Serangan ”Drone” Ukraina Buka Celah dalam Pertahanan Rusia
Dua hari berturut-turut pesawat nirawak yang diyakini milik militer Ukraina menghantam pangkalan udara militer Rusia. Serangan-serangan itu telah mencuatkan pertanyaan tentang keamanan pangkalan udara militer Rusia.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
AP PHOTO/LIBKOS
Tentara Ukraina menembakkah MO-120-RT-61 120 mm buatan Perancis ke arah posisi pasukan Rusia di medan pertempuran dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa (6/12/2022).
MOSKWA, RABU — Selama dua hari berturut-turut, serangan pesawat nirawak yang diduga ditembakkan oleh militer Ukraina menghantam fasilitas militer di wilayah teritorital Rusia. Serangan terakhir terjadi pada Selasa (6/12/2022) malam. Sebuah pesawat nirawak menghantam fasilitas militer Angkatan Udara Rusia di Kursk, wilayah selatan negara itu, dan sebuah fasilitas industri sekitar 80 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina.
Serangan ke Kursk terjadi sehari selepas serangan ke Pangkalan Udara Engels 2 di Saratov dan Pangkalan Udara Dyagilevo di Ryazan. Serangan-serangan itu dilancarkan dari wilayah Ukraina. Namun, hingga saat ini tidak ada pernyataan dari kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Para pejabat Ukraina hingga saat ini tidak mengonfirmasi, apakah militer mereka melancarkan serangan tersebut. Meski demikian, mereka menyatakan bergembira atas terjadinya serangan-serangan itu.
”Mereka (Rusia) akan memiliki lebih sedikit peralatan penerbangan setelah rusak akibat ledakan misterius ini. Tidak diragukan lagi ini adalah berita yang sangat bagus karena andai satu atau dua pesawat gagal, di kemudian hari beberapa pesawat lagi mungkin juga akan gagal. Ini mengurangi kemampuan (Angkatan Udara Rusia) mereka,” kata Yurii Ihnat, juru bicara Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tanpa merujuk pada satu individu atau kelompok tertentu mengirimkan ucapan terima kasih terhadap orang-orang yang melancarkan serangan tersebut. Serangan terhadap wilayah Rusia juga semakin meneguhkan tekadnya untuk terus berupaya mengusir militer Rusia dari wilayah Ukraina.
”Semua orang melihat kekuatan dan keahlian kalian. Saya berterima kasih kepada orangtua kalian. Mereka telah membesarkan pahlawan sejati,” kata Zelenskyy dalam pesan videonya.
AFP PHOTO / HO - UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE
Foto yang dikeluarkan oleh Biro Pers Istana Kepresidenan Ukraina, Senin (14/11/2022), ini memperlihatkan Presiden Volodymyr Zelenskyy memberikan penghormatan saat bendera Ukraina berkibar di salah satu gedung utama pemerintah di Kota Kherson, yang ditinggalkan Rusia.
Berbeda dengan serangan pertama pesawat nirawak yang langsung dibalas dengan serangan militer Rusia ke sejumlah lokasi di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin secara mendadak menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah pejabat keamanan pemerintahannya. Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu bertemu dengan sejumlah petinggi militer Rusia. Sejauh ini tidak dijelaskan substansi pembicaraan kedua pertemuan tersebut.
Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov, seperti dikutip dari kantor berita TASS, hanya menyatakan bahwa Rusia pasti akan mencapai tujuan invasi mereka ke Ukraina, yang disebut Kremlin dengan sebutan operasi militer khusus. Dia juga menyatakan bahwa serangan ke wilayah teritorial Rusia adalah sebuah garis merah yang sudah terlewati.
Pekov menyebut serangan itu sebagai faktor yang berbahaya. Mau tidak mau, Rusia akan berusaha mencapai tujuan tindakannya . ”Rusia harus mencapai tujuannya dan akan mencapainya,” kata Peskov kepada media pada hari Selasa.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Rusia tidak melihat adanya prospek perundingan damai bisa terjadi. ”Untuk prospek negosiasi apa pun, kami tidak melihat (kemungkinan bakal terjadi) untuk saat ini,” kata Peskov.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, serangan terhadap fasilitas militer mereka dilakukan dengan menggunakan pesawat nirawak lama yang dibuat pada era Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, yang memisahkan Rusia dan Ukraina menjadi negara sendiri, Ukraina mewarisi beberapa pesawat nirawak (drone) Tu-141 Strizh rancangan Soviet.
Pesawat nirawak itu mulai beroperasi pada 1970-an dan memiliki jangkauan 1.000 kilometer. Pesawat nirawak ini semula dirancang hanya untuk tugas pengintaian. Akan tetapi, fungsinya bisa diubah menjadi rudal jelajah apabila dilengkapi dengan hulu ledak.
