UEA-China Desak DK PBB Bersikap soal Provokasi Ben-Gvir di Masjid Al-Aqsa
Pemerintah UEA dan China meminta DK PBB menggelar sidang darurat dan bersikap atas tindakan Itamar Ben-Gvir yang dinilai ingin mengubah ”status quo” Masjid Al-Aqsa. Sejumlah pihak memperingatkan potensi konflik terbuka.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
AFP/AHMAD GHARABLI
Sejumlah polisi Israel berada di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, Jerusalem, Jumat (15/4/2022), seusai bentrok antara mereka dan warga Palestina.
ABU DHABI, RABU — Tindakan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa membuka peluang meletupnya kembali konflik antara Palestina dan Israel. Uni Emirat Arab dan China meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar sidang darurat membahas secara khusus tindakan politisi sayap kanan Israel itu yang provokatif dan dinilai mengancam status quo Masjid Al-Aqsa.
Pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, yang semula direncanakan berlangsung pekan depan, diundur hingga bulan Februari.
Permintaan kepada DK PBB untuk menggelar sidang darurat disampaikan secara resmi oleh perwakilan UEA di PBB dan China, atas nama misi PBB untuk Palestina dan Jordania. Menurut sejumlah diplomat yang mengetahui hal itu, belum ada tanggal dan hari yang pasti pelaksanaan pertemuan tersebut. Menurut mereka, pertemuan bisa berlangsung paling cepat, Kamis (5/1/2023).
Sidang darurat DK PBB tersebut, menurut sejumlah diplomat, mungkin tidak akan menghasilkan aksi nyata atau kecaman formal. Meski demikian, pertemuan itu masih bisa berfungsi menyoroti penentangan komunitas internasional yang signifikan atas kunjungan Ben-Gvir.
Kantor berita resmi UEA, WAM, melaporkan, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed berbicara dengan Menlu Jordania Ayman al-Safadi dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu untuk mencari dukungan terhadap rencana sidang darurat DK PBB itu.
Dalam pembicaraan dengan Safadi melalui telepon, Abdullah mengatakan, Pemerintah Israel harus menghentikan semua pelanggaran yang dilakukan terhadap Masjid Al-Aqsa, termasuk keharusan menghormati status quo dan hukum yang ada.
Abdullah juga menggarisbawahi perlunya Israel menghormati peran Kerajaan Jordania sebagai penjaga dan pengelola kompleks Masjid Al-Aqsa berdasarkan hukum internasional.
AFP/AHMAD GHARABLI
Sejumlah pemuda Palestina melempari aparat keamanan Israel dengan batu ketika kedua pihak bentrok, Jumat (22/4/2022). Liga Arab mengecam tindakan aparat keamanan Israel yang mengizinkan warga Yahudi beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai tindakan yang provokatif dan ilegal.
Permintaan sidang darurat DK PBB itu terjadi setelah Ben-Gvir, politisi partai sayap kanan Otzma Yehudit dan kini menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional Israel, mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa, Selasa (3/1/2023). Ben-Gvir sudah lama mengadvokasi akses yang lebih luas bagi warga Yahudi untuk berkunjung ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Ingin ubah ”status quo”
Cuitannya bahwa Al-Aqsa terbuka untuk semua juga mengindikasikan keinginannya untuk mengubah status quo tersebut. ”Bukit Kuil terbuka untuk semua,” kata Ben-Gvir di Twitter, menggunakan sebutan warga Yahudi untuk lokasi itu.
Bagi umat Islam, kompleks Masjid Al-Aqsa dinamakan juga dengan Al-Haram al-Syarif. Umat Yahudi menyebut tempat tersebut dengan nama Bukit Kuil (Temple Mount), situs paling suci mereka. Berdasarkan pengaturan dan kesepakatan status quo, warga non-Muslim diperbolehkan berkunjung ke kompleks tersebut, tetapi tidak melakukan ibadah.
