Ukraina Berharap Memutus ”Lingkaran Setan” Serangan Rusia
Suhu udara di Ukraina tercatat mencapai minus 11 derajat celsius. Komunitas internasional diharapkan fokus memberikan bantuan berupa generator dan transformator untuk mengurangi dampak pemadaman listrik.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
KYIV, SELASA — Pemerintah Ukraina menekankan perlunya bantuan pertahanan udara yang lebih baik dari para sekutunya. Hal itu diperlukan untuk memutus ”lingkaran setan” serangan Rusia terhadap infrastruktur Ukraina, disusul perbaikan kerusakan oleh Ukraina.
”Setiap kali kami memperbaikinya, Rusia akan menghancurkannya,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Selasa (29/11/2022), saat menjadi tuan rumah pertemuan para mitranya dari sejumlah negara.
Para menteri luar negeri dari Estonia, Latvia, Lituania, Eslandia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia pun menjanjikan lebih banyak bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan. Ukraina menghadapi krisis mendalam akibat hancurnya infrastruktur energi.
Swedia menjanjikan paket sistem pertahanan udara, amunisi, kendaraan segala medan, dan perlengkapan pasukan musim dingin senilai 270 juta euro. Finlandia berjanji menampung lebih banyak pengungsi Ukraina. Di Washington, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan, AS bersama para mitra akan menyediakan perlengkapan perbaikan fasilitas energi dan air untuk Ukraina.
Dari Israel, Channel 13 melaporkan kunjungan delegasi Ukraina untuk membahas janji Israel menyediakan sistem pendeteksi rudal. Kementerian Pertahanan Israel menolak berkomentar. Israel menyatakan dukungan pada Ukraina, tetapi sejauh ini tidak menyediakan persenjataan. Israel juga tidak menjatuhkan sanksi pada Rusia atas invasi ke Ukraina karena hubungan sensitif kedua negara.
Awal pekan
Perkiraan Ukraina bahwa Rusia segera melancarkan kembali serangan rudal atas infrastruktur kunci belum terjadi pada Senin waktu setempat. Pada Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan bahwa Rusia mempersiapkan serangan baru. Selama beberapa pekan, Rusia menyerang fasilitas energi di sekitar Kyiv dan kota-kota lain dengan rudal. Biasanya serangan terjadi pada awal pekan.
Berdasarkan pola serangan terhadap infrastruktur dan waktu persiapan militer Rusia, Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina di stasiun televisi nasional mengatakan, serangan berikutnya bisa terjadi pada pekan depan. Juru bicara militer Ukraina juga mengatakan, pesawat militer Rusia mengintensifkan aktivitas di atas Ukraina, Senin.
”Pekan depan akan seberat pekan lalu,” kata Zelenskyy.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyebut, Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud memanfaatkan udara beku, salju, dan es untuk keuntungannya, tidak hanya di medan perang, tetapi juga atas warga sipil. ”Presiden Putin berusaha memanfaatkan musim dingin sebagai senjata dalam perang melawan Ukraina. Ini mengerikan, kita harus bersiap untuk lebih banyak serangan. Itulah alasan sekutu-sekutu NATO harus menambah dukungan bagi Ukraina,” kata Stoltenberg menjelang pertemuan para menteri NATO di Bucharest, Romania.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Josep Borrell menyebut Putin terus membuat Ukraina seperti ”lubang hitam”, tanpa cahaya, tanpa listrik, tanpa pemanas. Warga kedinginan dan diliputi kegelapan.
Suhu udara di Ukraina tercatat mencapai minus 11 derajat celsius. Komunitas internasional diharapkan fokus memberikan bantuan berupa generator dan transformator untuk mengurangi dampak pemadaman listrik. Situasi itu bahkan membuat operator energi Ukraina mencoba mengimpor listrik dari negara tetangganya, Romania. Padahal, saat normal, Ukraina mengekspor listrik.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan, setidaknya 3 juta orang kemungkinan terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih kecil risikonya terhadap serangan rudal Rusia. Perusahaan energi Ukraina, Ukrenergo, mengungkapkan masih kurang 27 persen dari kebutuhan energi.
Rusia membantah tudingan menyerang fasilitas sipil. Moskwa juga membantah rencana untuk menarik diri dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia yang diduduki sejak awal invasi pada 24 Februari 2022. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, tidak ada tanda-tanda pasukan Rusia mundur. PLTN Zaporizhia dimatikan karena berbagai serangan ke sekitarnya. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan tersebut.
Ditunda
Terkait nuklir, Rusia menyatakan menunda pembicaraan pengendalian senjata nuklir dengan AS. Pembicaraan direncanakan berlangsung di Mesir. ”Sesi pertemuan bilateral komite koordinasi Traktat START Rusia-AS yang dijadwalkan di Kairo antara 29 November dan 6 Desember tidak jadi dilaksanakan,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia kepada kantor berita TASS.
Tidak ada detail lebih lanjut tentang pernyataan itu. Awal bulan ini, AS mengumumkan akan bertemu Rusia untuk membahas kemungkinan dimulainya lagi inspeksi senjata nuklir di bawah New START (Traktat Pengurangan Senjata Strategis). Traktat ini merupakan kunci perlucutan senjata antara kedua negara. Ditandatangani tahun 2010, traktat ini membatasi jumlah senjata nuklir kedua negara maksimal 1.550 hulu ledak. (AP/AFP)