Pertahanan Rusia dipertanyakan
Analis politik pro-Kremlin Sergei Markov mengatakan, serangan terbaru dari Ukraina itu telah mencuatkan pertanyaan tentang keamanan pangkalan udara militer Rusia. Pertanyaan yang sama disampaikan oleh seorang vlogger pro-Rusia. Ia mempertanyakan efektivitas pertahanan, khususnya di berbagai fasilitas militer Rusia, yang saat ini menjadi target serangan.
Berdasar informasi intelijen, Kemhan Inggris menilai bahwa serangan pesawat nirawak terhadap berbagai fasilitas militer Rusia masih akan terus berlangsung. Serangan-serangan serupa akan terjadi pada sejumlah pangkalan militer yang berjarak lebih kurang 500 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina.
Serangan terbaru dari Ukraina itu telah mencuatkan pertanyaan tentang keamanan pangkalan udara militer Rusia.
Dua serangan berturut-turut ke pangkalan udara militer di wilayah teritorital Rusia yang dilakukan dari wilayah Ukraina hampir pasti membuat Kremlin menunjuk jari kepada Pemerintah Amerika Serikat sebagai pihak yang berada di balik serangan tersebut. AS dan sekutu-sekutunya sejak awal terus-menerus memasok persenjataan bagi militer Ukraina untuk mengimbangi kemampuan militer Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menepis tudingan itu. Ia langsung mengeluarkan pernyataan bahwa Washington tidak dalam posisi mendorong Ukraina untuk menyerang ke dalam wilayah teritorial Rusia. Pada saat yang sama, Blinken juga tidak mengkritik serangan ke wilayah Rusia itu. ”Kami tidak mendorong atau mengizinkan Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia,” kata Blinken kepada wartawan.
AP PHOTO/ALEX BRANDON, POOL
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken (kanan) saling menyentuhkan siku saat bertemu di Kiev, Ukraina, Rabu (19/1/2022).
Washington menahan diri untuk tidak memasok pasukan Ukraina dengan rudal jarak jauh ATACMS. Rudal ini dapat digunakan untuk menyerang jauh ke dalam wilayah teritorial Rusia. AS khawatir, serangan ke wilayah Rusia dengan rudal yang dipasoknya dapat memicu konfrontasi langsung antara pasukan Rusia dan pasukan AS serta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Para pengamat yakin bahwa Ukraina mampu memodifikasi sendiri pesawat nirawak pengintai era Soviet jarak jauh untuk menyerang target Rusia di pangkalan di Kursk, Ryazan, dan Saratov, Senin kemarin.
Blinken mengatakan, dukungan persenjataan AS dan para sekutu Barat hanya untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki peralatan tempur dan persenjataan yang dibutuhkan guna mempertahankan diri, mempertahankan wilayah mereka, dan mempertahankan kebebasan mereka.
Perlawanan Hongaria
Sementara itu, Uni Eropa juga menghadapi perlawanan dari anggotanya, Hongaria, yang memveto rencana pemberian pinjaman sebesar 18 miliar euro kepada Ukraina.
Wakil Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Valdis Dombrovskis mengatakan, UE harus bertindak cepat karena rakyat Ukraina membutuhkan uluran tangan mereka. ”Ada jutaan orang tanpa air, pemanas, atau listrik. Jadi, kita benar-benar harus bergerak maju,” katanya.
AFP/KENZO TRIBOUILLARD
Wakil Ketua Komisi Eropa Valdis Dombrovskis (kiri), komisioner UE Johannes Hahn (tengah), dan komisioner UE lainnya, Didier Reynders, menggelar konferensi pers di markas UE, Brussels, Belgia, 30 November 2022.
Menteri Keuangan Belanda Sigrid Kaag menambahkan, tindakan Hongaria memveto telah merusak kredibilitas UE sebagai sebuah organisasi.
Sebagian besar anggota UE meyakini, tindakan Hongaria memveto rencana pengiriman bantuan karena UE mengancam akan menjatuhkan hukuman kepada pemerintahan Viktor Orban yang menolak mereformasi aturan hukum negaranya. Tindakan Hongaria saat ini dianggap sebagai bentuk pemerasan.
”Viktor Orban menyalahgunakan veto seperti yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dia menyandera dana untuk rumah sakit Ukraina untuk ini. Orban tidak mungkin memberi Putin hadiah yang lebih bagus hari ini,” kata Daniel Freund, anggota Partai Hijau dan negosiator parlemen tentang masalah aturan hukum. (AP/AFP/REUTERS)