Presiden Jokowi: Indonesia Siap Terima Tamu-tamu G20
Tujuh hari menjelang pelaksanaan KTT G20 di Bali, Presiden Jokowi menegaskan kesiapan Indonesia menerima para tamu perhelatan yang akan digelar pada 15-16 November 2022 tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia siap menerima tamu-tamu Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan digelar di Provinsi Bali pada 15-16 November 2022. Hal ini disampaikan Kepala Negara seusai meninjau langsung sejumlah tempat yang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan KTT G20 tersebut.
Jadi ini sudah H-7, saya sudah cek dari pagi tadi sampai titik-titik yang paling kecil sudah kita cek semuanya dan saya ingin menyatakan kita siap menerima tamu-tamu G20.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa sampai Selasa ini sebanyak 17 kepala negara atau kepala pemerintahan menyatakan hadir pada KTT G20 di Bali. Mereka di antaranya Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. ”Sudah, itu yang sudah pasti 17,” kata Presiden.
Sehubungan kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Jokowi menuturkan bahwa dirinya beberapa waktu lalu sudah berbicara lewat telepon dengan keduanya. ”Beberapa hari yang lalu saya juga sudah bertelepon, berbicara lewat telepon, dengan Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy. Beliau menyampaikan akan hadir kalau kondisinya memungkinkan,” kata Presiden Jokowi.
Ketika ditanya lebih lanjut maksud dari ”kondisi memungkinkan” itu seperti apa, Presiden Jokowi menjawab, ”Ya, tanya ke beliau. Beliau yang menyampaikan, kok, bahwa beliau akan hadir apabila kondisinya memungkinkan. Tapi kalau ndak, nanti, misalnya seperti kemarin Presiden Zelenskyy mungkin akan minta virtual,” katanya.
Presiden Jokowi menuturkan, dalam posisi normal, para kepala negara ataupun kepala pemerintahan yang hadir dalam KTT G20 berkisar 17-18 orang. ”Saya kira dalam posisi normal itu biasa yang hadir juga 17-18. (Sekarang) ini posisi yang tidak normal, dunia sangat sulit. Semua negara sangat sulit. Kalau kehadirannya sampai sejumlah itu, saya kira juga sangat bagus. Sangat bagus,” kata Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Persiapan protokoler
Sebelumnya, secara terpisah, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menuturkan, pihaknya bertugas menyiapkan infrastruktur dan logistik KTT G20 yang dimulai saat delegasi tiba di bandara hingga kepulangan mereka. Terkait penyambutan, misalnya, ada pengaturan mengenai jadwal kedatangan hingga parkir semua pesawat tamu negara yang akan hadir.
”(Untuk) parkir, kami tidak hanya menggunakan bandara yang ada di Bali, tapi juga menggunakan bandara-bandara lain di seluruh Indonesia, sampai dengan Makassar,” kata Setya Utama saat konferensi pers #G20Updates: Persiapan Protokoler Acara KTT G20, Senin (7/11/2022).
Saat delegasi datang, terutama dari VVIP, akan disambut pasukan penyambut dari Pasukan Pengamanan Presiden. Para delegasi yang hadir tersebut akan disambut dengan tari pendet, tarian tradisional Bali, sebelum mereka diantar ke hotel masing-masing.
Ada delegasi yang akan datang pada tanggal 13 November 2022 dan ada yang 14 November 2022. Mereka akan disambut rangkaian kendaraan listrik yang akan mengantar ke hotel. ”Jadi, ini showcase bagi komitmen Indonesia untuk menggunakan kendaraan listrik,” kata Setya.
Setya menuturkan, di setiap KTT, apalagi yang berskala besar seperti G20, selalu ada dinamika permintaan fasilitas, akomodasi khusus karena mereka membawa rombongan dalam jumlah besar. Ada juga yang meminta fasilitas untuk diberikan kendaraan keras atau kendaraan antipeluru.
”Kami sarankan, bagi mereka yang punya, mereka bisa membawa sendiri itu. Atau kami menyediakan, tapi sangat terbatas jumlahnya. Jadi, kita punya beberapa kendaraan keras, antipeluru, dan kita berikan kepada mereka. Tentu saja first come first serve, jadi mereka yang meminta lebih dahulu kita berikan,” ujar Setya.
Terkait jumlah delegasi, Setya menuturkan, negosiasi terus dilakukan untuk menyesuaikan dengan daya tampung dan agar lalu lintas di sekitar Nusa Dua, khususnya, tidak macet karena banyaknya delegasi yang hadir.
Setya mengutarakan, venue utama perhelatan KTT G20 di The Apurva Kempinski Bali. Pada hari pertama, 15 November 2022, akan ada working session pertama bertema ”Food and Energy Security” yang berlangsung sejak pagi hingga siang.
Acara dilanjutkan dengan luncheon dan ditutup working session kedua sampai sore hari dengan tema ”Global Health Architecture”. Di hari pertama nanti juga akan ada welcoming dinner di Garuda Wisnu Kencana.
element of surprise
Di hari kedua, Setya menuturkan, agenda dimulai dengan side event penanaman bakau di Tahura Mangrove. Seusai acara yang dimulai pagi hari tersebut, pada siang sampai sore ada working session ketiga, yakni setelah makan siang, dengan tema ”Transformasi Digital”.
”Di sela-sela working session tiga ini, tentu saja akan banyak bilateralmeeting. Saya tambahkan, di hari pertama juga banyak bilateral meeting. Dan, kita sudah siapkan banyak ruangan bilateralmeeting (di hari pertama) dan juga di hari kedua. Di akhir working session ketiga ini, sore harinya, akan diakhiri dengan serah terima Presidensi G20 dari Indonesia kepada India,” katanya.
Mudah-mudahan substansi yang dihasilkan nanti (adalah) yang menjadi keinginan bukan hanya masyarakat Indonesia, melainkan juga masyarakat dunia.
Dan, di akhir semua perhelatan KTT G20 di Indonesia, Setya mengatakan, akan diakhiri dengan press briefing oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menyampaikan kepada dunia hasil-hasil pertemuan selama dua hari di Bali tersebut. ”Mudah-mudahan substansi yang dihasilkan nanti (adalah) yang menjadi keinginan bukan hanya masyarakat Indonesia, melainkan juga masyarakat dunia,” ujarnya.