Belum Ada Sepekan Dilantik, Anggota Kabinet Netanyahu Mulai “Bermain Api”
Meski sudah diperingatkan, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, tetap mendatangi kompleks Masjid Al-Aqsa. Palestina dan Jordania mengecam tindakannya yang disebut provokatif dan bisa memicu tensi kekerasan.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
JERUSALEM, SELASA – Belum ada sepekan dilantik, menteri dari kelompok garis keras ultranasionalis Israel dalam kabinet pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sudah memercikkan api provokasi dan permusuhan dengan Palestina dan bangsa Arab. Menteri Keamanan Nasional Israel dari kelompok ultranasionalis, Itamar Ben-Gvir, Selasa (3/1/2023), mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa dengan pengamanan ketat dari para pengawalnya.
Kunjungan itu terjadi di tengah semakin memanasnya konflik Palestina-Israel di beberapa titik wilayah pendudukan. Pada Selasa ini pula, pejabat Palestina mengungkapkan, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun tewas ditembak tentara Israel di dekat kota Bethlehem, wilayah pendudukan Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam kedatangan Ben-Gvir ke kompleks itu dan menyebutnya sebagai bentuk provokasi yang akan bisa memicu gejolak kekerasan. Jordania, pemelihara situs kompleks Al-Aqsa, juga mengecam keras.
"Jordania mengecam keras dengan kecaman yang paling keras atas kunjungan keliling Masjid Aqsa dan pelanggaran atas kesuciannya," tegas Kementerian Luar Negeri Jordania. Amman juga menyatakan, tindakan itu melanggar hukum internasional serta status quo sejarah dan hukum di Jerusalem.
Ben-Gvir adalah salah satu anggota kabinet pemerintahan Netanyahu yang dilantik di Knesset (parlemen Israel), Kamis (29/1/2023). Pada Rabu kemarin, sehari sebelum kunjungan, Ben-Gvir sempat menyatakan akan menunda kedatangan di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah berbicara dengan Netanyahu. Saat itu Ben-Gvir hanya menyatakan berencana akan ke sana “kapan-kapan dalam beberapa pekan ke depan”.
Ia tidak menyebutkan kepastian waktu rencana kunjungan tersebut. Kemudian, tiba-tiba ia muncul di kompleks Masjid Al-Aqsa. Dari rekaman video, terlihat Ben-Gvir berjalan di tepi kompleks masjid tersebut di bawah kawalan ketat aparat keamanan dan diikuti sejumlah rekannya dari kalangan Yahudi Ortodoks. Kunjungan tersebut berlangsung sekitar 15 menit.
Kantor berita Reuters melaporkan, Ben-Gvir terlihat tidak mendekati bangunan utama Masjid Al-Aqsa. Situs berita media Israel, Yedioth Ahronot, Selasa (3/1/2023), memuat foto-foto Ben-Gvir yang sedang berkeliling di pinggiran kompleks Masjid Al-Aqsa, situs paling suci ketiga bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Bagi umat Muslim, kompleks Masjid Al-Aqsa dinamakan juga dengan Al-Haram al-Syarif. Umat Yahudi menyebut tempat tersebut dengan nama Bukit Kuil (Temple Mount), situs paling suci mereka. Berdasarkan pengaturan dan kesepakatan status quo, warga non-Muslim diperbolehkan berkunjung ke kompleks tersebut, tetapi tidak melakukan ibadah.
Berdasarkan pengaturan dan kesepakatan status quo, warga non-Muslim diperbolehkan berkunjung ke kompleks tersebut, tetapi tidak melakukan ibadah.
Bagi umat Yahudi, nama Bukit Kuil merujuk pada dua kuil Yahudi--atau, menurut Alkitab, disebut Bukit Bait Allah--yang berdiri di sana pada zaman kuno. Sementara umat Muslim bersembahyang di Masjid Al-Aqsa, umat Yahudi bersembahyang di sekitar Tembok Barat atau juga disebut Tembok Ratapan.
Hari Selasa ini, saat Ben-Gvir berkunjung ke Al-Aqsa, bersamaan dengan hari puasa bagi penganut Yahudi untuk mengenang peristiwa pengepungan Babilonia terhadap bangunan yang mereka yakini sebagai kuil pertama di kompleks tersebut pada abad ke-6 SM.
Ben-Gvir sudah lama mengupayakan akses lebih luas bagi warga Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Mayoritas rabi atau tokoh agama Yahudi melarang umatnya berdoa di kompleks itu. Akan tetapi, akhir-akhir ini ada gerakan yang terus tumbuh di kalangan Yahudi yang mendorong dibukanya akses beribadah bagi mereka di kompleks suci tersebut.
“Jika Hamas berpikir bisa menghalangi saya dengan ancaman, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah. Ada pemerintahan di Jerusalem,” cuit Ben-Gvir di Twitter seusai menyelesaikan kunjungan ke Al-Aqsa. “Bukit Kuil terbuka untuk semua.”
Sebelum menjabat sebagai menteri, Ben-Gvir sudah berkali-kali mengunjungi kompleks itu. Salahsatunya pada April 2021 sejak ia menjadi anggota parlemen (Knesset). Harian the Times of Israel, Senin, menyebutkan kunjungan Ben-Gvir terakhir ke kompleks itu baru tiga bulan yang lalu, menjelang Tahun Baru Yahudi Rosh Hashanah. Pada waktu itu, dalam unggahannya di Twitter, ia mengaku melakukan ibadah di Bukit Kuil dan “mempraktikkan kedaulatan di tempat tersuci bagi warga Israel”.
Provokasi
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menegaskan bahwa kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa adalah "kelanjutan agresi pendudukan Zionis terhadap tempat-tempat suci kami dan (kelanjutan) perang terhadap identitas Arab kami". "Warga kami Palestina akan terus mempertahankan tempat-tempat suci dan Masjid Al-Aqsa," tegas dia.
Pejabat tinggi Palestina, Hussein Al Sheikh, menyatakan kunjungan Ben-Gvir akan menjadi provokasi terang-terangan dan tindakan yang tidak tahu malu yang harus direspon oleh Palestina, Arab, dan komunitas internasional.
Bukan hanya dari kalangan Palestina dan Arab, peringatan juga disampaikan oleh pemimpin oposisi Israel sekaligus mantan PM Israel, Yair Lapid. Ia sudah memperingatkan agar Ben-Gvir untuk tidak mengunjungi Masjid Al-Aqsa jika sudah menjabat resmi sebagai menteri karena akan memicu persoalan.
Namun, selama ini Ben-Gvir berusaha melobi untuk merombak manajemen situs untuk mengizinkan umat Yahudi beribadah di sana. Sejauh ini otoritas kerabian di komunitas Yahudi menentang rencana itu. Sebagian besar rabi melarang umat Yahudi beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kekhawatiran akan terjadinya gejolak kekerasan jika Ben-Gvir mendatangi kompleks Al-Aqsa cukup beralasan. Pada tahun 2000 pernah ada juga kunjungan kontroversial oleh pemimpin oposisi Israel waktu itu, Ariel Sharon. Kunjungan itu menjadi salah satu pemicu utama munculnya intifada Palestina kedua yang berlangsung dari tahun 2000 hingga 2005.
Belum lama ini, Hamas dan Israel pernah berperang pada Mei 2021, salah satunya dipicu oleh provokasi di kompleks Masjid Al-Aqsa. Pada Agustus tahun ini, kelompok pejuang Palestina lain di Gaza dan Israel terlibat saling menembak dengan roket dan rudal selama tiga hari. (REUTERS/AFP/AP)