Kendarai Mercedes, Putin Blusukan ke Jembatan Kerch
Presiden Rusia Vladimir Putin meninjau Jembatan Kerch, Senin (5/12/2022). Ia menuju lokasi dengan mengendarai mobil.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
MOSWA, SENIN – Presiden Rusia Vladimir Putin mengendarai mobil sedan Mercedes melintasi jembatan Kerch, Senin (5/12/2022). Kurang dari dua bulan lalu, terjadi ledakan bom di salah satu bagian jembatan. Kremlin menduga pelakunya adalah intelijien militer Ukraina.
Dalam rekaman video yang beredar di Youtube, Putin mengendarai mobil Mercedes didampingi Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin. Sembari mengendarai mobil, Putin berbicara tentang perbaikan jembatan dengan Khusnullin.
"Kita meluncur di sisi sebelah kanan bukan. Setahu saya, sisi kiri sedang dalam pengerjaan. Namun bagaimana pun, proyek itu harus diselesaikan. Ada sedikit bagian yang masih rusak. Kita harus memperbaikinya hingga kondisi ideal kembali,” kata Putin kepada Khusnullin.
Putin juga menyempatkan diri untuk berjalan di jembatan terpanjang di Eropa tersebut. Ia menginspeksi dari dekat bagian yang kelihatan masih terlihat hangus.
Jembatan Kerch menghubungkan wilayah selatan Rusia dengan semenanjung Crimea. Membentang sepanjang 19 kilometer, jembatan yang pembukaannya diresmikan oleh Putin pada 2018 itu menjadi jembatan terpanjang di Eropa.
Ledakan bom di Jembatan Kerch terjadi pada 8 Oktober 2022. Ukraina tidak pernah mengklaim bertanggung-jawab atas insiden yang terjadi sehari setelah ulang tahun Putin ke-70 tersebut.
Mengutip kantor berita Rusia, TASS, Dinas Keamanan Federal Rusia menyatakan, serangan diorganisasi oleh intelijen militer Ukraina. Ledakan merusak satu dari dua seksi jembatan sehingga masih ditutup untuk lalui lintas. Sejauh ini, Dinas Keamanan Federal Rusia telah menahan sedikitnya delapan tersangka kasus peledakan Jembatan Kerch. Mereka diduga ikut menyiapkan sabotase di jembatan.
”Sejauh ini, lima warga negara Rusia serta tiga warga negara Ukraina dan Armenia, yang terlibat menyiapkan serangan, telah ditahan sebagai kasus kriminal,” kata pejabat Dinas Keamanan Federal Rusia sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Dinas Keamanan Federal Rusia, masih mengutip TASS, sejauh ini telah mengidentifikasi 12 orang yang terlibat dalam persiapan sabotase Jembatan Kerch. Sebanyak 3 warga Ukraina, 2 warga Georgia, dan 1 warga Armenia terlibat di balik rencana pengiriman bahan peledak dari Bulgaria ke Georgia, kemudian ke Armenia.
Warga Ukraina lainnya dan lima warga Rusia berperan menyiapkan dokumen untuk perusahaan fiktif. Perusahaan itu disebutkan beralamat di Crimea dan menjadi tujuan pengiriman bahan peledak.
”Pihak yang mengorganisasi serangan teroris terhadap Jembatan Crimea adalah Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina, direkturnya Kyrylo Budanov, serta pegawai dan agen-agennya,” kata Dinas Keamanan Federal Rusia.
Ukraina belum mengonfirmasi keterlibatannya pada sabotase Jembatan Kerch. Namun, sejumlah pejabat Ukraina terang-terangan merayakan kerusakan jembatan itu. Bahkan seorang pejabat pemerintah Ukraina secara anomim menyatakan kepada The New York Times bahwa Kyiv berada di balik serangan itu.
Menurut Dinas Keamanan Federal Rusia, bahan peledak dalam sabotase Jembatan Kerch disamarkan dalam gulungan film polietilen konstruksi pada 22 palet dengan berat total 22,7 ton. Barang ini dipindahkan dari Ukraina ke Rusia melalui Bulgaria, Georgia, dan Armenia.
”Kontrol atas pergerakan kargo di sepanjang rute dan kontak dengan peserta dalam skema transportasi kriminal dilakukan oleh seorang personel HUR MO,” kata Dinas Keamanan Federal Rusia dalam sebuah pernyataan.
HUR MO adalah akronim untuk intelijen militer Ukraina. Jembatan jalan dan rel sepanjang 19 kilometer adalah sebuah proyek prestise yang dibuka oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2018.
Akses ini menjadi vital secara logistik untuk operasi militer Rusia di Ukraina. Di antaranya untuk memasok logistik pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina selatan.