Ikut China, AS Kecam Ulah Menteri Israel di Al Aqsa
UEA tidak hanya meminta sidang DK PBB selepas Menteri Israel Itamar Ben-Gvir memasuki Masjidil Aqsa. UEA meminta PM Israel Benjamin Netanyahu membatalkan lawatan ke UEA.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
AFP PHOTO /MINHELET HAR-HABAIT (TEMPLE MOUNT ADMINISTRATON)
Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir memasuki kompleks Masjidil Asqa, Selasa (3/1/2023). Ulah politisi ekstrim kanan Israel itu memicu kemarahan internasional. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa sampai menggelar sidang khusus gara-gara Ben-Gvir.
NEW YORK, JUMAT -- Amerika Serikat bergabung dengan China soal kunjungan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben-Gvir ke Masjidil Aqsa, Selasa (3/1/2023). Washington menyebut kunjungan itu tidak bisa diterima dan meminta Israel mematuhi status quo.
Deputi Wakil Tetap AS di Perserikatan Bangsa-bangsa Robert Wood menegaskan, Washington menolak semua upaya mengubah status quo atas kompleks Masjidil Aqsa. “Kami menentang setiap dan seluruh upaya sepihak yang bisa mengubah status quo, (tindakan pengubahan) tidak bisa diterima,” ujarnya dalam sidang khusus Dewan Keamanan PBB pada Kamis (5/1/2023) siang waktu New York atau Jumat dini hari WIB.
Atas permintaan China dan Uni Emirat Arab, DK PBB menggelar sidang khusus selepas kunjungan Ben-Gvir. “AS sangat mendukung perawatan status quo dengan penghormatan pada kawasan suci di Jerusalem, khususnya Haram Al Sharif atau Temple Mount,” kata Wood.
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Washington amat prihatin atas kunjungan Ben-Gvir. “Kunjungan itu amat potensial meningkatkan ketegangan dan memicu kekerasan,” kata dia.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Timur Tengah dan Asia Pasifik Khalid Khiari menyebut, untungnya kunjungan Ben-Gvir tidak diikuti kekerasan. Meski demikian, ulah Ben Gvir dipandang sebagai upaya provokasi karena politisi ekstrem kanan Israel itu memiliki rekam jejak yang kerap menghasut perubahan status quo.
“Situasi di tempat-tempat suci Jerusalem amat stabil dan kejadian atau ketegangan apa pun bisa memicu kekerasan di Palestina, Israel, dan di kawasan. Karena itu, saya menegaskan ajakan Sekjen PBB kepada semua pihak untuk menahan diri dan menjunjung status quo serta peran khusus Kerajaan Jordania,” tuturnya dalam sidang DK PBB.
AP/MAHMOUD ILLEAN
Pemandangan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa (21/6/2022).
Wakil Tetap Israel di PBB Gilad Erdan menyebut sidang itu berlebihan. Kunjungan Ben-Gvir dinilainya tidak melanggar status quo. Setiap warga Yahudi berhak memasuki kompleks itu. “Termasuk menteri yang bertugas untuk keamanan dan keselamatan Temple Mount atau Bukit Kuil,” ujarnya.
Israel memakai istilah Bukit Kuil pada kompleks Masjidil Aqsa. Dalam status quo yang disepakati komunitas internasional, setiap warga Yahudi dan Muslim memang boleh masuk ke kompleks itu. Akan tetapi, hanya warga Muslim boleh beribadah di sana.
Batal
Uni Emirat Arab tidak hanya meminta sidang DK PBB selepas lawatan itu. Beberapa jam selepas lawatan Ben-Gvir, media-media Israel melaporkan UEA meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan rencana lawatan ke UEA. Padahal, Netanyahu dalam pengumuman pada 2 Januari 2023 menyebut lawatan ke Abu Dhabi sebagai kunjungan luar negeri pertama setelah kembali dilantik menjadi PM.
Awalnya, kunjungan ke UEA dijadwalkan pada Minggu (8/1/2023). Gara-gara ulah Ben-Gvir, UEA meminta lawatan ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. “Kami tidak bisa menerima Netanyahu sekarang, khususnya di tengah peningkatan ketegangan,” demikian kata diplomat UEA yang enggan diungkap namanya kepada Arab News dan sejumlah media Israel seperti Tazpit, Channel 12, dan i24NEWS.
UEA, Arab Saudi, dan berbagai negara Arab secara terbuka mengungkap kemarahan atas ulah Ben-Gvir. Bahkan, Jordania menyatakan siap berperang selepas Ben-Gvir berulah. Apalagi, menurut Tazpit, sebenarnya UEA sudah mendengar rencana Ben-Gvir beberapa hari sebelum lawatan. UEA sudah membujuk Netanyahu agar melarang Ben-Gvir mendatangi Masjidil Aqsa. Rupanya, Ben-Gvir tetap datang.
Duta Besar Israel di Abu Dhabi Amir Hayek telah menyampaikan ke UEA bahwa pemerintahan Netanyahu tetap menghormati status quo Masjidil Aqsa. Hayek, menurut i24NEWS, juga mendapat penjelasan dari Abu Dhabi bahwa UEA tidak bisa diam saja atas ulah Ben-Gvir. Apalagi, kini UEA menjadi wakil Liga Arab di DK PBB.
Channel 12 melaporkan, Netanyahu terkejut dengan reaksi keras dunia Arab atas ulah Ben-Gvir. Kunjungan menteri Israel ke Masjidil Aqsa memang amat jarang terjadi. Bahkan, Netanyahu sama sekali tidak pernah ke sana selama 10 tahun menjadi PM di periode sebelumnya.
AHMAD GHARABLI / AFP
Jamaah shalat Idul Fitri di Kompleks Masjidil Aqsa, pada 2 Mei 2022.
Peneloyi pada Hebrew University Jerusalem, Ronni Shaked, menyebut masalahya bukan di Ben-Gvir. “Semua sudah tahu rekam jejak dia. Masalahnya pada orang yang mengizinkan dia melakukan itu. Orang itu Netanyahu. Ulah Netanyahu akan memendekkan usia pemerintahan Netanyahu. Setelah dua pekan, dia akan meminta pengesahan 49 permukian ilegal di Tepi Barat. Apa yang akan dilakukan Netanyahu,” ujarnya kepada Arab News.
Ia menyoroti fakta pemerintahan Netanyahu amat rentan. Dukungan ekstrem kanan dibutuhkan untuk mempertahankan pemerintahan Netanyahu. Karena itu, amat terbuka peluang Ben-Gvir terus dibiarkan Netanyahu berulah. (AP/AFP)