Sejumlah Politisi Dukungannya Rontok, Tuah Trump Meredup
Dari perhitungan sementara saat ini, Demokrat bisa saja hanya meraih 50 kursi dan tetap jadi mayoritas di Senat. Ada sorotan terkait kekalahan sejumlah politisi yang didukung Trump.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
WASHINGTON, RABU — Sejumlah politisi Amerika Serikat yang disokong mantan Presiden Donald Trump kalah dalam pemilu sela, Selasa (8/11/2022). Di sejumlah daerah pemilihan, ada kemungkinan pemungutan suara diulang karena tidak ada calon yang mendapat cukup suara.
Trump, Presiden AS 2017-2021, menyokong hampir 300 politisi. Mereka mencalonkan diri sebagai gubernur, senator, anggota DPR, anggota parlemen negara bagian, dan pejabat negara bagian. Sejauh ini dipastikan 4 calon senator, 8 calon anggota DPR, dan 9 calon gubernur yang disokong Trump kalah. Sisanya menang dengan perolehan suara beragam.
Di Pennsylvania, calon gubernur (cagub) dan calon senator sokongan Trump kalah. Di sana, ia menyokong Doug Mastriano sebagai cagub dan Mehmet Oz sebagai calon senator. Oz adalah dokter yang dikenal karena acara bincang televisi bernama ”Dr Oz”.
Popularitas pribadi dan sokongan Trump tidak cukup membuat Oz menang di pemilihan calon senator Dapil Pennsylvania. Ia dikalahkan politisi Demokrat yang lama tinggal di sana, John Fetterman.
Mereka memperebutkan kursi kosong setelah senator sebelumnya, Pat Toomey, memutuskan tidak mencalonkan ulang. Toomey adalah senator Republikan dari Dapil Pennsylvania sejak 2011. Ia salah satu senator Republikan yang mendukung pemakzulan Trump.
”Semalam adalah tanda sebaiknya Trump tidak dicalonkan pada 2024. Dia menghilangkan sejumlah peluang kursi Republikan karena menyokong calon yang kurang bagus,” kata Sarah Matthews, wakil juru bicara Gedung Putih pada masa pemerintahan Trump.
Ia merujuk pada isu Trump akan mengumumkan pencalonan kembali sebagai presiden AS di pemilu 2024. Sejumlah pihak menduga, Trump menunggu hasil pemilu sela sebelum mengumumkan rencana itu.
Republikan, menurut Matthews, bisa menang di banyak dapil andaisaja calonnya lebih berkualitas. Sayangnya, calon-calon itu kalah dalam seleksi internal partai. Sebab, Trump meminta Republikan memilih calon yang disokongnya. ”Sekarang jelas, Trump bukan pemenang dan kualitas kandidat amat penting,” kata Matthews.
Perolehan
Kemenangan Fetterman merupakan salah satu alasan Demokrat sudah meraih 48 dari 100 kursi senat. Hingga Rabu malam WIB, tersisa lima kursi Senat yang belum jelas pengisinya. Kursi itu tersebar di Alaska, Arizona, Nevada, Wisconsin, dan Georgia.
Di Alaska, Georgia, dan Nevada belum ada calon meraih suara sekurangnya 50 persen. Karena itu, ada peluang pemungutan suara ulang di sana pada akhir November hingga awal Desember 2022. Khusus Alaska, pemungutan suara ulang sekalipun akan tetap membuat Republikan punya tambahan senator. Sebab, perolehan suara tertinggi didapat sejumlah calon dari partai itu.
Menurut CNN dan Associated Press (AP), Republikan berpeluang memenangi kursi senat di Wisconsin. Sebaliknya, di Arizona, Demokrat berpeluang menang. Namun, baru 68 persen suara di Arizona yang sudah dihitung.
Seperti pada pemilu sebelumnya, sebagian pemilih AS memberi suara lewat surat suara yang dikirimkan melalui pos. Butuh waktu sampai akhirnya surat itu diterima dan dihitung panitia pemungutan suara. Karena itu, di Arizona dan sejumlah dapil lain ada peluang hasil akhir baru akan diketahui beberapa hari mendatang.
Sementara di ratusan dapil lain, hasil akhir segera diketahui. Sejauh ini, menurut CNN dan AP, 199 dari 435 kursi DPR AS diduduki Republikan. Sementara Demokrat baru mengamankan paling banyak 188. Untuk bisa menjadi mayoritas di DPR, partai harus menduduki sekurangnya 218 kursi.
Sementara di Senat, perlu sekurangnya 51 kursi. Khusus saat ini, Demokrat bisa saja hanya meraih 50 kursi dan tetap jadi mayoritas. Sebab, menurut konstitusi AS, Wakil Presiden AS sekaligus jadi ketua Senat dan punya hak suara. Dengan demikian, Demokrat praktis kembali menjadi mayoritas di Senat jika menang di Arizona dan Georgia.
Persaingan di DPR
Ketua Fraksi Republikan di DPR AS, Kevin McCarthy, optimistis ia akan menggantikan Nancy Pelosi sebagai ketua DPR. ”Kita memperluas partai ini. Masyarakat AS siap pada (fraksi) mayoritas yang menawarkan arah baru untuk mengembalikan AS pada jalur yang benar,” kata dia.
Pelosi juga optimistis. ”Jelas, anggota fraksi Demokrat sukses melebihi harapan. Semua suara harus dihitung,” kata dia.
Sejumlah dapil memang sangat sulit menentukan siapa pemenangnya. Sebab, perolehan suara amat ketat dan belum semua surat suara dihitung. Sebagian karena petugas sudah kelelahan, sebagian karena surat suaranya belum tiba.
Demokrat dan Republikan sama-sama berpendapat tidak ada ”tsunami merah”. Istilah itu untuk menggambarkan akan banyak kursi Demokrat direbut Republikan dalam pemilu sela. Pada pemilihan senator, justru Demokrat bisa merebut kursi yang satu dekade terakhir diduduki Republikan. Sementara di DPR, masing-masing partai mempertahankan kursinya.
”Tidak ada 'gelombang merah',” kata Mayra Flores, politisi Republikan yang dikalahkan Vicente Gonzalez yang diusung Demokrat.
Politisi Demokrat yang juga menang di Florida adalah Maxwell Frost. ”Jelas, tidak ada gelombang merah di sini,” kata politisi berusia 25 tahun itu.
Sementara politisi Republikan di Georgia, Geoff Duncan, menyesali calon senator Republikan di sana, Herschel Walker, tidak bisa menang telak. ”Saya pikir, banyak Republikan, termasuk saya, berharap andaisaja calon Republikan bukan Walker,” kata dia kepada CNN. (AFP/REUTERS)