Menggandeng Putrinya, Kim Jong Un Awasi Uji Rudal Balistik
Ini pertama kalinya media resmi Korea Utara menyebut putri Kim dan memublikasikan foto-fotonya. Identitas anak-anak Kim menjadi perhatian besar di luar Korut mengingat Kim belum mengungkapkan penerusnya.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
PYONGYANG, SABTU – Ada pemandangan berbeda di lokasi peluncuran rudal Korea Utara. Pemimpin Korut Kim Jong Un menggandeng putrinya saat mengawasi uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) tipe baru.
Kantor berita nasional Korut, KCNA, Sabtu (19/11/2022), melaporkan, Kim menyaksikan peluncuran itu bersama istrinya, Ri Sol Ju, ”putri kesayangan mereka”, serta pejabat negara lain sehari sebelumnya. Surat kabar Rodong Sinmun juga merilis sejumlah foto Kim melihat rudal melesat dari kejauhan bersama putrinya. Foto-foto lain memperlihatkan putri Kim dengan rambut dikuncir, mengenakan jaket putih, dan sepatu merah saat berjalan bergandengan dengan ayahnya di dekat rudal raksasa yang bertengger di atas truk peluncur.
Ini pertama kalinya media resmi Korea Utara menyebut putri Kim dan memublikasikan foto-fotonya. KCNA tidak menyediakan detail lebih jauh tentang sosok putri Kim, baik nama maupun usianya.
Kehidupan pribadi Kim sedikit sekali diketahui. Media Korea Selatan melansir Kim menikahi Ri, mantan penyanyi, tahun 2009. Pasangan ini memiliki tiga anak yang lahir tahun 2010, 2013, dan 2017. Tidak diketahui anak yang mana yang dibawa Kim ke lokasi peluncuran rudal.
Pada 2013, bintang basket AS, Dennis Rodman, mengatakan pada surat kabar The Guardian bahwa dirinya dan Kim bersantai di tepi pantai bersama keluarga Kim. Kala itu Kim menggendong bayi perempuannya, bernama Ju Ae.
Identitas anak-anak Kim menjadi perhatian besar di luar Korut mengingat Kim belum mengungkapkan penerusnya. Kala Kim menghilang dari mata publik sekitar tahun 2020 di tengah rumor tentang kondisi kesehatannya, media global ramai berspekulasi tentang siapa di urutan berikutnya yang akan memimpin Korut. Para pengamat ketika itu mengatakan, adik perempuan Kim, Kim Yo Jong, akan menggantikan kakaknya.
Keluarga Kim telah memerintah Korut terus-menerus sejak sang kakek, Kim Il Sung, mendirikan negara itu tahun 1948. Trah Paektu, diambil dari nama gunung paling suci di Korut, memungkinkan hanya anggotanya yang memerintah negara itu.
”Masih terlalu dini untuk menyimpulkan tentang suksesi rezim Kim. Bagaimanapun, melibatkan istri dan anaknya di muka publik dalam acara yang dia klaim sebagai uji rudal paling bersejarah akan diasosiasikan dengan urusan keluarga dalam program rudal nasional,” kata Leif-Eric Easly, profesor pada Ewha University di Seoul, Korsel.
Cheong Seong-chang, analis pada Sejong Institute di Korsel, mengatakan, jika Kim terus membawa putrinya ke acara-acara publik, itu bisa jadi sinyal dia akan menjadi penerus Kim. ”Di bawah sistem Korea Utara, anak-anak Kim Jong Un menyandang status putri dan pangeran seperti dalam sebuah dinasti,” ujarnya.
Pengamat lain menilai, dengan membawa keluarganya ke uji rudal, Kim merasa yakin kesuksesan peluncuran tersebut. Bisa pula Kim mencoba memoles citra sebagai pemimpin ”normal” karena melibatkan keluarga dalam urusan negaranya.
Pengungkapan anak Kim itu mengundang keterkejutan para pengamat. Kim pun baru disebut secara publik di media nasional tahun 2010 saat berusia 26 tahun. Kala itu dia menduduki berbagai jabatan top, sebelum akhirnya mewarisi kedudukan sebagai pemimpin dari ayahnya, Kim Jong Il, setahun setelahnya. Kim Jong Il juga telah berusia 31 tahun kala menduduki jabatan kunci di Partai Pekerja tahun 1973.
Namun, Cheong mengatakan, Kim Jong Il secara pribadi telah memberi tahu rekan-rekannya pada 1992 bahwa Kim Jong Un, putra bungsu, akan menggantikannya. Mungkin putrinya akan mengalami hal serupa.
Terkait peluncuran rudal itu, KCNA menyebut, peluncuran tipe baru ICBM pada Jumat berhasil. Kim mengatakan, peluncuran rudal Hwasong-17 membuktikan dia mampu memiliki senjata andalan untuk membendung ancaman militer AS dan sekutu-sekutunya. Hwasong-17 merupakan rudal jarak jauh dengan kemampuan nuklir.
KCNA melaporkan, rudal terbang hingga ketinggian maksimal 6.040,9 kilometer dan meluncur sejauh 999,2 kilometer. Ini sesuai perkiraan Korsel dan Jepang yang memantau peluncuran tersebut.
Sebelumnya, Korut mengklaim telah menguji Hwasong-17 pada 24 Maret 2022. Akan tetapi, Korsel meragukan klaim itu. Laporan setempat menunjukkan Hwasong-17 meledak di atas langit Pyongyang pada 17 Maret. Korut memalsukan keberhasilan peluncuran menggunakan rudal yang lebih kecil dan lebih tua.
Akan tetapi, analis menilai, tampaknya Korut kali ini berhasil. ”Peluncuran kali ini signifikan karena diperkirakan uji terbang penuh pertama yang sukses dari ICBM Hwasong-17,” kata Joseph Dempsey, peneliti pada International Institute for Strategic Studies (IISS). (AP/AFP)