Politisi sokongan Trump memenangi seleksi internal dan dicalonkan pemilu. Sayangnya, sebagian dari mereka gagal menang di pemilu. Alih-alih menang besar, Republikan malah kehilangan sebagian daerah potensial.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
Washington, Jumat - Sejumlah tokoh Partai Republik menyalakan Donald Trump atas kegagalan partai itu meraih kemenangan besar di pemilu pekan ini. Republikan diajak menjauh dari mantan Presiden Amerika Serikat.
Senator Republikan dari Pennsylvania, Pat Toomey, mengatakan, gerakan yang disokong Trump berkontribusi pada kekalahan di Pennsylvania. “Partai harus menghadapi kenyataan Donald Trump jadi alasan pemilihan calon dan (hasilnya) tidak bagus,” ujarnya sebagaimana dikutip CNN pada Jumat (11/8/2022).
Republikan mencalonkan Mehmet Oz untuk menggantikan Toomey yang memutuskan pensiun. Oz salah satu dari empat calon senator, delapan calon anggota DPR, dan sembilan calon gubernur yang disokong Trump dan kalah.
Sementara politisi Republikan dari Wyoming, Elizabeth Cheney, mengatakan, hasil pemilu pekan ini adalah penolakan atas Trump dan gerbongnya. “Kita membela konstitusi. Kita menolak racun dan kebencian dari Donald Trump,” kata dia.
Saatnya fokus ke masa depan, jangan sibuk di masa lalu.
Adapun calon anggota fraksi Republikan di DPR AS, Mike Lawler, mengatakan, sudah waktunya Republikan melupakan Trump. “Saatnya fokus ke masa depan, jangan sibuk di masa lalu,” kata dia.
Trump menyokong hampir 300 orang untuk dicalonkan Republikan dalam pemilu paruh waktu, Selasa (8/11/2022). Selain senator dan anggota DPR, calon yang disokong Trump maju untuk jabatan gubernur, letnan gubernur, hingga jaksa agung negara bagian. Politisi sokongan Trump memenangi seleksi internal dan dicalonkan pemilu. Sayangnya, sebagian dari mereka gagal menang di pemilu. Akibatnya, Republikan gagal menang besar di pemilu pekan ini.
Perolehan
Alih-alih menang besar, Republikan malah kehilangan sebagian daerah potensial. Dari 21 daerah pemilihan DPR yang lebih berpeluang dimenangi Republikan, ada lima yang diduduki Partai Demokrat. Sebaliknya di 37 daerah pemilihan yang berpeluang diduduki Demokrat, Republikan hanya dapat tiga kursi. Adapun di 13 daerah pemilihan berimbang, Republikan hanya dapat empat kursi.
Untuk bisa menguasai Kongres, Republikan butuh sekurangnya 218 kursi DPR dan 51 kursi Senat. Sejauh ini, peluang Republikan untuk menguasai DPR lebih terbuka. Sebab, Republikan sudah menduduki 211 kursi.
Sementara untuk Senat, peluang Republikan lebih berat. Meski ada tiga kursi belum diketahui pemenangnya, Republikan praktis hanya bisa berharap dari Georgia dan Nevada. Jika Republikan dan Demokrat sama-sama mendapatkan 50 kursi Senat, Demokrat akan menjadi penguasa Senat. Sebab, Wakil Presiden AS punya hak suara jika terjadi kebuntuan gara-gara kedua kubu sama-sama punya 50 suara. Wapres AS Kamala Harris adalah politisi Demokrat.
Pemungutan suara ulang
Dari hasil penghitungan sementara, ada potensi pemungutan suara ulang di sejumlah daerah pemilihan DPR. Sebab, belum ada satu pun calon mendapatkan sekurangnya 50 persen suara sah. Pemungutan suara ulang juga berpeluang terjadi dalam perebutan kursi senat di Alaska, Georgia, dan Nevada. Khusus kursi senat dari Alaska, hampir dipastikan akan tetap diduduki Republikan. Sebab, dua calon teratas merupakan politisi Republikan.
Dengan Alaska, Republikan mengamankan 49 kursi. Padahal, sebelum hari pemungutan suara, Republikan berharap meraih hingga 55 kursi Senat. Di Georgia, meski penghitungan suara belum selesai, Demokrat dan Republikan sama-sama sudah bersiap untuk pemungutan suara ulang.
Sementara di Nevada, belum ada persiapan pemungutan suara ulang. Sampai Jumat, baru 88 persen surat suara diterima dan dihitung. Berbeda dengan negara bagian lain, panitia pemungutan suara di Nevada mengirimkan surat suara ke alamat semua pemilih terdaftar. Sebagian surat suara itu sudah dikembalikan melalui pos. Sebagian lagi dikembalikan saat pemilih memberi suara di tempat pemungutan suara. Sebagian lagi belum diketahui nasibnya.
Panitia akan menunggu semua surat suara sampai 17 November 2022. Semua surat suara yang dikirim paling telat 8 November 2022 dan diterima panitia paling lambat 17 November 2022 akan dihitung. Surat suara yang tidak sesuai kriteria itu tidak dihitung. (AP/REUTERS)