Raja Tunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia
Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI mengeluarkan keputusan menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru. Pelantikan Anwar berlangsung sore ini.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
AFP/POOL/MOHD RASFAN
Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim (tengah, kanan), didampingi istrinya, Wan Azizah Wan Ismail (tengah, kiri), diambil sumpahnya dalam upacara pelantikan di Istana Nasional, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (24/11/2022).
KUALA LUMPUR, KAMIS — Setelah masukannya tidak mendapatkan respons positif dari para politisi pengumpul kursi terbanyak pada pemilihan umum, Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI bersama para raja Melayu di sembilan negara bagian, Kamis (24/11/2022), memutuskan untuk menggunakan haknya. Yang Dipertuan Agung XVI, setelah mendapatkan persetujuan Dewan Raja, memutuskan untuk menunjuk Anwar Ibrahim, pemimpin blok politik Pakatan Harapan, sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Anwar direncanakan akan dilantik sebagai pemimpin ke-10 Malaysia di Istana Negara pada pukul 17.00 waktu setempat. ”Yang Mulia mengingatkan semua pihak bahwa pemenang tidak memenangi semua dan yang kalah tidak kehilangan segalanya,” demikian bunyi pernyataan Istana, Kamis siang.
Dalam pernyataan itu, Raja juga mengingatkan Anwar dan pemerintahan baru harus rendah hati serta mengupayakan agar semua pihak diajak bekerja sama.
Dalam pernyataannya, Yang Dipertuan Agung XVI mengingatkan para politisi Malaysia bahwa rakyat jangan sampai menjadi pihak paling menderita karena kemelut politik yang mereka perlihatkan. Semua pihak yang berlawanan semasa pemilu diharapkan bisa berdamai, bergandengan tangan untuk memastikan pemerintahan kali ini berjalan stabil. Dalam empat tahun terakhir, Malaysia tiga kali berganti perdana menteri.
AFP/MOHD RASFAN
Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah (kedua dari kiri) berjalan untuk menemui awak media di luar Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/11/2022).
Kebuntuan politik kali ini, yang dipandang sebagai yang terburuk dalam beberapa kali penyelenggaraan pemilu, mereda setelah blok lama yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) setuju untuk mendukung pemerintah persatuan di bawah Anwar. Kelompok berpengaruh lainnya, seperti Gabungan Parti Sarawak dan Gabungan Rakyat Sabah, menyatakan mereka mengikuti keputusan raja.
Dalam beberapa hari terakhir, rakyat Malaysia disuguhi perseteruan politik tingkat tinggi dalam proses pembentukan pemerintahan pascapemilu. Dalam pemilu pada 19 November lalu, Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim memenangi 82 kursi. Namun, koalisi itu membutuhkan sokongan dari blok politik lain untuk bisa memenuhi syarat membentuk pemerintahan federal yang baru, yaitu 112 kursi parlemen.
Perikatan Nasional yang dipimpin Muhyiddin Yassin mengumpulkan 73 kursi. Mereka sebelumnya mengklaim sudah mengantongi dukungan Gabungan Parti Serawak (GPS), Gabungan Rakyat Sabah (GRS), dan bahkan Barisan Nasional (BN). Perikatan Nasional sempat berada di atas angin ketika blok politik Borneo, yaitu GPS dan GRS mengklaim bahwa bersama BN sepakat untuk menyokong blok politik ini membentuk pemerintahan baru.
Yang Dipertuan Agung XVI mengingatkan para politisi Malaysia bahwa rakyat jangan sampai menjadi pihak paling menderita karena kemelut politik yang mereka perlihatkan.
Namun, BN belakangan menyatakan tidak dalam posisi mendukung siapa pun dan memilih menjadi oposisi. Perubahan sikap terjadi pada Kamis. UMNO, yang menjadi kelompok mayoritas di BN, menyatakan mendukung Anwar Ibrahim untuk membentuk pemerintahan federal. Dukungan ini sebelumnya juga sempat mendapatkan perlawanan dari penjabat sementara PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob, yang merupakan Wakil Presiden UMNO, dan sejumlah pendukungnya.
Yang Dipertuan Agung VI dalam pernyataannya mengatakan puas dengan keputusan itu karena Anwar, yang pernah menjabat wakil perdana menteri saat Mahathir Mohamad berkuasa, mendapat dukungan mayoritas. Akan tetapi, Yang Dipertuan Agung XVI tidak memberikan perincian tentang pemerintahan yang baru.
AFP/MOHD RASFAN
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakob (berdiri paling belakang) mengantre bersama sejumlah warga lain di tempat pemungutan suara di Bera, Negara Bagian Pahang, Malaysia, Sabtu (19/11/2022).
Naiknya Anwar ke pucuk pemerintahan akan meredakan kekhawatiran atas bangkitnya kelompok konservatif berbasis agama dan ras di Malaysia. Anwar dan kelompoknya diyakini akan menghadapi tugas berat dalam menjembatani perpecahan rasial yang semakin dalam di negeri itu. Pemerintahan yang baru nanti juga menghadapi sejumlah tantangan lain, seperti memperbaiki kondisi ekonomi di tengah situasi krisis saat ini.
Bridget Welsh, pakar politik Asia Tenggara, mengatakan bahwa untuk mendapatkan komposisi kabinet yang mampu membantunya mengatasi situasi sekarang ini, Anwar harus berkompromi dengan para aktor politik lain, termasuk yang berseberangan dengannya. ”Dia harus berkompromi dengan aktor lain, yang berarti proses reformasi akan menjadi lebih inklusif,” kata Welsh.
Keputusan Raja Malaysia menunjuk Anwar sebagai PM Malaysia menjadi kemenangan kedua bagi Pakatan Harapan. Koalisi itu selama ini selalu membawa isu-isu progresif dan reformis. Kemenangan Anwar pada 2018 juga telah membawa perubahan rezim pertama di Malaysia sejak lepas dari Inggris tahun 1957.
AFP/MOHD RASFAN
Tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim (tengah), melambaikan tangan ke arah pendukungnya setelah menemui Raja Malaysia di Istana Nasional, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/11/2022).
Akan tetapi, pemerintah runtuh setelah Muhyiddin Yassin membelot dan bergandengan tangan dengan UMNO untuk membentuk pemerintahan baru. Pemerintahan Muhyiddin dilanda persaingan internal sehingga memaksa dia mengundurkan diri setelah 17 bulan memerintah. Pemimpin UMNO Ismail Sabri Yaakob kemudian diangkat oleh raja sebagai perdana menteri.
”Anwar adalah seorang globalis, yang akan meyakinkan investor internasional. Dia telah terlihat sebagai pembangun jembatan lintas komunitas yang akan menguji kepemimpinannya ke depan, tetapi pada saat yang sama menawarkan bantuan yang meyakinkan untuk tantangan yang akan dihadapi Malaysia,” kata Welsh. (AP/AFP)