Patahkan Prediksi, Demokrat Pertahankan Mayoritas Senat
Hasil pemilu paruh waktu AS mengunggulkan Demokrat, menjungkirbalikkan prediksi bahwa Republikan bakal mengendalikan mayoritas Senat.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·3 menit baca
LAS VEGAS, MINGGU — Partai Demokrat berhasil mempertahankan posisi mayoritas Senat Amerika Serikat, Sabtu (12/11/2022) waktu setempat. Itu terjadi setelah senator petahana Nevada, Catherine Cortez Masto, berhasil menyingkirkan saingannya dari Partai Republik, Adam Laxalt. Ia memberikan kursi ke-50 bagi Demokrat untuk mempertahakan mayoritas efektif di Senat.
Hasil pemilu paruh waktu yang dimenangi Demokrat itu menjungkirbalikkan prediksi dan survei bahwa Partai Republik bakal mengendalikan mayoritas Senat. Saat ini Partai Republik sedang menguasai kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tetapi masih menunggu pemungutan suara pada Selasa. Dengan kemenangan Demokrat itu, ambisi kubu Republikan untuk menguasai kedua majelis (Senat dan DPR) di Kongres AS akhirnya gagal.
Pemilu paruh waktu secara tradisional memberikan penolakan terhadap Demokrat yang berkuasa. Itu terjadi akibat melonjaknya inflasi dan harga-harga, serta merosotnya popularitas Presiden Joe Biden. Republikan berharap kondisi itu mendorong kenaikan perolehan dukungan untuk meraih mayoritas Senat dan DPR, tetapi ternyata gagal.
Senat AS terdiri atas perwakilan setiap negara bagian, masing-masing dua orang, sehingga total terdapat 100 senator. Walau bisa mengimbangi dengan meraih kursi ke-50, Republikan tetap tidak bisa menguasai mayoritas efektif karena Wakil Presiden Kamala Harris memiliki suara untuk menentukan mayoritas di Senat.
Namun, satu kursi senat terakhir di Negara Bagian Georgia baru akan ditentukan melalui pemungutan suara putaran kedua pada 6 Desember 2022. Besar kemungkinan Demokrat dapat memperkuat posisi mayoritas di Senat. Hasil di DPR masih dinanti. Partai Republik kurang disukai untuk mengambil kendali DPR, mungkin turun menjadi mayoritas tipis, tergantung pemungutan suara pada Selasa.
Sejak tahun 1789 sampai 1913, para senator ditunjuk oleh dewan legislatif negara bagian yang diwakilinya. Setelah itu mereka dipilih berdasarkan suara rakyat setelah Amendemen Ke-17 Konstitusi AS pada 1913 diberlakukan. Kemenangan Demokrat menggembirakan Biden. ”Saya merasa baik dan saya menantikan beberapa tahun ke depan,” kata Biden, Minggu, di Phnom Penh, Kamboja.
Biden tengah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-40 dan Ke-41. Biden juga akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 pada Senin di Bali. Dia mengatakan, kendali Senat akan memperkuat posisinya dalam pembicaraan. ”Saya tahu, saya datang dengan lebih kuat,” katanya tentang dampak pemilu paruh waktu.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dengan cepat menyerukan kemenangan partainya. Dia mencuit di Twitter bahwa hasilnya adalah ”pemulihan nama baik” atas pencapaian Demokrat. Dia sepertinya mencibir prediksi dan survei berbasis statistik yang menyebutkan kubu Demokrat bakal gagal.
Berbicara beberapa menit setelah proyeksi diumumkan, Schumer mengatakan, hasil pemilu paruh waktu menunjukkan orang Amerika ”dengan tegas menolak arah antidemokrasi, otoriter, jahat, dan memecah belah yang ingin diambil oleh MAGA dari Partai Republik,” merujuk pada ”Make America Great Again" yang digaungkan mantan Presiden Donald Trump.
Trump gagal membawa Republikan menang di empat pemilu sejak 2018. Saat kinerja Demokrat dinilai buruk seperti jelang pemilu November 2022, Republikan justru tidak bisa menang di Senat. Penasihat politik Trump, Jason Miller, menyebut pencalonan presiden ke-45 AS itu akan diumumkan pada Selasa. Miller telah meminta Trump menundanya sampai Desember 2022.
Dengan berhasilnya Demokrat mempertahankan kendali Senat, berarti Biden dan partainya itu akan mempertahankan pengaruh utama dalam debat legislatif, terutama dalam kebijakan pengeluaran dalam dan luar negeri. Schumer menegaskan bahwa kemenangan Demokrat akan memastikan ”dinding api” terhadap langkah-langkah Republikan di Kongres.
Trump mendukung praktik aborsi. Namun, Juni lalu, hak aborsi dicabut Mahkamah Agung AS. Dengan menjadi mayoritas di Senat, Demokrat bisa menjaga kebijakannya itu serta mengendalikan semua kebijakan dan investigasi yang diprakarsai DPR dari kubu Republikan. Namun, Schumer, senator dari New York sejak 1999, mendesak kedua kubu bersatu dan mengakhir perselisihan. (AFP/AP/REUTERS)