yakni salah satu dari keempat zona yang terdapat di Microsoft Experience Center, Singapura. Lokasi ini menjadi ltempat pertularan ide antara Microsoft dengan klien mereka
Investasi di Kecerdasan Buatan
Rencana pemangkasan karyawan Microsoft itu berbarengan dengan rencana perusahan menyuntikkan kembali modal senilai 10 miliar dolar AS pada perusahaan pengembang ChatGPT OpenAI. Raksasa perangkat lunak itu sebelumnya telah menyuntikkan dana senilai 1 miliar dolar AS pada OpenAI, sebuah perusahaan yang didirikan Elon Musk dan Sam Altman.
Dengan tambahan dana sebesar 10 miliar dolar AS, diperkirakan valuasi perusahaan itu mencapai 25 miliar dolar AS.
Investasi baru itu sejalan dengan rencana Microsoft mengintegrasikan perangkat lunak penghasil gambar dari OpenAI dalam mesin pencari mereka, Bing. Ini adalah bagian dari rencana besar mereka bersaing dengan mesin pencari Google.
Menurut situs berita Semafor, tambahan investasi ke OpenAI membuat Microsoft akan menguasai 49 persen saham perusahaan tersebut dan membuatnya berhak mendapatkan 75 persen dari keuntungan yang didapat pada akhir tahun. (AFP/Reuters)