Beberapa pekan ke depan warga Ukraina akan menghadapi hari-hari yang sulit. Jutaan orang tak memiliki penerangan, air, dan pemanas saat suhu turun di bawah 0 derajat celsius dan ancaman serangan rudal.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KYIV, SENIN — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan Rusia pasti akan meluncurkan serangan rudal baru ke wilayahnya. Ia memperingatkan pasukan dan rakyat untuk bersiap menghadapi hari-hari minim listrik lagi.
Hujan salju lebat dan suhu udara di bawah titik beku mulai menyelimuti ibu kota Kyiv, Minggu (27/11/2022). Otoritas menyebutkan para pekerja berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan perbaikan instalasi listrik, air, dan pemanas. Namun, konsumsi energi yang tinggi di tengah cuaca musim dingin semacam itu menyebabkan pemadaman listrik tak bisa dihindari. Jutaan orang di Kyiv dan sekitarnya belum mendapat aliran listrik.
”Kita tahu bahwa mereka merencanakan serangan baru. Selama mereka punya rudal, sayangnya, kita tidak bisa tenang,” ujar Zelenskyy.
Beberapa pekan ke depan warga Ukraina akan menghadapi hari-hari yang sulit, seperti pekan-pekan sebelumnya saat Rusia menyasar infrastruktur energi Ukraina. Zelenskyy menyatakan pasukan pertahanan Ukraina siap menghadapi serangan yang akan datang.
Udara dingin membuat kebutuhan energi melonjak. ”Pembatasan pemakaian listrik masih berlaku karena kekurangan kapasitas, yang saat ini hanya sekitar 20 persen,” sebut Ukrenergo, operator energi Ukraina.
Akibat serangan rudal Rusia pekan lalu, Ukrenergo menyebut kerusakan fasilitas pembangkit listrik sangat besar. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan terburuk sepanjang sembilan bulan perang. Jutaan orang tak memiliki penerangan, air, dan pemanas saat suhu turun di bawah 0 derajat celsius. Dalam pernyataan, Ukrenergo meminta kepada warga yang listriknya telah mengalir kembali untuk berhemat.
Tidak ada komentar dari Kremlin atas klaim Zelenskyy. Kremlin menyatakan tidak pernah menyasar masyarakat sipil dalam serangan mereka di Ukraina sejak invasi pada 24 Februari 2022. Pada Kamis, Moskwa menyebut, Kyiv bisa mengakhiri penderitaan masyarakat Ukraina dengan memenuhi tuntutan Rusia.
Rusia menganeksasi beberapa wilayah di timur dan selatan Ukraina pada September melalui referendum. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, aneksasi wilayah itu tidak bisa dinegosiasikan. Setelah kejadian itu, Zelenskyy menyatakan tidak akan bernegosiasi dengan Rusia. Ia pun menekankan integritas teritorial Ukraina tidak bisa dinegosiasikan.
Situasi di Ukraina relatif tenang pada Minggu, tanpa serangan di Kyiv dan kota-kota besar lainnya. Komando pasukan Ukraina menyebutkan, Rusia meluncurkan empat rudal dan melepaskan beberapa tembakan di wilayah Dnipropetrovsk. Meski demikian, situasi di garis depan tetap intens. Zelenskyy mengungkapkan, yang paling mengalami kesulitan adalah wilayah Donetsk di bagian timur Ukraina, termasuk Bakhmut dan Avdiivka.
Ukraina mendapat dukungan dari Inggris melalui pernyataan Perdana Menteri Rishi Sunak yang menyebut tetap akan meningkatkan bantuan militer tahun depan. Sunak mengatakan, dukungan Pemerintah Inggris bagi Ukraina tidak berubah, meski beberapa bulan terakhir terjadi gejolak politik saat pergantian perdana menteri.
”Kita akan terus berdiri bersama rakyat Ukraina selama yang diperlukan. Kita akan mengelola atau menambah bantuan militer tahun depan. Kita juga akan menyediakan dukungan baru untuk pertahanan udara,” ujar Sunak.
Pada September, Inggris merupakan penyumbang bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina setelah Amerika Serikat. Tahun ini Inggris mengucurkan dana hingga 2,3 miliar pound sterling. (REUTERS)