Suhu sudah turun di bawah nol derajat celsius. Dilihat dari luar angkasa, Ukraina menjadi potongan gelap pada bola dunia saat malam.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
Dalam beberapa hari ini, suhu di Ukraina turun di bawah titik beku. Dingin dan gelap gulita melengkapi raungan senjata yang menghantui warga kala musim dingin semakin dalam menyelimuti medan perang.
Sejumlah pejabat dan pengamat menilai, musim dingin bakal menjadi faktor besar yang menentukan perang di Ukraina. Beberapa pejabat Amerika Serikat menyebutkan, pasukan Rusia tetap akan menyerang pangkalan militer dan infrastruktur Ukraina, tetapi musim dingin memperlambat temponya. Hal yang sama berlaku untuk pasukan Ukraina.
Jeda musim dingin bisa berlangsung setidaknya enam bulan, kata seorang pejabat AS. Hujan dan tanah yang lunak menyulitkan pergerakan pasukan dan logistik. Saat suhu makin dingin dan tanah makin keras, tank dan truk bisa bergerak. Namun, hujan salju lebat dan udara beku tak akan memberi ampun bagi para prajurit.
“Cuaca buruk di Ukraina sedikit melambatkan semua hal. Tanah sangat becek, susah untuk serangan skala besar,” kata Colin H Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS, kepada The New York Times, 12 November 2022.
Fase baru perang pun dimulai. Seth G Jones, Wakil Presiden Senior pada Center for Strategic and International Studies, mengungkapkan, Rusia mungkin akan mengintensifkan serangan atas infrastruktur Ukraina. Sementara Ukraina meningkatkan serangan balik, bisa dengan sabotase atau serangan gerilya. Ada pula kemungkinan kedua pihak melatih ulang pasukan untuk pertempuran setelah musim dingin.
Menurut Jenderal Mark A Milley yang mengetuai Kepala Staf Gabungan AS, justru inilah kesempatan bagi Ukraina dan Rusia untuk mempertimbangkan perundingan damai. Rusia berharap serangan atas infrastruktur energi memerosotkan mental Ukraina yang dilanda dingin dan gelap. Moskwa terus mendorong mitra-mitra Ukraina untuk duduk di meja perundingan.
Meski demikian, hal itu tidak ada dalam pilihan Ukraina saat ini. “Mereka yang berpikir tentang kemungkinan jeda pertempuran karena cuaca beku di musim dingin tampaknya tak pernah mandi matahari pada Januari di pesisir selatan Crimea,” kata Menteri Pertahanan Ukraina di Twitter, seperti dikutip Politico.
Bertahan
Maka, yang tersisa kini adalah rakyat Ukraina harus bertahan di tengah peperangan di musim dingin. Warga desa, seperti Sergiy Khmil di Desa Kamyanka, hampir tak punya pilihan untuk menghangatkan diri selain menggunakan tumpukan kotak amunisi yang ditinggalkan pasukan Rusia saat mundur dari Kherson. Sama halnya dengan Lyubov Perepelytsya (65) yang terpaksa tinggal di desanya yang hancur apa pun yang terjadi.
“Air mata saya sudah seperti sungai. Ini tempat keenam kami selama perang. Sepertinya perang mengejar ke mana pun kami pergi. Saya sungguh tak tahu bagaimana melewati ini semua,” tuturnya, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, setidaknya 6 juta warga tidak teraliri listrik akibat kerusakan infrastruktur yang diserang Rusia. Secara perlahan, sejumlah kerusakan bisa diperbaiki, tetapi tentu tidak maksimal. Dilihat dari luar angkasa, Ukraina menjadi potongan gelap pada bola dunia saat malam.
Warga sudah diminta untuk bersiap mengalami pemadaman lebih lama dan lebih sering. Para pengungsi sudah diminta pula untuk tidak kembali dulu ke Ukraina selama musim dingin untuk mengurangi beban sistem energi. “Jaringannya tidak akan cukup. Kita perlu bertahan selama musim dingin,” kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Musim dingin telah memainkan peran besar dalam sejarah militer Ukraina dan Rusia. Barangkali musim dingin yang kali ini bisa lebih parah akibat pemanasan global dapat memainkan peran baru dalam mendinginkan konflik yang sudah berlangsung sembilan bulan itu.