Beragam Senjata Pertahanan Udara Ukraina untuk Tangkis Gempuran Rusia
Beragam sistem pertahanan udara digunakan Ukraina. Komando Operasi Pertahanan Udara Ukraina harus mengatur penggunaan arhanud dari beragam sistem. Setiap arhanud itu belum tentu bisa diselaraskan satu sama lain.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
Rudal jarak pendek buatan Inggris, rudal menengah buatan Amerika Serikat, hingga artileri tua buatan Uni Soviet. Semua digunakan untuk mempertahankan wilayah udara Ukraina yang telah dilewati ribuan rudal, roket, dan pesawat Rusia.
Setiap hari, ada garis baru yang ditetapkan AS dan sekutunya soal bantuan senjata ke Ukraina. Pada pekan terakhir Desember 2022, garis itu benar-benar dimajukan sehingga AS dan sekutunya bisa mengirimkan artileri pertahanan udara (arhanud) untuk Kyiv.
Pulang dari AS, 21 Desember 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memastikan negaranya akan mendapatkan arhanud Patriot. Sembari menunggu arhanud itu dikirim dan pasukan Ukraina berlatih memakainya, Ukraina menggunakan arhanud lain.
Salah satu andalan Ukraina adalah arhanud sejak masa Uni Soviet, S300. Kinerja arhanud itu diragukan. Bahkan, salah satu rudal yang dilepaskan S300 milik Ukraina pada 16 November 2022 malah jatuh di Polandia. Rudal itu gagal mencegat rudal dan pesawat nirawak yang dilepaskan Rusia ke Lviv.
Insiden tersebut menewaskan dua warga Polandia, salah satu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Selepas insiden itu, AS dan sekutunya bergegas mengirimkan arhanud tambahan.
Perancis mengirimkan arhanud yang lebih tua dari S300, Crotale. Ukraina mendapat dua dari 12 baterai Crotale milik Perancis. Paris juga mengirimkan dua peluncur roket multilaras ke Kyiv. Crotale mulai diproduksi sebelum Uni Soviet mengoperasikan S300 pada 1978. Bukan hanya tua, jangkauan Crotale juga pendek. Rata-rata rudal Crotale hanya bisa terbang sejauh 12 kilometer pada ketinggian maksimal 9 kilometer.
Jangkauan Crotale sedikit lebih jauh dari STARStreak. Disumbangkan Inggris pada Maret 2022, rudal darat ke udara itu bisa terbang paling jauh 7,7 kilometer. Rudal itu dikirim bersama gelombang lanjutan NLAW, rudal panggul antitank. London memberikan 5.000 NLAW ke Kyiv.
Selama berbulan-bulan, S300 dan STARStreak praktis menjadi andalan Ukraina menangkal serangan udara Rusia. Akurasi, jumlah, dan jangkauan S300 dan STARStreak memang terbatas. Buktinya, Rusia tetap leluasa menyasar berbagai lokasi di Ukraina. Rudal dan pesawat nirawak Rusia bisa terbang ribuan kilometer tanpa bisa dicegat Ukraina.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ignat, mengakui, tidak semua rudal, roket, dan pesawat Rusia bisa dicegat Ukraina. Sebagian arsenal Rusia tetap bisa meledakkan berbagai lokasi Ukraina.
Kini, Ukraina praktis mengoperasikan persenjataan dari sumber amat beragam. Senjata standar Pakta Warsawa, NATO, dan buatan negara lain digunakan berdampingan dalam perang yang sudah berlangsung 300 hari itu.
“Ukraina tidak pernah meminta pasukan Amerika Serikat berperang, cukup (pasukan) kami. Saya bisa menjamin prajurit Ukraina bisa menggunakan pesawat dan tank AS,” kata Zelenskyy dalam pidato di Kongres AS, Rabu (21/12/2022).
Arena uji senjata
Pidato tersebut merupakan upaya terbaru Ukraina meminta pasokan senjata dari AS dan sekutunya. Sejak sebelum perang meletus, Ukraina meminta senjata dari mana pun.
”Ukraina sekarang benar-benar menjadi tempat uji coba. Banyak senjata sedang diuji di lapangan dalam kondisi asli menghadapi tentara Rusia, yang punya banyak senjata modern buatan sendiri. Kami mengundang semua produsen senjata menguji senjata mereka di sini,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov.
Ukraina membagikan banyak informasi soal penggunaan senjata pasokan Barat dan spesifikasi serta kemampuan persenjataan Rusia. Informasi itu, menurut Reznikov, akan sangat penting dalam pengembangan persenjataan. Sebab, informasi itu didapatkan dari kondisi asli. ”Beri kami senjata, kami pakai, dan Anda akan mendapatkan informasi mutakhir,” kata Reznikov.
Ia juga berharap mendapatkan amunisi dengan jangkauan lebih jauh. Secara terbuka, ia menyatakan, peluru berjangkauan lebih jauh itu untuk menyasar wilayah Rusia. Ia beralasan, serangan ke Rusia bertujuan memutus jalur pasokan pasukan Rusia ke wilayah-wilayah yang didudukinya di Ukraina.
Tak semua keinginan Ukraina dikabulkan AS dan sekutu- nya. Dari 11 IRIS-T yang diminta, Jerman hanya setuju memberi empat ke Ukraina. Kyiv dilaporkan sudah mengoperasikan dua dari empat IRIS-T yang dibeli dari Jerman.
Meski belum membayar dan tidak memakai uang sendiri, Ukraina memang membeli arhanud itu dari Jerman. Berlin meminjamkan uang ke Kyiv untuk membeli arhanud itu. AS juga memakai mekanisme seperti Jerman: meminjamkan uang ke Ukraina dan uangnya dipakai untuk membeli persenjataan buatan AS.
AS menggunakan berbagai mekanisme, salah satunya pinjam-cicil (lend-lease). Mantan Duta Besar Ukraina untuk AS, Valeriy Chaly, mengatakan, mekanisme itu membuat semua persenjataan dari AS untuk Ukraina berstatus pinjaman. ”Konsekuensinya, semua harus dikembalikan,” katanya.
Sampai sekarang, Kyiv-Washington belum menyepakati cara kerja mekanisme pinjam-cicil untuk persenjataan dari AS ke Ukraina. Dalam aturan anggaran AS, mekanisme pinjam-cicil memang mewajibkan Pemerintah AS menanggung pembayarannya. ”Perlu kesepakatan antarpemerintah atau dokumen apa pun yang disetujui Pemerintah AS-Ukraina,” ujarnya.
Meski belum diketahui kapan, suatu saat Kyiv harus membayar semua itu. Sementara ini, Kyiv menghadapi masalah lain. “Mengoperasikan senjata dari produsen beragam menghasilkan tantangan logistik serius,” kata mantan Wakil Sekretaris Jenderal NATO Camille Grand.
Setiap senjata perlu cara pengoperasian dan perawatan masing-masing. Ada jalur pasokan suku cadang dan amunisi masing-masing. Semua itu harus dikuasai pasukan Ukraina sembari mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Komando Operasi Pertahanan Udara Ukraina harus mengatur penggunaan arhanud dari beragam sistem. Setiap Arhanud itu belum tentu bisa diselaraskan satu sama lain.
Sejumlah perwira NATO mengingatkan, ada risiko insiden 16 November 2022 terulang lagi gara-gara kebingungan yang dipicu keragaman arhanud itu. Alih-alih meledakkan lawan, rudal dari beragam arhanud itu malah menyasar posisi kawan. (AFP/REUTERS)