Kunjungan anggota kabinet Israel yang dianggap paling konservatif dan garis keras ini telah memicu kekhawatiran di kalangan Muslim bahwa Pemerintah Israel akan bergerak untuk mengubah status quo tersebut.
Sejauh ini, otoritas kerabian di komunitas warga Yahudi menentang rencana Ben-Gvir itu dan melarang warga Yahudi beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa. Kepala Rabi Sephardi Israel, Yitzhak Yosef, menilai tindakan Ben-Gvir merendahkan posisi pemuka agama Yahudi.
”Apa yang akan dikatakan orang ketika mereka melihat seorang menteri, seorang Yahudi yang taat, mencemooh posisi rabi?” katanya.
AP/MAHMOUD ILLEAN)
Pemandangan Kubah Batu (Dome of the Rock) di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Jerusalem, 21 Juni 2022.
Jika kunjungan Ben-Gvir menjadi awal bagi lobi-lobi dan upaya ”cek ombak” Pemerintah Israel untuk mengubah status quo, dikhawatirkan situasi ini akan berujung pada konflik terbuka. Sejarah pernah mencatat bahwa pada tahun 2000, kunjungan pemimpin oposisi dan juga mantan PM Israel Ariel Sharon telah memicu gerakan intifada Palestina antara tahun 2000 dan 2005 (Kompas.id, 3 Januari 2023).
Potensi konflik terbuka antara Palestina dan Israel sudah diperingatkan oleh Hamas. Peringatan serupa disampaikan kelompok Hezbollah di Lebanon. ”Setiap pelanggaran status quo di Masjid Al-Aqsa bisa menyebabkan ledakan di wilayah tersebut. Tidak hanya di dalam wilayah Palestina,” kata Hassan Nasrallah, Pemimpin Hezbollah.
Sejarah pernah mencatat bahwa pada tahun 2000, kunjungan pemimpin oposisi dan juga mantan PM Israel Ariel Sharon telah memicu gerakan intifada Palestina antara tahun 2000 dan 2005.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, dirinya berharap dalam pertemuan DK PBB, sebuah pernyataan keras akan muncul. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, melalui wakil juru bicaranya, Farhan Haq, meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang bisa menimbulkan ketegangan, baik di dalam maupun di sekitar tempat suci tersebut.
Kecaman di Barat
Bukan hanya dunia Arab, negara-negara Barat juga mengecam keras tindakan Ben-Gvir. Pemerintah Amerika Serikat memandang tindakan Ben-Gvir itu membahayakan. Jubir Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, AS berpegang teguh pada status quo tempat-tempat suci di Jerusalem. ”Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima,” katanya.
Pernyataan serupa disampaikan Duta Besar AS untuk Israel Tom Nides. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut langkah Ben-Gvir berpotensi memperburuk ketegangan dan memprovokasi kekerasan di wilayah tersebut.
AFP PHOTO / THOMAS COEX
Bendera Israel berkibar dengan latar belakang bangunan Dome of the Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa, kawasan Kota Tua Jerusalem, Selasa (5/12/2022).
Seperti dikutip laman media Israel, Times of Israel, seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Joe Biden, kepada situs media Israel lainnya, Yedioth Ahronot, mengatakan bahwa Ben-Gvir berusaha menimbulkan kekacauan.
Meski pemerintahan Netanyahu membela tindakan Ben-Gvir dengan statusnya sebagai penanggung jawab keamanan nasional di pemerintahannya dan tindakan itu tidak melanggar status quo, Washington memprotes tindakan itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bijaksana.
Gedung Putih telah diberi tahu tentang rencana kunjungan Ben-Gvir tersebut sebelumnya, dan diberi tahu bahwa kunjungan itu akan singkat dan tidak melanggar status quo, tetapi Washington tetap memprotesnya, menurut Yedioth Ahronot.
Utusan Uni Eropa untuk Timur Tengah menegaskan, status quo Masjid Al-Aqsa harus dipertahankan. Adapun Jerman menyatakan tindakan Ben-Gvir sebagai provokasi. (AFP/REUTERS)